1. Makhluk Yang Mampu Hidup Pada Ruang Hampa
Setelah melihat foto di bawah ini, mungkin kebanyakan dari kamu akan
segera teringat dengan kata “beruang”. Tidak salah memang, tetapi
makhluk lucu ini bukan seekor beruang, ia bernama “Tardigrade”. Karena
kemiripannya dengan beruang, ia juga sering disebut dengan nama Beruang
air.
Berbeda dengan beruang darat yang bertubuh besar, makhluk ini hanya
memiliki panjang sekitar setengah milimeter. Ini membuatnya tidak
terlihat oleh mata telanjang.
Tapi ingat, jangan kamu menilainya hanya dari sekedar ukurannya saja.
Makhluk mikro ini termasuk salah satu makhluk hidup yang paling tangguh
di muka Bumi ini.
Ia memiliki kemampuan lebih, yaitu bisa masuk ke dalam kondisi diam
sempurna yang disebut “TUN”. Dalam kondisi tersebut, makhluk ini bisa
bertahan terhadap fluktuasi temperatur, bahkan yang paling ekstrim
sekalipun.
Pada tahun 2008, beberapa ekor Tardigrade ikut dikirim ke luar angkasa,
dan terbukti kalau mereka bahkan bisa bertahan di dalam ruang hampa
udara. Jadi, jika kita melepasnya ke ruang angkasa, ada kemungkinan
kalau makhluk ini bisa mengarunginya hingga menemukan tempat berdiam
yang cocok baginya.
2. Cacing Raksasa Pemakan Belerang
Makhluk ini hidup di tepi gunung api super panas jauh di dasar lautan.
Dan ia memakan belerang yang dibawa oleh bakteri lokal.
Cacing raksasa ini bisa bertumbuh hingga sepanjang 2,1 meter dan bisa
hidup 5 mil di bawah permukaan laut dalam kondisi tekanan yang ekstrim.
Tubuh mereka didominasi oleh warna merah. Ini karena banyaknya nadi yang
berisi darah di dalamnya.
Yang menarik dari cacing ini adalah kemampuannya bertahan terhadap panas
yang ekstrim dan masih tetap bisa menerima kebutuhan hidup yang cukup.
Dimanakah tempat yang cocok baginya di luar angkasa? Makhluk ini mungkin
bisa hidup di Venus, dimana terdapat sumber belerang yang luar biasa
banyak disana.
3. Cacing Yang Hidup di Es Metana
Jika melihat
bentuknya, mungkin kita akan teringat dengan salah satu makhluk dalam
film Alien. Namun, makhluk yang terlihat cukup mengerikan ini sebenarnya
adalah makhluk bumi.
Makhluk ini sesungguhnya adalah seekor cacing yang hidup di lempengan es
Metana, yang terdorong ke permukaan dari dasar laut di dekat pantai
Mexico. Es Metana adalah sebuah gas Hidrat yang terbentuk secara alami
pada tekanan tinggi dan temperatur rendah di dasar laut yang dalam.
Menurut para ahli dari Pennsylvania State University, penemuan cacing
ini telah membangkitkan berbagai spekulasi mengenai kehidupan di luar
angkasa.
Erin McMullin, salah satu peneliti yang turut menemukan cacing tersebut,
berkata, “Sangat menyenangkan ketika kita sibuk berspekulasi mengenai
kehidupan di planet lain, kita malah terus menemukan bentuk kehidupan
baru yang sepertinya bukan berasal dari planet Bumi.”
Lalu, jika kita memberikan sebuah tempat baru baginya di angkasa luar,
dimanakah tempat yang cocok baginya? Jawabannya adalah Titan, salah satu
bulan Saturnus.
Titan, terdapat lautan Metana yang berlapis-lapis. Jika kita menaruh
cacing ini di Titan, ada kemungkinan ia dapat bertahan hidup dengan
mendiami lapisan es tersebut.
4. Mikroba Antartika Pemakan Besi
Darah mengalir deras di Antartika. Apakah ada pembantaian hewan
besar-besaran yang sedang berlangsung disana? Ternyata tidak! Unsur
berwarna merah itu ternyata mikroba yang berdiam di dalam kumpulan air
yang terjebak di bawah lapisan es.
Menurut majalah Nature, “Cairan ini telah terjebak di dalam glasier
selama paling tidak 1,5 juta tahun lamanya. Di dalamnya, paling tidak
terdapat 30 jenis bakteri yang masing-masingnya memiliki pergerakan
kimia yang unik.”
Menurut salah satu peneliti bernama Mikucki, mikroba ini menggunakan
sulfat sebagai katalis dalam sebuah rantai reaksi yang kompleks dimana
penerima elektron akhirnya adalah besi.
“Ini adalah contoh bagaimana sebuah ekosistem berhasil bertahan walaupun
tertutupi oleh kegelapan dan es yang tebal. Life Finds a Way.”
Dengan karakteristik ini, maka mikroba ini mungkin dapat hidup di
Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki lautan yang kaya akan zat
besi di bawah lapisan esnya yang tebal.
5. Bakteri Yang Mampu Bertahan Dari Radiasi
D. Radiodurans adalah nama bakteri ini. Ia mampu bertahan dalam dosis
radiasi seribu kali lebih kuat dibanding dosis yang dapat diterima
manusia. Kemampuan ini didapatkannya karena sistem pemulihan DNA-nya
yang unik.
Manusia yang menerima radiasi umumnya meninggal, karena partikel
radioaktif tersebut menghancurkan DNA-nya. Akibatnya sistem regulasi di
tubuh pun terhenti.
Namun, tidak dengan bakteri ini, secara menakjubkan ia mampu menyusun
kembali DNA-nya yang telah hancur.
Salah satu masalah yang dihadapi ketika manusia mencoba untuk hidup di
bulan atau Mars, adalah adanya radiasi yang cukup mematikan. Jika
bakteri ini dilepas di angkasa, maka radiasi yang ada di sana tidak akan
mampu mempengaruhi tubuhnya.
Jadi, jika suatu saat kita mungkin telah mampu menjelajahi angkasa luar
beserta planet-planetnya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar