Musa
memperlihatkan dua mukjizat kepada Fir'aun
Menjawab tentangan
Fir'aun yang menuntut bukti atas kebenarannya Musa dengan serta-merta
meletakkan tongkat mukjizatnya di atas yang segera menjelma menjadi seekor ular
besar yang melata menghala ke Fir'aun. Karena ketakutan melompat lari dari
singgahsananya melarikan diri seraya berseru kepada Musa: " Hai Musa demi
asuhanku kepadamu selama delapan belas tahun panggillah kembali ularmu
itu." Kemudian dipeganglah ular itu oleh Musa dan kembali menjadi tongkat
biasa.
Berkata Fir'aun kepada Musa setelah hilang dari rasa heran dan takutnya:
"Adakah bukti yang dapat engkau tunjukkan kepadaku?"
"Ya, lihatlah." Musa menjawab serta memasukkan tangannya ke dalam
saku bajunya. Kemudian tatkala tangannya dikeluarkan dari sakunya, bersinarlah
tangan Musa itu menyilaukan mata Fir'aun itu dan orang-orang yang sedang berada
disekelilingnya.
Fir'aun sebagai raja yang menyatakan dirinya sebagai tuhan tentu tidak akan
mudah begitu saja menyerah kepada Musa bekas anak pungutnya walaupun kepadanya
telah diperlihatkan dun mukjizat. Ia bahkan berkata kepada kaumnya yang ia
khuatir akan terpengaruh oleh kedua mukjizat Musa itu bahwa itu semuanya adalah
perbuatan sihir dan bahwa Musa dan Harun adalah ahli sihir yang mahir yang
datang dengan maksud menguasai Mesir dan para penduduknya akan kekuatan dengan
sihirnya itu.
Fir'aun dianjurkan oleh penasihatnya yang dikepalai oleh Haman agar mematahkan
sihir Musa dan Harun itu dengan mengumpulkan ahli-ahli sihir yang terkenal dari
seluruh daerah kerajaan untuk bertanding melawan Musa dan Harun. Anjuran mana
disetujui oleh Fir'aun yang merasa itu adalah fikiran yang tepat dan jalan yang
terbaik untuk melumpuhkan kedua mukjizat Allah yang oleh mereka dianggapnya
sebagai sihir. Anjuran itu lalu ditawarkan kepada Musa yang seketika tanpa
ragu-ragu sedikit pun menerima tentangan Fir'aun untuk beradu dan bertanding
melawan ahli-ahli sihir. Musa berkeyakinan penuh bahwa dengan perlindung Allah
ia akan keluar sebagai pemenang dalam pertarungan itu, pertandingan antara
perbuatan sihir yang diilham oleh syaitan melawan mukjizat yang dikurniakan
oleh Allah.
Pada suatu hari raya kerajaan telah bersetuju untuk mengadakan hari
pertandingan sihir maka berduyun-duyunlah penduduk kota menuju ke tempat yang
telah ditentukan untuk menyaksikan perlumbaan kepandaian menyihir yang buat
pertama kalinya diadakan di kota Mesir. Juga sudah berada di tempat ahli-ahli
sihhir yang terpandai yang telah dikumpulkan dari seluruh wilayah kerajaan
masing-masing membawa tongkat , tali dan lain-lain alat sihirnya. Mrk cukup
bersemangat dan akan berusaha sepenuh kepandaian mrk untuk memenangi
pertandingan. Mrk telah memperolhi janji dari Fir'aun akan diberi hadiah dan
wang dalam jumlah yang besar bila berhasil mengalahkan Musa dengan mematahkan
daya sihirnya.
Setelah segala sesuatu selesai disiapkan dan masing-masing pembesar negeri
sudah mengambil tempatnya mengelilingi raja Fir'aun yang telah duduk di atas
kursi singgahsananya maka dinyatakanlah pertandingan dimulai. Kemudian atas
persetujuan Musa dipersilakan para lawannya beraksi lebih dahulu mempertujukan
kepandai sihirnya.
Segeralah ahli-ahli sihir Fir'aun menujukan aksinya melemparkan tongkat dan
tali-temali mrk ke tengah-tengah lapangan . Musa merasa takut ketika terbayang
kepadanya bahwa tongkat-tongkat dan tali-tali itu seakan-akan ular-ular yang
merayap cepat. Namun Allah tidak mebiarkan hamba utusan-Nya berkecil hati
menghadapi tipu-daya orang-orang kafir itu. Allah berfirman kepada Musa disaat
ia merasa cemas itu: "Janganlah engkau merasa takut dan cemas hai Musa!
engkau adalah yang lebih unggul dan akan menang dalam pertandingan ini.
Lemparkanlah yang ada ditanganmu segera."
Para ahli-ahli sihir yang pandai dalam bidangnya itu tercengang ketika melihat
ular besar yang menjelma dari tongkat Nabi Musa dan menelan ular-ular dan
segala apa yang terbayangsebagai hasil tipu sihir mrk. Mrk segera menyerah
kalah bertunduk dan bersujud {kepada Allah} dihadapan Musa seraya berkata:
"Itu bukanlah perbuatan sihir yang kami kenal yang diilhamkan oleh syaitan
tetapi sesuatu yang digerakkan oleh kekuatan ghaib yang mengatakan kebenaran
kata-kata Musa dan Harun maka tidak ada alasan bagi kami untuk tidak
mempercayai risalah mereka dn beriman kepada Tuhan mereka sesudah apa yang kami
lihat dan saksikan dengan mata kepala kami sendiri."
Fir'aun raja yang congkak dan sombong yang menuntut persembahan dari rakyatnya
sebagai tuhan segera membelalakkan matanya tanda marah dan jengkel melihat
ahli-ahli sihirnya begitu cepat menyerah kalah kepada Musa bahkan menyatakan
beriman kepada Tuhannya dan kepada kenabiannya serta menjadi
pengikut-pengikutnya. Tindakan mereka itu dianggapnya sebagai pelanggaran
terhadap kekuasaannya, penentangan terhadap ketuhanannya dan merupakan suatu
tamparan bagi kewibawaan serta prestasinya. Ia berkata kepada mrk: "Adakah
kamu berani beriman kepada Musa dan menyerah kepada keputusannya sebelum aku
izinkan kepada kamu?" Bukankah ini suatu persekongkolan drp kamu
terhadapku? Musa dpt mengalah kamu sebab ia mungkin guru dan pembesar yang telah
mengajarkan seni sihir kepadamu dan kamu telah mengatur bersama-samanya
tindakan yang kamu sandiwarakan di depanku hari ini. Aku tidak akan tinggal
diam menghadapi tindakan khianatmu ini. Akanku potong tangan-tangan dan
kaki-kakimu serta akanku salibkan kamu semua pada pangkal pohon kurma sebagai
hukuman dan balasan bagi tindakan khianatmu ini."
Ancaman Fir'aun itu disambut mrk dengan sikap dingin dan acuh tak acuh. Karena
Allah telah membuka mata hati mereka dengan cahaya iman sehingga tidak akan
terpengaruh dengan kata-kata kebathilan yang menyesatkan atau ancaman Fir'aun
yang menakutkan. Mrk sebagai-orang-orang yang ahli dalam ilmu dan seni sihir
dpt membedakan yang mana satu sihir dan yang mana bukan. Maka sekali mrk
diyakinkan dengan mukjizat Nabi Musa yang membuktikan kebenaran kenabiannya
tidaklah keyakinan itu akan dpt digoyahkan oleh ancaman apa pun. Berkata mereka
kepada Fir'aun menanggapi ancamannya: "Kami telah memdpat bukti-bukti yang
nyata dan kami tidak akan mengabaikan kenyataan itu sekadar memenuhi kehendak
dan keinginanmu. Kami akan berjalan terus megikut jejak dan tuntutan Musa dan
Harun sebagai pesuruh oleh yang benar. Maka terserah kepadamu untuk memutuskan
apa yang engkau hendak putuskan terhadap diri kami. Keputusan kamu hanya
berlaku di dunia ini sedang kami mengharapkan pahala Allah di akhirat yang
kekal dan abadi."
Bacalah tentang isi cerita di atas dalam surah "Asy-Syu'ara" ayat
32 sehingga ayat 51 juz 19 sebagai berikut :~
"32~ Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu {menjadi
ular}. 33~ Dan ia menarik tangannya {dr dalam saku bajunya} maka tiba-tiba
tangan itu menjadi putih {bersinar} bagi orang-orang yang melihatnya. 34~
Fir'aun berkata pembesar-pembesar yang berada di sekelilingnya:
"Sesungguhnya Musa itu benar-benar seorang ahli sihir yang pandai, 35~ ia
hendak mengusir kamu dari negeri kamu sendiri dengan sihirnya maka karena itu
apakah yang kamu anjurkan?" 36~ Mrk menjawab: "Tundalah {urusan} dia
dan saudaranya dan kirimlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan
mengumpulkan {ahli sihir}, 37~ nescaya mereka akan mendatangkan semua ahli
sihir yang pandai kepadamu". 38~ Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada
waktu yang ditetapkan di hari yang maklum, 39~ dan dikatakan kepada orang
ramai: "Berkumpullah kamu sekalian, 40~ semoga kita mengikuti ahli-ahli
sihir, jika mereka adalah orang-orang yang menang". 41~ Maka tatkala
ahli-ahli sihir dtg , mrk pun bertanya kepada Fir'aun: "Apakah kami
sungguh-sungguh mendpt upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?"
42~ Fir'aun menjawab: "Ya, kalu demikian, sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan {kepadaku}". 43~ Berkatalah
Musa kepada mrk: "Jatuhkalah apa yang kamu hendak jatuhkan". 44~ Lalu
mrk menjatuhkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka lalu berkata: "
Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami akan benar-benar akan menang".
45~ kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda
palsu yang mereka ada-adakan itu. 46~ Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil
bersujud {kepada Allah}, 47~ mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan
semesta alam , 48~ yaitu Tuhan Musa dan Harun". 49~ Fir'aun berkata:
"Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelumaku memberi izin
kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajar sihir kepadamu,
maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui {akibat perbuatanmu},
sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku
akan menyalibmu semuanya". 50~ Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan
{kepada kami}, sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami, 51~
sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan
kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama sekali beriman."
{Asy-Syu'ara : 32 ~ 51 }
Fir'aun tetap keras kepala dan semakin bingung
Nabi Musa yang telah
mengalahkan ahli-ahli sihir dengan kedua mukjizatnya makin meluas pengaruhnya,
sedan Fir'aun dengan kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan
kehormatannya menurun. ia khuatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan
akan mengancam keselamatan kerajaannya serta kekekalan mahkotanya. Para
penasihat dan pembantu-pembantu terdekatnya tidak berusaha menghilangkan rasa
kecemasan dan kekhuatirannya, tetapi mereka sebaliknya makin membakar dadanya
dan makin menakutu-nakutinya. Mrk berkata kepadanya: "Apakah engkau akan
terus membiarkan Musa dan kaumnya bergerak secara bebas dan meracuni rakyat
dengan amcam-macam kepercayaan dan ajaran-ajaran yang menyimpang dari apa yang
telah kita warisi dari nenek-moyang kita? Tidakkah engkau sedar bahwa rakyat
kita makin lama makin terpengaruh oleh hasutan-hasutan Musa. sehingga
lama-kelamaan nescaya kita dan tuhan-tuhan kita akan ditinggalkan oleh rakyat
kita dan pada akhirnya akan hancur binasalah negara dan kerajaanmu yang megah
ini."
Fir'aun menjawab: "Apa yang kamu huraikan itu sudah menjadi perhatiku
sejak dikalahkannya ahli-ahli sihir kita oleh Musa. Dan memang kalau kita
membiarkan Musa terus melebarkan sayapnya dan meluaskan pengaruhnya di kalangan
pengikut-pengikutnya yang makin lama makin bertambah jumlahnya, pasti pada
akhirnya akan merusakkan adab hidup masyarakat negara kita serta membawa
kehancuran dan kebinasaan bagi kerajaan kita yang megah ini. karenanya aku
telah merancang akan bertindak terhadap Bani Isra'il dengan membunuh setiap
orang lelaki dan hanya wanita sahaja akanku biarkan hidup."
Rancangan jahat fir'aun diterapkan oleh pegawai dan kaki tangan kerajaannya.
Aneka ragam gangguan dan macam-macam tindakan kejam ditimpakan atas Bani Isra'il
yang memang menurut anggapan masyarakat, mereka itu adalah rakyat kelas kambing
dalam kerajaan Fir'aun yang zalim itu. Dengan makin meningkatnya kezaliman dan
penindasan yang mereka terima dari alat-alat kerajaan Fir'aun, datanglah Bani
Isra'il kepada Nabi Musa, mengharapkan pertolongan dan perlindungannya. Nabi
Musa tidak dpt berbuat byk pada masa itu bagi Bani Isra'il yang tertindas dan
teraniaya. Ia hanya menenteramkan hati mereka, bahwa akan tiba saatnya kelak,di
mana mrk akan dibebaskan oleh Allah dari segala penderitaan yang mrk alami.
Dianjurkan oleh Nabi Musa agar mereka bersabar dan bertawakkal seraya memohon
kepada Allah agar Allah memberikan pertolongan dan perlindungan-Nya karena
Allah telah menjanjikan akan mewariskan bumi-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
soleh, sabar dan bertakwa!
Fir'aun bertujuan melemahkan kedudukan Nabi Musa dengan tindakan kejamnya
terhadap Bani Isra'il yang merupakan kaumnya, bahkan tulang belakang Nabi Nusa.
Akan tetapi gerak dakwah Nabi Musa tidak sedikit pun terhambat oleh tindakan
Fir'aun itu. Demikian pula tidak seorang pun drp pengikut-pengikutnya yang
terpengaruh dengan tindakan Fir'aun itu. Sehingga tidak menjadi luntur iman dan
keyakinan mrk yang sudah bulat terhadap risalah Musa.
Karena sasaran yang dituju dengan tindakan kekejaman yang tidak
berperikamanusiaan itu tidak tercapai dan tidak dpt menerima dakwah Nabi Musa
dan para pengikutnya, yang dilhatnya bahkan semakin bersemangat menyiarkan
ajaran iman dan tauhid, maka Fir'aun tidak mempunyai pilihan selain harus
menyingkirkan orang yang menjadi pengikutnya, yaitu dengan membunuh Nabi Musa.
Fir'aun memanggil para penasihat dan pembesar-pembesar kerajaannya untuk
bermesyuarat dan merancang pembunuhan Musa. Di antara mereka yang di undang itu
terdapat seorang mukmin dari Keluarga Fir'aun yang merahsiakan imannya.
Di tengah-tengah perdebatan dan perundingan yang berlangsung dalam pertemuan
yang diadakan oleh Fir'aun untuk membincangkan cara pembunuhan Nabi Musa itu,
bangkitlah berdiri mukmin itu mengucapkan pembelaannya terhadap Nabi Musa dan
nasihat serta tuntunan bagi mereka yang hadir. Ia berkata: "Apakah kamu
akan membunuh seseorang lelaki yang tidak berdosa, hanya berkata bahwa Allah
adalah Tuhannya? Padahal ia menyatakan iman dan kepercayaannya itu kepada kamu
bukan tanpa dalil dan hujjah. Ia telah mempertunjukkan kepada kamu bukti-bukti
yang nyata untuk menyakinkan kamu akan kebenaran ajarannya. Jika andainya dia
seorang pendusta, maka dia sendirilah yang akan menanggung dosa akibat
dustanya. Namun jika ia adalah benar dalam kata-katanya, maka nescaya akan
menimpa kepada kamu bencana azab yang telah dijanjikan olehnya. Dan dalam
keadaan yang demikian siapakah yang akan menolong kamu dari azab Allah yang
telah dijanjikan itu?"
Fir'aun memotong pidato orang mukmin itu dengan berkata: "Rancanganku
harus terlaksana dan Musa harus dibunuh. Aku tidak mengemukan kepadamu
melainkan apa yang aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kepadamu
melainkan jalan yang benar, jalan yang akan menyelamatkan kerajaan dan negara."
Berucap orang mukmin dari keluarga Fir'aun itu melanjutkan: "Sesungguhnya
aku khuatir, jika kamu tetap berkeras kepala dan enggan menempuh jalan yang
benar yang dibawa oleh para nabi-nabi, bahwa kamu akan ditimpa azab dan seksa
yang membinasakan , sebagaimana telah dialami oleh kaum Nuh, kaum Aad, kaum
Tsamud dan umat-umat yang datang sesudah mereka. Apa yang telah dialami oleh
kaum-kaum itu adalah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka karena Allah
tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya".
Mukmin itu meneruskan nasihatnya:"Wahai kaumku! Sesungguhnya aku khuatir
kamu akan menerima seksa dan azab Tuhan di hari qiamat kelak, di mana kamu akan
berpaling kebelakang, tidak seorang pun akan dapat menyelamatkan kamu itu dari
seksa Allah. Hai kaum ikutilah nasihatku, aku hanya ingin kebaikan bagimu dan
mengajak kamu ke jalan yang benar. Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini
hanya merupakan kesenangan sementara, sedangkan kesenangan dan kebahagiaan yang
kekal adalah di akhirat kelak."
Orang mukmin dari keluarga Fir'aun itu tidak dpt mengubah sikap Fir'aun dan
pengikut-pemgikutnya, walaupun ia telah berusaha dengan menggunakan kecekapan
berpidatonya dan susunan kata-katanya yang rapi, lengkap dengan contoh-contoh
dari sejarah umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena
perbuatan dan pembangkangan mereka sendiri.
Fir'aun dan pengikut-pengikutnya bahkan menganjurkan kepada orang mukmin itu,
agar meninggalkan sikapnya yang membela Musa dan menyetujui rancangan jahat mereka.
Ia dinasihat untuk melepaskan pendiriannya yang pro Musa dan mengabungkan diri
dalam barisan mereka menentang Musa dan segala ajarannya. Ia diancam dengan
dikenakan tindakan kekerasan bila ia tidak mahu mengubah sikap pro kepada Musa
secara suka rela.
Berkata orang mukmin itu menanggapi anjuran Fir'aun: "Wahai kaumku, sgt
aneh sekali sikap dan pendirianmu, aku berseru kepada kamu untuk kebaikan dan
keselamatanmu, kamu berseru kepadaku untuk berkufur kepada Allah dan
mempersekutukan-Nya dengan apa yang aku tidak ketahui, sedang aku berseru
kepadamu untuk beriman kepada Allah, Tuhan YAng Maha Esa, Maha Perkasa, lagi
Maha Pengampun. Sudah pasti dan tidak dapat diragukan lagi, bahwa apa yang kamu
serukan kepadaku itu tidak akan menolongku dari murka dan seksa Allah di dunia
mahupun di akhirat. Dan sesungguhnya kamu sekalian akan kembali kepada Allah
yang akan memberi pahala syurga bagi orang-orang yang soleh, bertakwa dan
beriman, sedang orang-orang kafir yang telah melampaui batas akan diberi
ganjaran dengan api neraka. Hai kaumku perhatikanlah nasihat dan peringatanku
ini. Kamu akan menyedari kebenaran kata-kataku ini kelak bila sudah tidak
berguna lagi orang menyesal atau merasa susah karena perbuatan yang telah
dilakukan. Aku hanya menyerahkan urusan ku dan nasibku kepada Allah. Dialah
Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat perbuatan dan kelakuan
hamba-hamba-Nya."
Bacalah tentang isi cerita di atas dalam surah "Al-A'raaf" ayat 127
sehingga ayat 129 juz 9 dan surah "Al-Mukmin" ayat 28 sehingga ayat
33 dan ayat 38 sehingga ayat 45 juz 24 sebagai berikut :~
"127~ Berkata pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun {kepada Fir'aun}:
"Apakah kamu akan membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakkan di
negeri ini {Mesir} dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?" Fir'aun
menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup
perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh ke atas
mereka". 128~ Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan
kepada Allah dan bersabarlah sesungguhnya bumi {ini} kepunyaan Allah
dipusakakannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan
kesusahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". 129~ Kaum Musa
berkata: "Kami telah ditindas {oleh Fir'aun} sebelum kamu datang kepada
kami dan sesudah kamu datang." Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah
membinasakan musuh-musuh kamu dan menjadikan kamu khalifah di bumi{-Nya} maka
Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." { Al-A'raaf : 127 ~ 129 }
"28~ Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut
Fir'aun yang mneyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh
seorang laki-laki karena dia menyatakan "Tuhanku ialah Allah" padahal
dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu.
Dan jika dia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung {dosa} dustanya itu
dan jika dia seorang yang benar, nescaya sebahagia {bencana} yang diancamkannya
kepadamu akan menimpamu." Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang
yang melampaui batas lagi pendusta. 29~ Hai kaumku utkmulah kerajaan pada hari
ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab
Allah jika azab itu menimpa kita?" Fir'aun berkata: "Aku tidak
mengemukakan kepadamu melainkan apa yang aku pandang baik dan aku tidak
menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar." 30~ Dan orang yang beriman
itu berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku khuatir kamu akan ditimpa
{bencana} seperti peristiwa {kehancuran} golongan yang bersekutu, 31~ {yakni}
seperti keadaan kaum Nuh, Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah
mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya.
32~ HAi kaumku, sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan seksaan hari
panggil-memanggil. 33~ {yaitu} hari {ketika} kamu {lari} berpaling kebelakang,
tidak ada bagimu seseorang pun yang menyelamatkan kamu dari {azab} Allah dan
siapa yang disesatkan Allah nescaya tidak ada baginya seorang pun yang akan
memberi petunjuk." { Al-Mukmin : 28 ~ 33 }
"38~ Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku ikutilah aku akan
menunjukkan kepadamu jalan yang benar. 39~ Hai kaumku! Sesungguhnya kehidupan
dunia ini hanyalah kesenangan {sementara} dan sesungguhnya akhirat itulah
negeri yang kekal. 40~ Barabg siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak
akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa yang
mengerja amal yang soleh baik laki-laki mahupun perempuan sedang ia dalam
keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki didalamnya
tanpa hisab. 41~ Hai kaumku! Bagaiman kamu ini, aku menyeru kamu kepada
keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka? 42~ {kenapa} kamu menyerukan
supaya kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidakku
ketahui padahal aku menyeru kamu {beriman} kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun?" 43~ Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku {beriman}
kepadanya tidak dpt memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia mahu pun di
akhirat. Dan sesungguhnya kembali kita adalah kepada Allah dan sesungguhnya
orang-orang yang melampaui batas, mrk itulah penghuni neraka. 44~ Kelak kamu
akan ingat kepada apa yang aku katakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusan
aku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. 45~
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka dan Fir'aun berserta
kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk." { Al-Mukmin : 38 ~ 45 }
Fir'aun menghina dan mengejek Musa
Selain tindakan
kekerasan yang ditimpakan ke atas Bani Isra'il kaumnya Nabi Musa, Fir'aun
melontarkan penghinaan dan kata-kata ejekan terhadap Nabi Musa dalam usahanya
memerangi dan membendung pengaruh Nabi Musa yang semakin beertambah semenjak ia
keluar sebagai pemenang dalam pertandingan melawan tukang-tukang sihir kaum
Fir'aun.
Berkata Fir'aun kepada pembesar-pembesar kerajaannya: "Biarkanlah aku
membunuh Musa dan biarlah ia memohon dari Tuhannya untuk melindunginya. Aku
ingin tahu sampai sejauh mana ia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan
biarlah ia membuktikan kebenaran kata-kata, bahwa Tuhannya akan melindunginya
dari segala tipu daya musuh-musuhnya."
Dalam lain kesempatan Fir'aun berkata kepada rakyatnya yang sudah diperhambakan
jiwanya, terbiasa memuja-mujanya, mengiakan kata-katanya dan mengaminkan segala
perintahnya: "Hai rakyatku! Tidakkah kamu melihat bahwa aku memiliki
kerajaan Mesir yang megah dan besar ini di mana sungai-sungai mengalir dibawah
telapak kakiku, sungai-sungai yang memberi kemakmuran hidup dan kebahagiaan
hidup bagi rakyatku? Dan tidakkah kamu melihat kekuasaanku yang luas dan ketaatan
rakyatku yang bulat kepadaku? Bukankah aku lebih baik dan lebih agung dari Musa
yang hina-dina itu yang tidak cekap menguraikan isi hatinya dan menerangkan
maksud tujuannya. Megapa Tuhannya tidak memakaikan gelang emas, sebagaimana
lazimnya orang-orang yang diangkat menjadi raja, pemimpin atau pembesar? Atau
mengapa ia tidak diiringi oleh malaikat-malaikat sebagai tanda kebesarannya dan
bukti kebenarannya bahwa ia adalah pesuruh Tuhannya?"
Kelompok orang yang mendengar kata-kata Fir'aun itu dengan serta-merta
mengiyakan dan membenarkan kata-kata rajanya serta menyatakan kepatuhan yang
bulat kepada segala titah dan perintahnya sebagai warga yang setia kepada
rajanya, namun zalim dan fasiq terhadap Tuhannya.
Dalam pd itu kesabaran Nabi Musa sampai pd puncaknya, melihat Fir'aun dan
pembantu-pambantunya tetap berkeras kepala menentang dakwahnya, mendustakan
risalahnya dan makin memperhebatkan tindakan kejamnya terhadap kaum Bani
Isra'il terutama para pengikutnya yang menyembunyikan imannya karena ketakutan daripada
kejaran Fir'aun dan pembalasannya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Maka
disampaikan oleh Nabi Musa kepada mrk bahwa Allah tidak akan membiarkan mereka
terus-menerus melakukan kekejaman, kezaliman dan penindasan terhamba-hamba-Nya
dan berkufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Akan ditimpakan oleh Allah kepada
mereka bila tetap tidak mahu sedar dan beriman kepada-Nya, bermacam azb dan
seksa di dunia semasa hidup mereka sebagai pembalasan yang nyata!
Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: "Ya Tuhan kami, engkau telah
memberi kepada Fir'aun dan kaum kerabatnya kemewahan hidup, harta kekayaan yang
meluap-luap dan kenikmatan duniawi, yang kesemua itu mengakibatkan mereka
menyesatkan manusia, hamba-hamba-Mu, dari jalan yang Engkau redhai dan tuntunan
yang Engkau berikan. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta-benda mereka dan kunci
matilah hati mereka. Mrk tidak akan beriman dan kembali kepada jalan yang benar
sebelum melihat seksaan-Mu yang pedih."
Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yang diperkenankan oleh Allah, maka
dilandakanlah kerajaan Fir'aun oleh krisis kewangan dan makanan, yang
disebabkan mengeringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah
dan ladang-ladang disamping serangan hama yang ganas yang telah menghabiskan
padi dan gandum yang sudah menguning dan siap untuk diketam.
Belumlagi krisis kewangan dan makanan teratasi datang menyusul bala banjir yang
besar disebabkan oleh hujan yang turun dengan derasnya, sehingga menghanyutkan
rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak. Dan
sebagai akibat dari banjir itu berjangkitlah bermacam-macam wabak dan penyakit
yang merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain. Kemudian
datanglah barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yang menyerbu ke dalam rumah-rumah
sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka,menghilangkan kenikmatan makan,
minum dan tidur, disebabkan menyusupnya binatang-binatang itu ke dalam
tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan di antara sela-sela pakaian mereka.
Pada waktu azab menimpa dan bencana-bencana itu sedang melanda berdatanglah
mereka kepada Nabi Musa minta pertolongannya demi kenabiannya, agar memohonkan
kepada Allah mengangkat bala itu dari atas mereka dengan perjanjian bahwa mrk
akan beriman dan menyerahkan Bani Isra'il kepada Nabi Musa sekirannya mereka
dpt ditolong dan terhindar dari azab bala itu.
Akan tetapi begitu bala-bala itu tercabut dari atas mrk dan hilanglah gangguan
yang diakibatkan olehnya, mrk mengingkari janji mereka dan kembali bersikap
memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yang terjadi bukanlah karena
doa dan permohonan Musa kepada Allah tetapi karena hasil usaha mrk sendiri.
Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 26 dari surah "Al-Mukmin" ;
ayat 51 sehingga ayat 54 surah "Az-Zukhruf" ; ayat 88 dan 89 surah
"Yunus" dan ayat 130 sehingga ayat 135 surah "Al-A'raaf"
sebagimana berikut :~
"Dan berkata Fir'aun {kepada pembesar-pembesarnya} "Biarlah aku
membunuh Musa, dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya
aku khuatir dia akan menukar agama atau menimbulkan kerusakan di muka
bumi." { Al-Mukmin : 26 }
"Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya {seraya} berkata: "Hai kaumku!
Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan {bukankah} sungai-sungai ini
mengalir dibawahku, maa apakah yang kamu tidak melihatnya? 52~ Bukankah aku
lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan
{perkataannya}? 53~ Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang emas, atau
malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya." 54~ Mak Fir'aun
mempergaruhi kaumnya {dengan perkataan itu} lalu mereka patuh kepadanya kerana
sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasiq." { Az-Zukhruf : 51 ~ 54 }
"88~ Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi
kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam
kehidupan dunia, Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan {manusia} dari
jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah
hati mereka maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat seksaan yang
pedih." 89~ Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan
permohonan kamu berdua sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan
janganlah sesekali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak
mengetahui." { Yunus : 88 sehingga 89 }
"130~ Dan sesungguhnya Kami telah menghukum {Fir'aun dan} kaumnya dengan
mendatangkan musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya
mereka mengambil pengajaran 131~ Kemudian apabila datang kepada mereka
kemakmuran mereka berkata: "Ini adalah kerana {usaha} kami." Dan jika
mereka ditimpa kesusahan mrk lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan
orang-orang yang berserta dengannya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka
itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakkan mereka tidak
mengetahui. 132~ Mrk berkata kepada Musa: Bagaiman kamu mendatangkan keterangan
kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka sesekali kami tidak
akan beriman kepadamu." 133.~ Maka Kami {Allah} kirimkan kepada mereka
taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas tetapi mrk
tetap menyombong diri dan mrk adalah kaum yang berdosa. 134~ Dan ketika mrk
ditimpa azab {yang telah diterangkan itu} mereka pun berkata: " Hai Musa,
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan {perantaraan} kenabian yang
diketahui oleh Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat
menghilangkan azab itu drp kami pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami
biarkan Bani Isra'il pergi bersamamu." 135~ Maka setelah Kami hilangkan
azab itu dari mrk hingga batas waktu yang mrk sampai kepadanya, tiba-tiba mrk
mengingkarinya." { Al-A'raaf : 130 ~ 135 }
Bani Isra'il
keluar dari Mesir
Bani Isra'il yang
cukup menderita akibat tindasan Fir'aun dan kaumnya cukup merasakan
penganiayaan dan hidup dalam ketakutan di bawah pemerintahan Fir'aun yang kejam
dan bengis itu, pada akhirnya sedar bahwa Musalah yang benar-benar dikirimkan
oleh Allah untuk membebaskan mereka dari cengkaman Fir'aun dan kaumnya. Maka
berduyun-duyunlah mereka datang kepada Nabi Musa memohon pertolongannya agar
mengeluarkan mereka dari Mesir.
Kemudian bertolaklah rombongan kaum Bani Isra'il di bawah pimpinan Nabi Musa
meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis. Dengan berjalan kaki dengan cepat
karena takut tertangkap oleh Fir'aun dan bala tenteranya yang mengejar mereka
dari belakang akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah
setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yang luas.
Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Isra'il
ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mrk dikejar
oleh Fir'aun dan bala tenteranya yang akan berusaha mengembalikan mereka ke
Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila mrk tertangkap, maka hukuman
matilah yang akan mereka terima dari Fir'aun yang zalim itu.
Berkatalah salah seorang dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha' bin Nun:
"Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?" Musuh berada di belakang kami
sedang mengejar dan laut berada di depan kami yang tidak dapat dilintasi tanpa
sampan. Apa yang harus kami perbuat untuk menyelamatkan diri dari kejaran
Fir'aun dan kaumnya?"
Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan kami
telah diperintahkan oleh Allah kepadaku, dan Dialah yang akan memberi jalan
keluar serta menyelamatkan kami dari cengkaman musuh yang zalim itu."
Pada saat yang kritis itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar
ketakutan, seraya menanti tindakan Nabi Musa yang kelihatan tenang sahaja,
turunlah wahyu Allah kepada Nabi-Nya dengan perintah agar memukulkan air laut
dengan tongkatnya. Maka dengan izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan
merupakan seperti gunung yang besar. Di antara kedua belahan air laut itu
terbentang dasar laut yang sudah mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi
Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya.
Setelah mrk sudah berada di bahagian tepi timur dalam keadaan selamat
terlihatlah oleh mereka Fir'aun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah
terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut
mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi Musa seolah-olah bertanya
apa yang hendak dia lakukan selanjutnya. Dalam pada itu Nabi Musa telah
diilhamkan oleh Allah agar bertenang menanti Fir'aun dan bala tenteranya turun
semua ke dasar laut. Karena takdir Allah tela mendahului bahwa mrk akan menjadi
bala tentera yang tenggelam.
Berkatalah Fir'aun kepada kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi mereka di
antara dua belah gunung air itu: "Lihat bagaimana lautan terbelah menjadi
dua, memberi jalan kepada kami untuk mengejar orang-orang yang melarikan diri
itu. Mrk mengira bahwa mrk akan dpt melepaskan dari kejaran dan hukumanku. Mrk
tidak mengetahui bahwa perintahku berlaku dan ditaati oleh laut, jgn lagi oleh
manusia. Tidakkah ini semuanya membuktikan bahwa aku adalah yang berkuasa yang
harus disembah olehmu?" Maka dengan rasa bangga dan sikap sombongnya
turunlah Fir'aun dan bala tenteranya ke dasar laut yang sudah mengering itu
melakukan gerak-cepatnya untuk menyusul Musa dan Bani Isra'il yang sudah berada
di tepi bahagian timur sambil menanti hukuman Allah yang telah ditakdirkan
terhamba-hamba-Nya yang kafir itu.
Demikianlah maka setelah Fir'aun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah
lautan yang membelah itu, jauh dari ke dua tepinya, tibalah perintah Allah dan
kembalilah air yang menggunung itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana
Fir'aun dengan sombongnya sedang memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan
Bani Isra'il. Terpendamlah mrk hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah
riwayat hidup Fir'aun dan kaumnya untuk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi
generasi- akan datang.
Pada detik-detik akhir hayatnya, seraya berjuang untuk menyelamatkan diri dari
maut yang sudah berada di depan matanya, berkatalah Fir'aun: "Aku percaya
bahwa tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Isra'il. Aku beriman pada
Tuhan mereka dan berserah diri kepada-Nya sebagai salah seorang muslim."
Berfirmanlah Allah kepada Fir'aun yang sedang menghadapi sakaratul-maut:
"Baru sekarangkah engkau berkata beriman kepada Musa dan berserah diri
kepada-Ku? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dpt menyelamatkan engkau dari maut?
Baru sekarangkah engkau sedar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat,
melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan
berbuat-sewenang-wenang, merusak akhlak dan aqidah manusia-manusia yang berada
di bawah kekuasaanmu. Terimalah sekarang pembalasan-Ku yang akan menjadi
pengajaran bagi orang-orang yang akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh
kasarmu untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragukan akan
kekuasaan-Ku."
Bani Isra'il pengikut-pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian Fir'aun. Mrk
masih terpengaruh dengan kenyataan yang ditanamkan oleh Fir'aun semasa ia
berkuasa sebagai raja bahwa dia adalah manusia luar biasa lain drp yang lain
dan bahwa dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati. Khayalan yang
masih melekat pd fikiran mrk menjadikan mrk tidak mahu percaya bahwa dengan
tenggelamnya, Fir'aun sudah mati. Mrk menyatakan kepada Musa bahwa Fir'aun
mungkin masih hidup namun di alam lain.
Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bahwa apa yang terfikir oleh mrk tentang
Fir'aun adalah suatu khayalan belaka dan bahwa Fir'aun sebagai orang biasa telah
mati tenggelam akibat pembalasan Allah atas perbuatannya, menentang kekuasaan
Allah mendustakan Nabi Musa dan menindaskan serta memperhambakan Bani Isra'il.
Dan setelah melihat dengan mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan
orang-orangnya terapung-apung di permukaan air, hilanglah segala tahayul mrk
tentang Fir'aun dan kesaktiannya.
Menurut catatan sejarah, bahwa mayat Fir'aun yang terdampar di pantai
diketemukan oleh orang-orang Mesir, lalu diawet hingga utuh sampai sekarang,
sebagai mana dpt dilihat di muzium Mesir.
Tentang isi cerita yang terurai di atas dapat di baca dalam surah
"Thaha" ayat 77 sehingga 79 ; surah "Asy-Syua'ra" ayat 60
sehingga 68 ; surah "Yunus" ayat 90 sehingga 92 sebagaimana berikut
:~
"77~ Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu
dengan hamba-hamba-Ku {Bani Isra'il} di malam hari, maka buatklah untuk mrk
jalan yang kering di laut itu, kamu tidak usah khuatir akan tersusul dan tidak
usah takut {akan tenggelam}." 78~ Maka Fir'aun dengan bala tenteranya mengejar
mrk, lalu mrk ditutup oleh laut yang menenggelamkan mrk. 79~ Dan Fir'aun telah
menyesatkan kaumnya dan tidak memberi peetunjuk." { Thaha : 77 ~ 79 }
"60~ Maka Fir'aun dan bala tenteranya dpt menyusuli mrk di waktu matahari
terbit. 61~ Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah
pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul;
sesungguhnya Tuhanku bersertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku. 63~
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan itu adalah
seperti golongan yang lain. 65~ Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang
bersertanya semuanya. 66~ Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. 67~
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang
besar {mukjizat} dan kebanyakkan mrk tidak beriman. 68~ Dan sesungguhnya
Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mulia Perkasa lai Maha Penyayang." {
Asy-Syu'ara : 60 ~ 68 }
"90~ Dan Kami memungkinkan Bani Isra'il melintasi lau, lalu mrk diikiti
oleh Fir'aun dan bala tenteranya, karena hendak menganiaya dan menindas
{mereka} hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia:
"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh
Bani Isra'il dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri {kepada
Allah}." 91~ Apakah sekarang {baru kamu percaya} padahal sesungguhnya kamu
telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakkan. 92~ Maka pada hari ini Kami akan selamatkan badanmu supaya kamu
dapat menjadi pengajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakkan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan
Kami." { Yunus : 90 ~ 92 }
Nabi Musa A.S. dan Bani Isra'il setelah keluar dari Mesir
Dalam perjalanan
menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan
setelah mereka merasa aman dari kejaran Fir'aun dan kaumnya. Bani Isra'il yang
dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat sekelompok orang-orang yang sedang
menyembah berhala dengan tekunnya. Berkatalah mrk kepada Nabi Musa: "Wahai
Musa, buatlah untuk kamu sebuah tuhan berhala sebagaimana mrk mempunyai
berhala-berhala yang disembah sebagai tuhan." Musa menjawab:
"Sesungguhnya kamu ini adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran
sihat. Persembahan mereka itu kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan
bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan
untuk kamu selain Allah yang telah memberikan kurnia kepada kamu, dengan
menyelamatkan kamu dari Fir'aun, melepaskan kamu dari perhambaannya dan
penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yang
lain.Sesungguhnya suatu permintaan yang aneh drp kamu, bahwa kamu akan mencari
tuhan selain Allah yang demikian besar nikmatnya atas kamu, Allah pencipta
langit dan bumi serta alam semesta. Allah yang baru saja kamu saksikan
kekuasaan-Nya dengan ditenggelamkannya Fir'aun berserta bala tenteranya untuk
keselamatan dan kelangsungan hidupmu."
Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra'il dilanjutkan ke Gurun Sinai di mana panas
matahari sgt teriknya dan sunyi dari pohon-pohon atau bangunan di mana orang
dpt berteduh di bawahnya. Atas permohonan Nabi Musa yang didesak oleh kaumnya
yang sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di atas mereka awan yang tebal
untuk mrk bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya matahari. Di
samping itu tatkala bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan
tidak mencukupi keperluan. Allah menurunkan hidangan makanan "manna"
- sejenis makanan yang manis sebagai madu dan "salwa" - burung
sebangsa puyuh dengan diiringi firman-Nya: "Makanlah Kami dari
makanan-makanan yang baik yang Kami telah turunkan bagimu."
Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air untuk
minum dan mandi di tempat yang tandus dan kering itu, Allah mewahyukan kepada
Musa agar memukul batu dengan tongkatnya. Lalu memancarlah dari batu yang
dipukul itu dua belas mata air, untuk dua belas suku bangsa Isra'il yang
mengikuti Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana
mereka mengambil keperluan airnya.
Bani Isra'il pengikut Nabi Musa yang sangat manja itu, merasa masih belum cukup
atas apa yang telah Allah berikan kepada mrk yang telah menyelamatkan mereka
dari perhambaan dan penindasan Fir'aun, memberikan mereka hidangan makanan dan
minuman yang lazat dan segar di tempat yang kering dan tandus mereka menuntut
lagi dari Nabi Musa agar memohon kepada Allah menurunkan bagi mereka apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, seperti ketimun, bawang
putih, kacang adas dan bawang merah karena mereka tidak puas dengan satu macam
makanan.
Terhadap tuntutan mereka yang aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: "Mahukah
kamu memperoleh sesuatu yang rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari
apa yang lebih baik yang telah Allah kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke
suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yang telah kamu inginkan dan kamu
minta."
Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah
"Al-A'raaf ayat 138 sehingga 140 dan 160 ; serta surah
"Al-Baqarah" ayat 61 yang berbunyi sebagai berikut :~
"138~ Dan Kami seberangkan Bani Isra'il ke seberang lautan itu, maka
setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka
{Bani Isra'il} berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan
{berhala} sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan {berhala}". Musa
menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui
{sifat-sifat Tuhan}". 139~ Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan
yang dianutnya dan akan batal yang selalu mereka kerjakan. 140~ Musa berkata:
"Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari Allah, padahal
Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat". { Al-A'raaf : 138 ~
140 }
"160~ Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya
berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air
kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Maka memancarlah
drpnya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum
masing-masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada
mereka manna dan salwa. {Kami berfirman}: "Makanlah baik-baik dari apa
yang Kami telah rezekikan kepadamu." Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi
merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri." { Al-A'raaf : 160 }
"61~ Dan ingatlah ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh
sabar {tahan} dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami
kepada Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan
bawah merahnya." Musa berkata: "Mahukah kamu mengambil sesuatu yang
rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti
kamu memperolehi apa yang kamu minta." { Al-Baqarah : 61 }
Musa bermunajat dengan Allah
Menurut riwayat
sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah
berjanji kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang dapat
digunakan sebagai pedoman hidup yang akan memberi bimbingan dan sebagai
tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dengan sesama manusia
dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kepada
Allah. Di dalam kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yang
halal dan haram, perbuatan yang baik yang diredhai oleh Allah di samping
perbuatan-perbuatan yang mungkar yang dapat mengakibatkan dosa dan murkanya
Tuhan.
Maka setelah perjuangan menghadapi Fir'aun dan kaumnya yang telah tenggelam
binasa di laut, selesai, Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberinya sebuah
kitab suci untuk menjadi pedoman dakwah dan risalahnya kepada kaumnya. Lalu
Allah memerintahkan kepadanya agar untuk itu ia berpuasa selama tiga puluh hari
penuh, iaiut semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana
ia akan diberi kesempatan bermunajat dengan Tuhan serta menerima kitab penuntun
yang diminta.
Minggu, 23 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar