Selasa, 29 Oktober 2013
THANKS FULL!!
Ok!! Thanksfull banget buat blog ini :
http://iwan-fals.blogspot.com/2007/04/kumpulan-lirik-lagu-iwan-fals.html
karena berkat itu blog saya bisa mengepost lirik2 lagu iwan fals untuk menyelesaikan tugas saya!!
Sekali lagi thanksfull banget, blognya sangat bernmanfaat!!
Untuk temen2 yg mau liat lebih banyak lagi, silahkan kunjungi blog diatas ,, ok!! >o<
BENTO
Bento
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku boss eksekutif
Tokoh papan atas atas segalanya
Asyik
Wajahku ganteng banyak simpanan
Sekali lirik oke sajalah
Bisnisku menjagal jagal apa saja
Yang penting aku senang aku menang
Persetan orang susah karena aku
Yang penting asyik sekali lagi
Asyik
Khotbah soal moral omong keadilan
Sarapan pagiku
Aksi tipu tipu lobying dan upeti
Woow jagonya
Maling kelas teri bandit kelas coro
Itu kantong sampah
Siapa yang mau berguru datang padaku
Sebut tiga kali namaku Bento Bento Bento
Asyik
BUNGA TROTOAR
Bunga Trotoar
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Bunga bunga kehidupan
Tumbuh subur di trotoar
Mekar liar dimana mana
Langkah langkah garang datang
Hancurkan wanginya kembang
Engkau diam tak berdaya
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Menggelar aneka barang
Menggelar mimpi yang panjang
Kaki lima menggelar resah
Diemperan toko besar
Koar mulutmu berkobar
Kaki lima makin menjalar
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Bagai jutaan srigala
Menyerbu kota besar
Tempat asal adalah neraka
Tolong beri tahu aku
Bagaimana caranya ?
Nasib tak pernah berpihak
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Bungaku
Bunga liar
Bungaku
Bunga trotoar
Ya liar
Bunga trotoar
Liar liar liar liar
Bungaku bungaku bungaku
Bunga trotoar
Bunga liar
Bunga liar
Bunga liar
Para kurcaci diinjak mati
Para kurcaca nyanyi tralala
Para kurcaci bersedih hati
Para kurcaca ha ha ha ha ha ha
Para kurcaci diinjak mati
Para kurcaca nyanyi tralala
Para kurcaci bersedih hati
Para kurcaca ha ha ha ha ha ha
BONGKAR
Bongkar
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Kalau cinta sudah di buang
Jangan harap keadilan akan datang
Kesedihan hanya tontonan
Bagi mereka yang diperkuda jabatan
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Sabar sabar sabar dan tunggu
Itu jawaban yang kami terima
Ternyata kita harus ke jalan
Robohkan setan yang berdiri mengangkang
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Penindasan serta kesewenang wenangan
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
Dijalanan kami sandarkan cita cita
Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta
Oh oh
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Oh oh ya oh ya oh ya bongkar
Kok bisa?
Bisa kok!
OH YA!
Oh Ya!
Iwan Fals & Sawung Jabo (Album SWAMI I 1989)
Andaikata aku di mobil itu
Tentu tidak di bus ini
Seandainya aku rumah itu
Tentu tidak di gubuk ini
A a a andaikata
Se se se seandainya
Oh ya!
Kalau saja aku jadi direktur
Tentu tidak jadi penganggur
Umpamanya aku dapat lotere
Tentu saja aku tidak kere
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!
Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku
Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku
Aku bosan
A a a andaikata
Se se se seandainya
Ka ka ka kalau saja
U u u umpamanya
Oh ya!
Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku
Oh ya! Ya nasib
Nasibmu jelas bukan nasibku
Oh ya! Ya takdir
Takdirmu jelas bukan takdirku
La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la
La la la
La la la
La la la la la la la la la la la la la
NYANYIAN UJUNG GANG
Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang)
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Menangis embun pagi yang tak lagi bersih
Jubahnya yang putih tak berseri ternoda
Daun daun mulai segan menerima
Apa daya tetes embun terus berjatuhan
Mengalir sungai sungai plastik jantung kota
Menjadi hiasan yang harusnya tak ada
Udara penuh dengan serbuk tembaga
Topeng topeng pelindung harus dikenakan
Ini desaku
Ini kotaku
Ini negeriku
Ya
Robot robot bernyawa tersenyum menyapaku
Selamat datang kawan di belantara batu
Kulanjutkan melangkah antara bising malam
Mencari tempat mencari harapan
Aku melihat
Aku bertanya
Aku terluka
Ya
Wahai kawan hei kawan bangunlah dari tidurmu
Masih ada waktu untuk kita berbuat
Luka di bumi ini milik bersama
Buanglah mimpi mimpi
Buanglah mimpi mimpi
Buanglah mimpi mimpi
Buanglah mimpi mimpi
Buanglah mimpi mimpi
Buanglah mimpi mimpi
PERJALANAN WAKTU
Perjalanan Waktu
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Pagi telah datang
Matahari datang
Jelata lewati hari
Bersetubuh dengan waktu
Wajah wajah legam
Matanya membara
Membakar bayangan palsu
Peti mati diatas langit
Oh mereka dihantam kenyataan
Oh mereka teriak!
Orang orang kalah
Tak bisa bicara
Tanyakan pada dunia
Benarkah mereka kalah
Benarkah mereka kalah
Menanti batas
Batas segala yang tidak ada batasnya
Menanti akhir
Akhir segala yang tidak ada akhirnya
Waktu berlalu
Waktu berpacu
Doa doa apa saja
Caci maki apa saja
Doa doa apa saja
Caci maki apa saja
Doa doa apa saja
Caci maki apa saja
Doa doa apa saja
Caci maki apa saja
CONDET
Condet
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Kubuka jendela
Sapa angin pagi
Ringan kau melangkah
Songsong hidup ini
Hela lenguh lembu
Halau burung burung
Bocah tawa riang
Canda di kali yang jernih
Bila malam
Tembang di purnama
Yang memberi semangat
Hidup esok hari
Kubuka jendela
Maki angin pagi
Berat kau melangkah
Tuk dapatkan kesempatan
Roda teknologi
Enyahkan pedati
Bias rumah kaca
Lubangi paru bumi
Syair Ronggowarsito
Jerit dan keringat
Gemuruhnya Rolling Stones
Api revolusi
Haruskah padam
Digantikan figur yang tak pasti
POTRET
Potret
Iwan Fals (Album SWAMI I 1989)
Orang orang resah
Berlomba kejar nafkah
Demi anak bini
Demi sesuap nasi
Kuno kuno memang
Memang memang kuno
Namun kenyataan
Kita butuh soal itu
Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?
Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?
Seperti binatang
Bila lapar menerjang
Seperti kereta
Nafasnya terdengar
Lidahnya terjulur
Syahwatnya siap lentur
Soal harga diri
Sudah tak berarti
Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?
Uang dimana uang?
Nasi dimana nasi?
Pergi kau!
Jangan nasehati aku oh ya!
Pergi kau!
Aku mau uangmu oh ya!
Pergi kau!
Jangan menggurui aku oh ya!
Pergi kau!
Aku mau nasimu oh!
Anak anak kecil tengadahkan tangan
Mainkan tamborin gapai masa depan
Tanah lahirku aku cinta kau
Bumi darahku aku cium engkau
PUING II
Puing II
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 & Mata Dewa 1989 )
Perang perang lagi
Semakin menjadi
Berita ini hari
Berita jerit pengungsi
Lidah anjing kerempeng
Berdecak keras beringas
Melihat tulang belulang
Serdadu boneka yang malang
Tuan tolonglah tuan
Perang dihentikan
Lihatlah ditanah yang basah
Air mata bercampur darah
Bosankah telinga tuan
Mendengar teriak dendam
Jemukah hidung tuan
Mencium amis jantung korban
Jejak kaki para pengungsi
Bercengkrama dengan derita
Jejak kaki para pengungsi
Bercerita pada penguasa
( Bercerita pada penguasa )
Tentang ternaknya yang mati
Tentang temannya yang mati
Tentang adiknya yang mati
Tentang abangnya yang mati
Tentang ayahnya yang mati
Tentang anaknya yang mati
Tentang neneknya yang mati
Tentang pacarnya yang mati
( Tentang ibunya yang mati )
Tentang istrinya yang mati
Tentang harapannya yang mati
Perang perang lagi
Mungkinkah berhenti
Bila setiap negara
Berlomba dekap senjata
Dengan nafsu yang makin menggila
Nuklir pun tercipta
( nuklir bagai dewa )
Tampaknya sang jenderal bangga
Dimimbar dia berkata
Untuk perdamaian (bohong)
Demi perdamaian (bohong)
Guna perdamaian (bohong)
Dalih perdamaian (bohong)
Mana mungkin
Bisa terwujudkan
Semua hanya alasan
Semua hanya bohong besar
YANG TERLUPAKAN
Yang Terlupakan
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981 & Album Mata Dewa 1989 )
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan dikesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh maafkanlah
Oh maafkanlah
Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
PEREMPUAN MALAM
Perempuan Malam
Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 )
Perempuan malam mandi di kali
Buih buih busa sampo ketengan
Di atas kepala lewat kereta
Yang berjalan lamban nakal menggoda
Disambut tawa renyah memecah langit
Dengus kereta semakin hening
Semua noda coba dibersihkan
Namun masih saja terlihat kotor
Karena kereta kirimkan debu
Yang datang tak mampu ia tepiskan
Perempuan malam kenakan handuknya
Setelah usap seluruh tubuhnya
Hangatkan tubuh di cerah pagi
Pada matahari
Keringkan hati yang penuh tangis
Walau hanya sesaat
Segelas kopi sebatang rokok
Segurat catatan yang tersimpan
Perempuan malam menunggu malam
Untuk panjangnya malam
Perempuan malam diikat tali
Di hidup di mimpi di hatinya
Aku hanya lihat dari jembatan
Tanpa mampu untuk melepaskan
Perempuan malam dipinggir jerami
Nyanyikan doa nyalakan api
Perempuan malam dipinggir jerami
Nyanyikan doa nyalakan api
14 April 2006
PEREMPUAN MALAM
Perempuan Malam
Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 )
Perempuan malam mandi di kali
Buih buih busa sampo ketengan
Di atas kepala lewat kereta
Yang berjalan lamban nakal menggoda
Disambut tawa renyah memecah langit
Dengus kereta semakin hening
Semua noda coba dibersihkan
Namun masih saja terlihat kotor
Karena kereta kirimkan debu
Yang datang tak mampu ia tepiskan
Perempuan malam kenakan handuknya
Setelah usap seluruh tubuhnya
Hangatkan tubuh di cerah pagi
Pada matahari
Keringkan hati yang penuh tangis
Walau hanya sesaat
Segelas kopi sebatang rokok
Segurat catatan yang tersimpan
Perempuan malam menunggu malam
Untuk panjangnya malam
Perempuan malam diikat tali
Di hidup di mimpi di hatinya
Aku hanya lihat dari jembatan
Tanpa mampu untuk melepaskan
Perempuan malam dipinggir jerami
Nyanyikan doa nyalakan api
Perempuan malam dipinggir jerami
Nyanyikan doa nyalakan api
14 April 2006
MATA DEWA
Mata Dewa
Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 )
Diatas pasir senja pantai Kuta
Saat kau rebah di bahu kiriku
Helai rambutmu halangi khusukku
Nikmati ramah mentari yang pulang
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Aku berdiri tinggalkan dirimu
Waktu sinarnya jatuh di jiwaku
Gemuruh ombak sadarkan sombongku
Ajaklah aku wahai sang perkasa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Yang menangis tinggalkan diriku
Yang menangis lupakanlah aku
Yang menangis tinggalkan diriku
Yang menangis lupakanlah aku
Senja di hati
Lidah gelombang jilati batinku
Belaian karang sampai kejantungku
Jingga matahari ajak aku pergi
Kasihku tulus setulus indahmu
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Yang menangis tinggalkan diriku
Yang menangis lupakanlah aku
Yang menangis tinggalkan diriku
Yang menangis lupakanlah aku
Senja di hati
Seperti mata dewa
Seperti mata dewa
Senja di hati
Seperti mata dewa
Senja di hati
Seperti mata dewa
Senja di hati
AIR MATA API
Air Mata Api
Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 )
Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit
Temanku gitar temanku lagu
Nyanyikan tangis marah dan cinta
Temanku niat temanku semangat
Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat
Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api
Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku terkuras
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis
Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
Aku berjalan orang cibirkan mulut
Aku bicara mereka tutup hidung
Aku tersinggung peduli nilai nilai
Aku datangi dengan segunung api
Mereka lari ke ketiak ibunya
Ku tak peduli marahku menjadi
Mereka lari ke meja ayahnya
Aku tak mampu tenagaku habis terkuras
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis
Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
Air matanya
Air matanya
Air matanya
Api
BERKACALAH JAKARTA
Berkacalah Jakarta
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 & Album Mata Dewa 1989 )
Langkahmu cepat seperti terburu
Berlomba dengan waktu
Apa yang kau cari belumkah kau dapati
Diangkuh gedung gedung tinggi
Riuh pesta pora sahabat sejati
Yang hampir selalu saja ada
Isyaratkan enyahlah pribadi
Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota
Ramaikan mimpi indah penghuni
Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki
Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta
Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota
Ramaikan mimpi indah penghuni
Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki
Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta
PINGGIRAN KOTA BESAR
Pinggiran Kota Besar
Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 )
Pinggiran kota besar
Nafasmu makin bingar
Kudengar dari sini
Bagai nyanyiannya oh
Cerobong asap pabrik
Berlomba ludahi langit
Barisan mobil besar
Gelisah angkut barang
Ada kabar engkau tuli
Pinggiran kota besar
Kulihat tidur mendengkur
Diranjang banyak orang
Peduli kau bermimpi
Selagi cukup nyenyak
Asiknya buang kotoran
Lukai hari kami
Cemari hati ini
Ada kabar engkau buta
Sungai kotor bau dan beracun
Penuh limbah kimia
Kita mandi mencuci disana
Lihatlah lihatlah
Ikan ikan pergi atau mati
Tak kulihat yang pasti
Kau yang tidur bangunlah segera
Lihatlah lihatlah
Telanjang anak kecil
Berenang disungai kotor
Tertawa riang bercanda
Sambil menggaruk koreng
Pinggiran kota besar
Merasa tidur terganggu
Beranjak dari ranjang
Tutup pintu jendela
Nutup pintu jendela
Sungai kotor bau dan beracun
Penuh limbah kimia
Kita mandi mencuci disana
Lihatlah lihatlah
Ikan ikan pergi atau mati
Tak kulihat yang pasti
Kau yang tidur bangunlah segera
Lihatlah lihatlah
Hitam kaliku
Hitam legam hatiku
Legam hariku
Legam hitam kaliku
NONA
Nona
Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 )
Sudah cukup jauh
Perjalanan ini
Lewati duka lewati tawa
Lewati segala persoalan
Kucoba berkaca
Pada jejak yang ada
Ternyata aku sudah tertinggal
Bahkan jauh tertinggal
Bodohnya diriku
Tak percaya padamu
Lalu sempat aku berfikir
Untuk tinggalkan kamu
Nona maafkan aku
Nona peluklah aku
Nona begitu perkasanya dirimu
Yakiniku
Nona marahlah padaku
Nona
Nonaku
Aku tak peduli
Apa kata mereka
Hari ini engkau disini
Esok tetap disini
Nona maafkan aku
Nona peluklah aku
Nona begitu perkasanya dirimu
Yakiniku
Nona marahlah padaku
Nona
Nonaku
Nona maafkan aku
Nona nona nona nonaku
Nona nona nona nonaku
P.H.K
P.H.K.
Iwan Fals ( Album Wakil Rakyat 1987 & Mata Dewa 1989 )
Lelaki renta setengah baya
Geram di trotoar jalan
Saat panas tikam kepala
Seorang buruh disingkirkan
Bising mesin menyulut resah
Masih bisa engkau pendam
Canda anak istri dirumah
Bangkitkan kau untuk bertahan
Oh yaya Oh yaya Oh Yaa
Oh yaya Oh yaya Oh Yaa
Pesangon yang engkau kantongi
Tak cukup redakan gundah
Tajam pisau kepalan tangan
Antar kau ke pintu penjara
Oh yaya Oh yaya Oh Yaa
Oh yaya Oh yaya Oh Yaa
Sedanau nanah dari matamu
Tak mampu jatuhkan hati mereka
Serimba luka didalam jiwa
Juga tak berarti
Hitam benak kini mulai akrab
Hitam benar isi hari harimu
Kau tafakur dibalik jeruji pengap
Kau menjerit coba melawan
TIMUR TENGAH II/BAKAR
Timur Tengah II / Bakar
Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 & Mata Dewa 1989 )
Tuhan tolong dengarkan
Nyanyian pinggir jalan
Malam dibawah bulan
Dalam waktu yang rawan
Marah dibawah tanah
Dilangit ada merah
Menuju satu arah
Bakar bakar
Disana ada bohong
Disana ada mayat
Disana ada suara
Bom bom
Raut muka resah
Orang orang susah
Ada banyak mata
Buta
Resah luka kaki
Semakin menjadi
Ada banyak kuping (telinga)
Tuli
Malam hampir pagi
Debu jalan datang lagi
Malam hampir pagi
Bising mesin bunyi lagi
Malam hampir pagi
Kelicikan mulai lagi
Malam hampir pagi
Teriakku hilang lagi
KUPAKSA UNTUK MELANGKAH
Kupaksa Untuk Melangkah
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )
Kulangkahkan kakiku yang rapuh
Tinggalkan sepi kota asalku
Saat pagi buta
Sandang gitar usang
Ku coba menantang
Keras kehidupan
Datangi rumah rumah tak jemu
Petik tali tali senar gitarku
Dari tenda ke tenda
Warung yang terbuka
Lantang nyanyikan lagu
Oh memang kerjaku
Tak pasti jalur jalan hidup
Ku tunggu putaran roda nasib
Ku coba paksakan untuk melangkah
Sementara
Kerikil kerikil tajam menghadang
langkahku
2 MENIT 10 DETIK
2 Menit 10 Detik
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )
Yang menangis di ketiakku
Engkaukah itu perempuanku?
Diamlah diamlah
Berhentilah berhentilah
Sebentar
Yang tertawa di nganga luka
Engkaukah itu betinaku?
Puaskah hatimu?
Teruslah tertawa
Hingar
2 MENIT 10 DETIK
2 Menit 10 Detik
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )
Yang menangis di ketiakku
Engkaukah itu perempuanku?
Diamlah diamlah
Berhentilah berhentilah
Sebentar
Yang tertawa di nganga luka
Engkaukah itu betinaku?
Puaskah hatimu?
Teruslah tertawa
Hingar
KRISIS PEMUDA
Krisis Pemuda
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )
Bermacam macam tuduhan
Yang menimpa pemuda
Bermacam macam sindiran
Menyelimuti hidup pemuda
Tak ada yang mau mengerti
Akan segala kemampuannya
Dan tak ada yang mau peduli
Mengapa sampai jadi korban
Kelinci kelinci percobaan
Semua sibuk dengan kekayaan
Semua sibuk dengan alasan
Seakan melepas kasih sayangnya
Dimana kusumbangkan tenaga
Demi laju bangun negara
Tapi tak sempat ku berbicara
Lowongan kerja tak kudapatkan
Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi
Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi
Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)
Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)
KRISIS PEMUDA
Krisis Pemuda
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )
Bermacam macam tuduhan
Yang menimpa pemuda
Bermacam macam sindiran
Menyelimuti hidup pemuda
Tak ada yang mau mengerti
Akan segala kemampuannya
Dan tak ada yang mau peduli
Mengapa sampai jadi korban
Kelinci kelinci percobaan
Semua sibuk dengan kekayaan
Semua sibuk dengan alasan
Seakan melepas kasih sayangnya
Dimana kusumbangkan tenaga
Demi laju bangun negara
Tapi tak sempat ku berbicara
Lowongan kerja tak kudapatkan
Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi
Sistim koneksi
Sistim famili
Merajalela di setiap instansi
Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)
Oh oh oh oh
Krisis pemuda
Melanda negeri tercinta (Indonesia)
KEMBANG PETE
Kembang Pete
Iwan Fals ( Album KPJ 1985 )
Kuberikan padamu
Setangkai kembang pete
Tanda cinta abadi
Namun kere
Buang jauh jauh
Impian mulukmu
Sebab kita tak boleh
Bikin uang palsu
Kalau diantara kita jatuh sakit
Lebih baik tak usah ke dokter
Sebab ongkos dokter disini
Terkait di awan tinggi
Cinta kita cinta jalanan
Yang tegar mabuk di persimpangan
Cinta kita cinta jalanan
Yang sombong menghadap keadaan
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Kuberikan untukmu
Sebuah batu akik
Tanda sayang batin
Yang tercekik
Rawat baik baik
Walau kita terjepit
Dari kesempatan
Yang semakin sempit
Cinta kita cinta jalanan
Yang tegar mabuk di persimpangan
Cinta kita cinta jalanan
Yang sombong menghadap keadaan
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera
SUMBANG
Sumbang
Iwan Fals / Anto Baret ( Album KPJ 1985 )
Sumbang senandung mesin mesin di setiap jalanan
Peduli mobil angkutan
Peduli mobil pejabat
Peduli mobil pribadi
Peduli mobil instansi
Sumbang asap dari cerobong pabrik
Peduli swasta punya
Peduli milik negara
Peduli izin tak punya
Peduli milik rakyat jelata
Akibatkan polusi kembangkan sayapnya
Akibatkan polusi semakin merajalela
Jangan biarkan saudara
Bertambah brutal polusi mengancam kita
Bertambah giat polusi tak pilih mangsa
Jangan biarkan saudara
SUMBANG
Sumbang
Iwan Fals / Anto Baret ( Album KPJ 1985 )
Sumbang senandung mesin mesin di setiap jalanan
Peduli mobil angkutan
Peduli mobil pejabat
Peduli mobil pribadi
Peduli mobil instansi
Sumbang asap dari cerobong pabrik
Peduli swasta punya
Peduli milik negara
Peduli izin tak punya
Peduli milik rakyat jelata
Akibatkan polusi kembangkan sayapnya
Akibatkan polusi semakin merajalela
Jangan biarkan saudara
Bertambah brutal polusi mengancam kita
Bertambah giat polusi tak pilih mangsa
Jangan biarkan saudara
SENANDUNG ISTRI BROMOCORAH
Senandung Istri Bromocorah
Iwan Fals / Anto Baret ( Album KPJ 1985 )
Nak berhentilah
Jangan sekolah bapakmu sudah tak kerja
Nak jangan menangis
Memang begini keadaannya
Pangkalan jatah ditoko toko dan diparkiran
Sudah bukan milik bapak lagi
Nak mari berdoa
Agar bapak selamat dari penembakan
Berita gencar
Disetiap lembaran koran
Tentang dibunuhnya para bromocorah
Maafkan bapakmu anakku
Yang tak bisa membesarkanmu
Jangan kau benci bapakmu
Entah bagaimana masa depanmu
Entah bagaimana hari depanmu
Oh anakku
Jangan kau ikuti jejak bapakmu
Nak mari berdoa
Agar bapak selamat dari penembakan
Berita gencar
Disetiap lembaran koran
Tentang dibunuhnya para bromocorah
Maafkan bapakmu anakku
Yang tak bisa membesarkanmu
Jangan kau benci bapakmu
Entah bagaimana masa depanmu
Entah bagaimana hari depanmu
Oh anakku
Jangan kau ikuti jejak bapakmu
SERENADE
Serenade
Iwan Fals, Anthoq Klobot & Yoyik Lembayung ( Album KPJ 1985 )
Aku ingin nyanyikan lagu
Buat orang orang yang tertindas
Hidup di alam bebas
Dengan jiwa yang terpapas
Dengan jiwa yang terpapas
Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya
Aku ingin nyanyikan lagu
Bagi kaum kaum yang terbuang
Kehilangan semangat juang
Terlena dalam mimpi panjang
Ditengah hidup yang bimbang
Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya
Di lorong lorong lorong jalan
Di kolong kolong kolong jembatan
Di kaki kaki kaki lima
Di bawah menara
Kau masih mendekap derita
Kau masih mendekap derita
Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya
Aku ingin nyanyikan lagu
Tanpa kemiskinan dan kemunafikan
Tanpa air mata dan kesengsaraan
Agar dapat melihat surga
Agar dapat melihat surga
Kenapa harus takut pada matahari ?
Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya
Kenapa harus takut pada malam hari ?
Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya
KAUM URBANIS
Kaum Urbanis
Yoyik & Athoq Klobot ( Album KPJ 1985 )
Bersama mereka ku datang
Perempuan penjual kembang
Anak ganas dan pasanda
Menuju negeri yang penuh dengan peraturan
Sedang keadaan tak pernah menjadi mapan
Bukalah pintu dan jendela
Dengarkanlah nyanyian kami
WARIJEM DAN TUKIMAN
Warijem Dan Tukiman
Yoyik Lembayung / Anto Baret ( Album KPJ 1985 )
Ini kisah percintaan asli
Antara Tukiman dan Warijem
Status Warijem perawan sexy yang merangsang
Status Tukiman duda bulukan yang serampangan
Cinta mereka bersemi
Dibawah jembatan Semanggi
Disaksikan dengus mesin
Yang melintas diatas kepala
Senyum Warijem tak pernah hilang tebuang
Senyum Tukiman dibalik kumis melintang
Cinta mereka bersemi
Di dinding nurani Semanggi
Bulan bintang
Dingin malam
Desir angin
Lampu taman
Saksikan Warijem
Saksikan Tukiman
Warijem Tukiman
Disaksikan malam
Saksikan Warijem
Saksikan Tukiman
Warijem Tukiman
Disaksikan malam
Sayang cinta kasih mereka
Tak dapat dilanjutkan
Sebab sepasukan hansip keburu turun tangan
Tukiman Warijem diseret kemanan
Karena ketahuan main gelut-gelutan
Di rerumputan
PENARI JALANAN
Penari Jalanan
Jabo ( Album KPJ 1985 )
Berbedak dan bergincu
Menutupi mukanya yang berkerut
Selendang biru dipundaknya
Melengkapi dandanannya
Seorang penari jalanan
Menawarkan senyumnya
Pada orang yang melingkarinya
Menari dan menyanyi
Diiringi gamelan tua
Sementara anaknya tertidur dibuai lagu ibunya
Penari jalanan yang terbuang dijalanan
Menari dan menyanyi setiap malam
Keringat menghapus bedakmu
Tinggallah wajah yang tua
Diremangnya sinar lampu
Ketika anaknya terbangun
Dilihat ibunya masih menari
Lalu dia tertidur kembali
Berjanji pada diri sendiri
Kelak untuk menggantikan ibunya
Penari jalanan yang terbuang dijalanan
Menari dan menyanyi setiap malam
Keringat menghapus bedakmu
Tinggallah wajah yang tua
Diremangnya sinar lampu
SIANG SEBRANG ISTANA
Siang Seberang Istana
Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Seorang anak kecil bertubuh dekil
Tertidur berbantal sebelah lengan
Berselimut debu jalanan
Rindang pohon jalan menunggu rela
Kawan setia sehabis bekerja
Siang di seberang sebuah istana
Siang di seberang istana sang raja
Kotak semir mungil dan sama dekil
Benteng rapuh dari lapar memanggil
Gardu dan mata para penjaga
Saksi nyata yang sudah terbiasa
Tamu negara tampak terpesona
Mengelus dada gelengkan kepala
Saksikan perbedaan yang ada
Sombong melangkah istana yang megah
Seakan meludah diatas tubuh yang resah
Ribuan jerit didepan hidungmu (matamu)
Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu
Gema azan ashar sentuh telinga
Buyarkan mimpi sikecil siang tadi
Dia berdiri malas melangkahkan kaki
Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi
RINDU TEBAL
Rindu Tebal
Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Sewindu sudah lamanya waktu
Tinggalkan tanah kelahiranku
Rinduku tebal kasih yang kekal
Detik ke detik bertambah tebal
Pagi yang kutelusuri
Riuh tak bernyanyi
Malam yang aku jalani
Sepi tak berarti
Saat kereta mulai berjalan
Rinduku tebal tak tertahankan
Terlintas jelas dalam benakku
Makian bapak usir ku pergi
Hanya menangis yang emak bisa
Dengan terpaksa kutinggalkan desa
Seekor kambing kucuri
Milik tetangga tuk makan sekeluarga
Bapak tak mau mengerti
Hilang satu anak tuk harga diri
Aku pergi meninggalkan coreng hitam dimuka bapak
Yang membuat malu keluargaku
Kuingin kembali mungkinkah mereka mau terima
Rinduku
Maafkan semua kesalahanku
Kursi kereta yang pasti tahu
NAK
Nak
Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Jauh jalan yang harus kau tempuh
Mungkin samar bahkan mungkin gelap
Tajam kerikil setiap saat menunggu
Engkau lewat dengan kaki tak bersepatu
Duduk sini nak dekat pada bapak
Jangan kau ganggu ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki kelak sendiri
SUGALI
Sugali
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Sua sua sua suara berita
Tertulis dalam koran
Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui
Jadi buronan polisi
Dar der dor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Semakin lupa daratan
Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik lembur sampai pagi
Usai garong hambur uang peduli setan
Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du
Ramai gunjing tentang dirimu
Yang tak juga hinggap rasa jemu
Suram hari depanmu
Rasa was was mata beringas
Menunggu datang peluru yang panas
Di waktu hari naas
Oh bisik jangkrik ditengah malam
Tenggelam dalam suara letusan
Kata berita di mana mana
Tentang Sugali tak tenang lagi dan lari sembunyi
Tar ter tor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan
Sugali makin keranjingan
Lihat sugali menari
Di lokasi WTS kelas teri
Asik joget sampai lecet
Genit gelitik cewek binal paling busyet
Di di du Di du da di du
Di di du di du du
Di di du Di du da di du
Di du da di du di da di du di da du
BERKACALAH JAKARTA
Berkacalah Jakarta
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 & Album Mata Dewa 1989 )
Langkahmu cepat seperti terburu
Berlomba dengan waktu
Apa yang kau cari belumkah kau dapati
Diangkuh gedung gedung tinggi
Riuh pesta pora sahabat sejati
Yang hampir selalu saja ada
Isyaratkan enyahlah pribadi
Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota
Ramaikan mimpi indah penghuni
Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki
Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta
Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota
Ramaikan mimpi indah penghuni
Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki
Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta
MAAF CINTAKU
Maaf Cintaku
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Ingin kuludahi mukamu yang cantik
Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik
Ingin kucongkel keluar indah matamu
Agar engkau tahu memang indah matamu
Harus kuakui bahwa aku pengecut
Untuk menciummu juga merabamu
Namun aku tak takut untuk ucapkan
Segudang kata cinta padamu
Mengertilah
Perempuanku
Jalan masih teramat jauh
Mustahil berlabuh
Bila dayung tak terkayuh
Maaf cintaku
Aku menggurui kamu
Mengertilah
Perempuanku
Jalan masih teramat jauh
Mustahil berlabuh
Bila dayung tak terkayuh
Maaf cintaku
Aku nasehati kamu
Maaf cintaku
Aku menggurui kamu
Maaf cintaku
Aku nasehati kamu
Maaf cintaku
Aku menggurui kamu
AZAN SUBUH MASIH DITELINGA
Azan Subuh Masih Di Telinga
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Ketika fajar menjelang
Terlihat dia melangkah enggan
Seirama dengan dendang subuh
Yang singgah di hati keruh
Sempit jalan berdesak bangunan
Memandang sinis mendakwa bengis
Perempuan satu dan hitamnya waktu
Dihapusnya gincu dengan ujung baju
Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu
Hari pagi menyambut kau kembali
Mengusap nadi mengelus hati
Sesal di hatimu kian mengganggu
Kau reguk habis semua doa doa
Dari surau depan rumah yang kau sewa
Tak terasa surya duduk di kepala
Azan subuh masih di telinga
Terdengar renyah tawa gadis sekolah
Menyibak tabir cerita lama
Didepan retaknya cermin yang telah usang
Menari dia seperti dahulu
Terdengar pelan ketuk pintu
Tegur anakmu buyarkan lamunan
Perempuan satu kian terbelenggu
Dihapusnya gincu dengan ujung baju
Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu
SERDADU
Serdadu
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Isi kepala di balik topi baja
Semua serdadu pasti tak jauh berbeda
Tak peduli perwira bintara atau tamtama
Tetap tentara
Kata berita gagah perkasa
Apalagi sedang kokang senjata
Persetan siapa saja musuhnya
Perintah datang karang pun dihantam
Serdadu seperti peluru
Tekan picu melesat tak ragu
Serdadu seperti belati
Tak dirawat tumpul dan berkarat
Umpan bergizi titah bapak menteri
Apakah sudah terbukti ?
Bila saja masih ada buruknya kabar burung
Tentang jatah prajurit yang di kentit
Serdadu seperti peluru
Tekan picu melesat tak ragu
Serdadu seperti belati
Tak dirawat tumpul dan berkarat
Lantang suaramu otot kawat tulang besi
Susu telur kacang hijau ekstra gizi
Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini
Serdadu harus tahu pasti
Serdadu baktimu kami tunggu
Tolong kantongkan tampang serammu
Serdadu rabalah dada kami
Gunakan hati jangan pakai belati
Serdadu jangan mau di suap
Tanah ini jelas meratap
Serdadu hoi jangan lemah syahwat
Nyonya pertiwi tak sudi melihat
TOLONG DENGAR TUHAN
Tolong Dengar Tuhan
Iwan Fals ( Album Sugali 1984 )
Oh Tuhan
Apakah kau dengar?
Jerit umatmu
Diselah tebalnya debu
Oh Tuhan
Adakah kau murung?
Melihat beribu wajah berkabung
Disisa gelegar Galunggung
Oh Tuhan
Tamatkan saja
Cerita pembantaian orang desa
Yang jelas hidup tak manja
Oh Tuhan
Katanya engkau maha bijaksana
Tolong Galunggung pindahkan ke kota
Dimana tempat segala macam dosa
Berat beban kau datangkan
Pada mereka disana
Cela apa nista apa
Hingga engkau begitu murka
Sungguh ku tak mengerti
Hingar tangis karena adabmu
Setiap detik duka berpadu
Semakin keras jerit tak puas
Dari mereka yang resah bertanya
Adilkah keputusanmu?
Acap kali rintih memaki
Setiap duka tuding Ilahi
Jangan salahkan kecewa kami
Bosan dalam irama takdirmu
Walau ku tak terganggu
Bukankah kau maha tahu
Pengasih penyayang
Namun mengapa selalu saja
Itu hanya cerita
Oh Tuhan
Tolong hentikan
Oh Tuhan
Dengar rintihan
Amuk lahar yang datang hanguskan bumi
Tinggalkan arang penghuni desa pergi
Gemuruh batu hancurkan saudaraku
Ulurkan tangan bantulah sesamamu
Tuhan
Salah apakah mereka?
JANGAN BICARA
Jangan Bicara
Karya : Iwan Fals ( Album Barang Antik 1984 )
Jangan bicara soal idealisme
Mari bicara berapa banyak uang dikantong kita
Atau berapa dahsyatnya
Ancaman yang membuat kita terpaksa onani
Jangan bicara soal nasionalisme
Mari bicara tentang kita yang lupa warna bendera sendiri
Atau tentang kita yang buta
Bisul tumbuh subur diujung hidung yang memang tak mancung
Jangan perdebatkan soal keadilan
Sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan
Jangan cerita soal kemakmuran
Sebab kemakmuran hanya untuk anjing si tuan Polan
Lihat disana
Si Urip meratap
Di teras marmer direktur murtad
Lihat disana
Si Icih sedih
Diranjang empuk waktu majikannya menindih
Lihat disana
Parade penganggur
Yang tampak murung ditepi kubur
Lihat disana
Antrian pencuri
Yang timbul sebab nasinya dicuri
Jangan bicara soal runtuhnya moral
Mari bicara tentang harga diri yang tak ada arti
Atau tentang tanggung jawab
Yang kini dianggap sepi
TANTE LISA
Tante Lisa
Iwan Fals / Dama ( Album Barang Antik 1984 )
Dirumah megah ada seorang nyonya
Ramping bodinya
Lagaknya centil dan tak mau kalah
Dengan gadis remaja
Melirik matanya
Bila melihat pemuda
Yang gagak perkasa
Apalagi dia orang kaya
Hei tante Lisa
Wajahmu kini semakin mempesona
Hei tante Lisa
Setahun sudah kau jadi janda
Perceraian terjadi
Gara gara sang suami
Tak tahan melihat
Tante Lisa bercumbu dengan tetangga
Hei tante Lisa
Wajahmu kini semakin mempesona
Hei tante Lisa
Setahun sudah kau jadi janda
Hei tante Lisa
Banyak tuan tuan berkencan bersamamu
Hei tante Lisa
Lihat usiamu yang semakin tua
ASMARA DAN PANCAROBA
Asmara dan Pancaroba
Iwan Fals / Jaya Susanto ( Album Barang Antik 1984 )
Awan hitam semakin legam
Hujan panas silih berganti
Gelombang panas menyengat bumi
Insan merintih tak berhenti
Rintih tangis di malam hari
Jerit pilu menyayat kalbu
Wajah sendu menanti pagi
Hujan badai berhenti
Kicau burung ramai bernyanyi
Tanda musim berganti
Kasihku kan datang berlari
Menjemput hatiku yang sepi
Kini ku bersama kembali
Seperti dahulu berseri
Asmaraku yang telah pergi
Kini bersemi lagi
NYANYIANMU
Nyanyianmu
Iwan Fals / Yosi ( Album Barang Antik 1984 )
Kau petik gitar nyanyikan lagu
Perlahan usap hatiku
Terucap janji ku untukmu
Tenggelam ku di tembangmu
Tulikanlah kedua telingaku
Butakanlah kedua bola mataku
Agar tak kulihat dan kudengar
Kedengkian yang mungkin benam
Memang aku jatuh
Dalam cengkeramanmu
Sunggu aku minta
Teruskanlah kau bernyanyi
Kan ku dengar itu pasti
Teruskanlah kau bernyanyi
Dan jangan lagumu terhenti
BARANG ANTIK
Barang Antik
Iwan Fals / Diat ( Album Barang Antik 1984 )
Berjalan tersendat
Diantara sedan sedan licin mengkilat
Dengan warna pucat
Dan badan penuh cacat sedikit berkarat
Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Bagai kutu jalanan
Di tengah tengah kota metropolitan
Cari muatan
Untuk nguber setoran sisanya buat makan
Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Berjalan zig zag ngebut
Nggak peduli walau mobil sudah butut
Suara bising ribut
Yang keluar dari knalpotmu bagai kentut
Hei oplet tua dengan bapak sopir tua
Cari penumpang dipinggiran ibukota
Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota
Kini kau tersingkirkan oleh mereka
Oh bapak tua
Pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Mungkin mobilmu
Jadi barang antik
Yang harganya selangit
Oh bapak tua
Pemilik oplet tua
Tunggu nanti di tahun dua ribu satu
Mungkin opletmu
Jadi barang nyentrik
Yang harganya selangit
SUNATAN MASAL
Sunatan Massal
Iwan Fals / Chilung Ramali ( Album Barang Antik 1984 )
Bukan lantaran kerjaan brutal
Ujungnya daging harus dipenggal
Di bumi insan makin berjejal
Hingga terjadi sunatan massal
Tersenyum ramah si bapak mantri
Kerja borongan dapat rejeki
Berbondong bondong bocah sekompi
Mesti dipotong ya disunatin
Si bapak mantri bukannya bengis
Meskipun tampak sedikit sadis
Kerinyut hidung bocah meringis
Sedikit tangis anunya diiris
Buyung menginjak masa remaja
Seiring doa ayah dan bunda
Sebagai bekal masa depannya
Agar menjadi anak yang berguna
Hei sunatan massal
Aha aha
Sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
Hei hari bahagia
Aha aha
Bersuka ria
Aha aha
Ada yang berjoget tari India
Stambul cha-cha dan tari rabana
Hei sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang
Sunatan massal berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
SUNATAN MASAL
Sunatan Massal
Iwan Fals / Chilung Ramali ( Album Barang Antik 1984 )
Bukan lantaran kerjaan brutal
Ujungnya daging harus dipenggal
Di bumi insan makin berjejal
Hingga terjadi sunatan massal
Tersenyum ramah si bapak mantri
Kerja borongan dapat rejeki
Berbondong bondong bocah sekompi
Mesti dipotong ya disunatin
Si bapak mantri bukannya bengis
Meskipun tampak sedikit sadis
Kerinyut hidung bocah meringis
Sedikit tangis anunya diiris
Buyung menginjak masa remaja
Seiring doa ayah dan bunda
Sebagai bekal masa depannya
Agar menjadi anak yang berguna
Hei sunatan massal
Aha aha
Sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
Hei hari bahagia
Aha aha
Bersuka ria
Aha aha
Ada yang berjoget tari India
Stambul cha-cha dan tari rabana
Hei sunatan massal
Aha aha
Ditonton orang
Sunatan massal berjubal jubal
Banyak tercecer sepatu dan sandal
KUMENANTI SEORANG KEKASIH
Kumenanti Seorang Kekasih
Iwan Fals / Yoesyono ( Album Barang Antik 1984 )
Bila mentari bersinar lagi
Hatiku pun ceria kembali (asyik)
Kutatap mega tiada yang hitam
Betapa indah hari ini
Kumenanti seorang kekasih
Yang tercantik yang datang dihari ini
Adakah dia akan selalu setia
Bersanding hidup penuh pesona harapanku
Jangan kau tak menepati janji
Datanglah dengan kasihmu
Andai kau tak datang kali ini
Punah harapanku
JALAN YANG PANJANG BERLIKU
Jalan Yang Panjang Berliku
Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 )
Jalan panjang yang berliku
Jalan lusuh dan berbatu
Namun kuharus mampu menempuh
Bersama beban dibatinku
Kudatang berlumur debu
Kupergi bersama bayu
Diantara gelisah dan ragu
Kucoba untuk tetap kukuh
Tiadakah tempat kuberteduh
Dikala luka membiru
Segenggam harapan dalam jiwa
Hilang punah tiada kesan
Dikegelapan
NERAKA YANG ASYIK
Neraka Yang Asyik
Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 )
Oh oh oh kenikmatanmu
Oh oh oh memanggil hasratku
Bangkitkan khayal biru
Memacu rindu dan nafsu
Oh oh oh kau wanita cantik
Oh oh oh neraka yang asyik
Diantara gerakmu
Janjikan surga dan madu
Setiap jengkal tubuhnya
Adalah kemesraan
Namun mampu runtuhkan dunia
Hanya dengan senyumnya
Oh oh oh setan yang menarik
Oh oh oh rumit juga unik
Semua punya cerita
Yang sama tapi berbeda
Oh oh oh keindahannya
Oh oh oh kelembutannya
Hadirkan cinta dendam
Damai dan sengketa
Setiap jengkal tubuhnya
Adalah kemesraan
Namun mampu runtuhkan dunia
Hanya dengan senyumnya
SALAH SIAPA
Salah Siapa
Iwan Fals / Richard Kyoto ( Album Barang Antik 1984 )
Kala surya kan tiba
Tuk menyinari semua
Isi alam semesta
Embun pagi gelisah
Enggan untuk berpisah
Ingin lenyapkan hati yang resah
Jauh jauh kau datang
Hanya untuk memandang
Betapa indah alam
Sekejap kau terdiam
Saat senja kan jelang
Tangis perpisahan tak tertahan
Oh
Adakah semua ini Engkau ciptakan
Berapa dosa yang telah ia lakukan
Tiada damai di hati ia rasakan
Siapa kan menjawabnya?
Jika ia ingin bertanya
Salahku dimana?
Tunjukkan dimana?
Yang ini salah siapa?
BERIKA PIJAR MATAHARI
Berikan Pijar Matahari
Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Terhimpit gelak tertawa
Diselah meriah pesta
Seribu gembel ikut menari
Seribu gembel terus bernyanyi
Keras melebihi lagu tuk berdansa
Keras melebihi gelegar halilintar
Yang ganas menyambar
Kuyakin pasti terlihat
Dansa mereka begitu dekat
Kuyakin pasti terdengar
Nyanyi mereka yang hingar bingar
Seolah kita tidak mau mengerti
Seolah kita tidak mau perduli
Pura buta dan pura tuli
Mari kita hentikan
Dansa mereka
Dengan memberi pijar matahari
Dengan memberi pijar matahari
Terkurung gedung gedung tinggi
Wajah murung yang hampir mati
Biarkan mereka iri
Wajar bila mencaci maki
Napas terasa sesak bagai terkena asma
Nampak merangkak degup jantung keras berdetak
Setiap detik sepertinya hitam
Tak sanggup aku melihat
Lukamu kawan dicumbu lalat
Tak kuat aku mendengar
Jeritmu kawan melebihi dentum meriam
ASMARA TAK SECENGENG YANG AKU KIRA
Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira
Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Bekas tapak tapak sepatu
Yang kupakai selalu ikuti
Kemana ku berjalan
Debu dan keringat
Yang ada diatas kulit tubuh ini
Saksi bisu bahwasannya
Tak mudah dan tak segampang
Yang selama ini aku sangka tentang asmara
Cermin di segala tempat
Sahabat terdekat
Tak pernah terlambat
Menampung setiap ungkapan
Mendekap semua keluhan
Meraih suka
Menangkap tawa
Merebut duka
Satu cerita dua manusia
Terlibat dalam amuk asmara
Satu cerita yang memang ada
Tak mungkin mati jelas abadi
Selama manusia hidup dalam alam ini
Maafkan kalau ku salah duga
Ternyata asmara itu
Tak mudah tak gampang dan tak secengeng
Yang kukira yang kusangka
KERETA TIBA PUKUL BERAPA
Kereta Tiba Pukul Berapa
Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Hilang sabar dihati
Dan tak terbendung lagi waktu itu
Lama memang kutunggu
Kedatanganmu sobat karibku
Datang telegram darimu
(Tiba kabar darimu)
Dua hari yang lalu (tunggu aku)
Di stasiun kereta itu pukul satu
Kupacu sepeda motorku
Jarum jam tak mau menunggu maklum rindu
Traffic light aku lewati
Lampu merah tak peduli jalan terus (asik)
Didepan (dimuka) ada polantas
Wajahnya begitu buas
Tangkap aku
Tawar menawar harga pas tancap gas
Sampai stasiun kereta pukul setengah dua
Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa?
Biasanya kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa (rusak lo)
Biasanya kereta terlambat
Dua jam cerita lama
SUMBANG
Sumbang
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menghujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari
Walau akhirnya pasti mati
Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah didepan mata kita
Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan
Menyerang dalam gelap
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Setan setan politik
Kan datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik
Apakah selamanya politik itu kejam ?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya
Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing
Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam
Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Ya ha ha
CELOTEH CAMAR TOLOL DAN CEMAR
Celoteh Camar Tolol Dan Cemar
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
JENDELA KELAS
Jendela Kelas
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Duduk dipojok bangku deretan belakang
Didalam kelas penuh dengan obrolan
Selalu mengacau laju khayalan
Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Dari sana pula aku mulai mengenal
Seraut wajah berisi lamunan
Bibir merekah dan merah selalu basah
Langkahmu tenang kala engkau berjalan
Tinggi semampai gadis idaman
Kau datang membawa
Sebuah cerita
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Dari jendela kelas yang tak ada kacanya
Tembus pandang ke kantin bertalu rindu
Datang mengetuk pintu hatiku
Kau datang membawa
Sebuah cerita
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
Darimu itu pasti lagu ini tercipta
catatan:
pada kaset atau CD, lagu ini ditulis dengan judul "Jendela Kelas I". Sebenarnya itu salah cetak, angka I disitu dimaksud take ke-I, bukan kelas I. Dan pembetulan ini sudah pernah direvisi oleh Iwan Fals sendiri pada waktu dia akan membawakan lagu ini pada live show di sebuah TV swasta beberapa waktu yang lalu.
PUING II
Puing II
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 & Mata Dewa 1989 )
Perang perang lagi
Semakin menjadi
Berita ini hari
Berita jerit pengungsi
Lidah anjing kerempeng
Berdecak keras beringas
Melihat tulang belulang
Serdadu boneka yang malang
Tuan tolonglah tuan
Perang dihentikan
Lihatlah ditanah yang basah
Air mata bercampur darah
Bosankah telinga tuan
Mendengar teriak dendam
Jemukah hidung tuan
Mencium amis jantung korban
Jejak kaki para pengungsi
Bercengkrama dengan derita
Jejak kaki para pengungsi
Bercerita pada penguasa
( Bercerita pada penguasa )
Tentang ternaknya yang mati
Tentang temannya yang mati
Tentang adiknya yang mati
Tentang abangnya yang mati
Tentang ayahnya yang mati
Tentang anaknya yang mati
Tentang neneknya yang mati
Tentang pacarnya yang mati
( Tentang ibunya yang mati )
Tentang istrinya yang mati
Tentang harapannya yang mati
Perang perang lagi
Mungkinkah berhenti
Bila setiap negara
Berlomba dekap senjata
Dengan nafsu yang makin menggila
Nuklir pun tercipta
( nuklir bagai dewa )
Tampaknya sang jenderal bangga
Dimimbar dia berkata
Untuk perdamaian (bohong)
Demi perdamaian (bohong)
Guna perdamaian (bohong)
Dalih perdamaian (bohong)
Mana mungkin
Bisa terwujudkan
Semua hanya alasan
Semua hanya bohong besar
SIANG PELATARAN SD SEBUAH KAMPUNG
Siang Pelataran SD Sebuah Kampung
Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 )
Sentuhan angin waktu siang
Kibarkan satu kain bendera usang
Di halaman sekolah dasar
Di tengah hikmat anak desa nyanyikan lagu bangsa
Bergemalah
Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki
Lantang suara anak anak disana
Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya
Walau tak terucap namun bisa kurasa
Bergemalah
Ya ha ha hau
Harapan tertanam
Ya ha ha hau
Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam
Dengarlah nyanyi mereka kawan
Melengking nyaring menembus awan
Lihatlah cinta bangsa di dadanya
Peduli usang kain bendera
SEMOGA KAU TAK TULI TUHAN
Semoga Kau Tak Tuli Tuhan
Iwan Fals (Album Sumbang 1983)
Begitu halus tutur katamu
Seolah lagu termerdu
Begitu indah bunga-bungamu
Diatas karya sulam itu
Tampilkan kebajikan seorang ibu
Dengarlah detak jantung benihku
Yang ku tanam dirahimmu
Seakan pasrah menerima
Semua warna yang kita punya
Segala rasa yang kita bina
Kuharap kesungguhanmu
Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu
Kuharap keikhlasanmu
Sirami benih yang kutabur ditamanmu
Oh jelas
Rakit pagar semakin kuat
Tak goyah
Walau diusik unggas
Pintaku pada Tuhan mulia
Jauhkan sifat yang manja
Bentuklah segala warna jiwanya
Diantara lingkup manusia
Diarena yang bau busuknya luka
Bukakan mata pandang dunia
Beri watak baja padanya
Kalungkan tabah kala derita
Semoga kau tak tuli Tuhan
Dengarlah pinta kami sebagai orang tuanya
Kuharap kesungguhanmu
Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu
Kuharap keikhlasanmu
Sirami benih yang kutabur ditamanmu
Oh jelas
Rakit pagar semakin kuat
Tak goyah
Walau diusik unggas
Minggu, 27 Oktober 2013
TIGA BULAN
Tiga Bulan
Iwan Fals (Album 3 Bulan 1981)
Tiga bulan lamanya kau dalam penjara
Teman
Seratus butir telur ayam di pasar
Hilang engkau ganyang
Palu keras bapak hakim berbunyi tegas
Terbayang
Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan
Malah engkau tawan
Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan
Nikmat benar
Seratus juta uang negara terbang melayang
Masuk kantong tuan
Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan
Terdengar sumbang
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman
TIGA BULAN
Tiga Bulan
Iwan Fals (Album 3 Bulan 1981)
Tiga bulan lamanya kau dalam penjara
Teman
Seratus butir telur ayam di pasar
Hilang engkau ganyang
Palu keras bapak hakim berbunyi tegas
Terbayang
Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan
Malah engkau tawan
Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan
Nikmat benar
Seratus juta uang negara terbang melayang
Masuk kantong tuan
Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan
Terdengar sumbang
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman
Dalam rumah dalam penjara tiada beda
Coba bayangkan teman
SURAT DARI PAMAN DI DESA
Surat Dari Paman Di Desa
Iwan Fals / Helmy ( Album 3 Bulan 1981 )
Kubaca surat dari paman di desa
Berdebar hati
Sepetak tanah paman di desa di gusur
Sakit hatinya tak berdaya
Hanya ada Menangis
Si buyung kecil meronta
Seakan ingin berontak
Tanah warisan yang hanya sepetak itu
Mengapa pula harus di gusur
PERJALANAN
PERJALANAN
Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Hari telah jauh siang
Ketika baru datang
Lama ku diperjalanan
Hampir sembilan jam berada
Di bis tua sialan
Pergi pukul tiga malam
Berjejalnya penumpang
Duduk disampingku seorang
Nenek yang tak mau diam
Panas kuping pantat pegal
Ingin kencing malu bilang
Bau bensin aku mual
Nenek muntah banyak benar
WANITA TIRUAN
WANITA TIRUAN
Karya : Iwan Fals (album Perjalanan 1980)
Lihat teman dipinggir jalan
Dibawah sinar bulan
Semua berjajaran
Wanita tiruan
Oh... kasihan...
Mince, Sonya, Betty dan Mona
Cat bibir merah muda
Rambut pirang kribo tebal
Padat bodinya
Merangsang juga...
Paha putih diobralnya
Agar si om senang
Tertarik dan memandang
Tercengang...
Tiba tiba patroli datang
Semua lari tunggang langgang
Beha palsu berterbangan
Sepatu Susy ketinggalan...
Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....
ALASAN
Alasan
Totok Gunarto (album Perjalanan 1980)
Satu pengumuman
Buat pemuda dan pemudi
Yang tercinta
Dan tersayang
Bila bapak ibu pergi
Ibu pamit arisan
Dan bapak pamit rapat kerja
Itu tandanya engkau harus waspada
Lebih baik kau tegur saja
Ibu arisan berapa jam
Bapak rapat berapa bulan
Sebab dijaman sekarang
Penipuan maju di segala bidang
Jaman modern katanya
Arisan lha kok sepuluh jam
Anehnya bersolek lima jam
Di salon sri bahenol
Nyeksi...ongkosnya seharga mercy
Jaman modern katanya
Rapat lha kok sepuluh hari
Anehnya bawa mobil pribadi
Wajah berseri-seri
Tampak girang sekali
Tanda tanya pasti dalam hatimu...
Tahukah kau kawan
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Arisan singkatan
Aku rindu sama Anton
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mata
Kerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
Rapat kerja singkatan
Rapat empat mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda
AKU BERJALAN
Aku Berjalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Aku berjalan diatas jembatan
Waktu hari siang
Tengah keramaian kota
Kupandang kebawah
Berhimpit gubuk liar
Tempat tinggal gelandangan
Tampak anak kecil gundul
Tenang menggaruk koreng
Ditepi sungai yang kotor
Diseberang sana aku melihat
Seorang ibu duduk
Sedang melamun
Kan adakah masa depan yang cerah?
Bagi orang seperti dia
Kan tegakah melihat saudara kita?
Hidup menderita
PEMBORONG JALAN
Pemborong Jalan
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Deru mesin motor jelas terdengar
Mengarung jalan penuh lubang
Baru kemarin selesai diaspal
Terkena hujan kok jerawatan?
Oh oh kasihan
Bayar pajak mahal
Banyak jalan
Seperti comberan
Pemborong berpengalaman tertawa
Berteman pipa topi baja
Bercanda dengan istri paling mudah
Tak ingat jalan dan pekerja
Oh oh kasihan
Nasib pekerja jalan
Tenaga hilang
Gaji tidak berimbang
BENCANA ALAM
Bencana Alam
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya
Duka karena bencana
Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata
Besarkah dosa hamba ?
Menjelang saat ajal daku membayang
Gapai tangan minta
Tolong semua
Bencana alam melandanya
Kehendak yang kuasa
Peringatan kah bagi kita ?
Manusia di dunia
Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa
Tanpa pandang kebenaran
Dan tanpa pandang keadilan
Bencana alam melandanya
Tiada seorangpun kuasa menekan
Bencana alam melandanya
Miskin kaya kana petaka yang sama
Akhirnya ku merenung pula
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh aku tak kuasa
Mungkinkah kau merenung juga ?
Mengapa bencana alam meraja ?
Oh oh ampunilah yang kuasa
Oh oh ampunilah semua
INSPIRASI
Inspirasi
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Sore itu aku duduk sendiri
Duduk termenung
Dipinggir kali yang sepi
Bukannya ku putus asa
Kan bunuh diri
Apalagi korban permainan cinta
Patah hati
Pura pura aku jadi pemusik
Duduk disitu ku menciptakan lagu
Syair telah tersusun rapi
Diotakku
Tiba tiba aku dikejutkan
Dengan suara
Sendu aneh lucu
Dan kucarilah suara itu
Kulihat kanan dan kiri
Jebulnya om Pasikom lagi
Beraksi
Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Eh pantesan saya kira
Pisang goreng pisang goreng
Dibuang di kali
Warna kuning kabul kabul
Jalan sendiri
Inspirasi berantakan
Hilang semua
GAYA TRAVOLTA
Gaya Travolta
Helmy (Album Perjalanan 1980)
Go go go goyang
Gaya Travolta kaum remaja
Seperti
Mince, Dince, Ance, Luce
Mabok disko yang merajalela di ibukota
Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan
Tante tante dan si om senang
Tak mau ketinggalan
Di jalanan pun dia raja
Pinggulnya bergoyang
Sebuah bemo datang dari belakang
Menubruk pantat tante
Keringat mengucur
Make up nya luntur
Si tante kecebur lumpur
IBU
Ibu
Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980)
Menjelang saat kelahiran anak
Detik akhir Ibu hidup dan mati
Namun saat seperti itu yang ia tunggu
Oh hmm
Betapa besar pengorbanannya
Sembilan bulan lamanya menanti
Dengan beban yang ia tanggung sendiri
Doa puji pada-Nya mohon selamat
Oh hmm
Tak pernah terlupa setiap saat
Dan ia pun selalu berdoa
Bergunalah bagi nusa dan bangsa
Dan bukan menjadi sampah negara
Kata kata itu terucap selalu
Sejak akhir hingga binasa
Ku renung selalu
Aku menyesal pernah kecewakan hatinya
MAK
Mak
Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Mak perut Udin keroncongan
Belum makan dari tadi malam
Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam
Inah cuma punya sepasang
Itu juga sudah penuh tambal
Inah malu sama teman teman
Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang
Buku kemarin yang Mak belikan
Sudah habis terisi pelajaran
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian
Asal Bapak sudah pulang
Tiba tiba pintu depan diketuk orang
Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang
Membawa kabar
Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya
Dia tertiban beton dari atas bangunan
Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit
Si Ibu bingung harus bagaimana
Mak kenapa Ayah kok belum pulang ?
Tanya ketiga putra putrinya
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Mak nanti kalau Ayah sudah pulang
Pasti membawa banyak uang
Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi
Bisa membeli baju untuk seragam
Inah tak malu lagi
Bisa membeli buku tulis untuk Ujang
Kata ketiga putra putrinya
Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Si Ibu bingung harus menjawab apa
Menangis dia
Terbayang jelas wajah suaminya
Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar
Terngiang jelas permintaan putra putrinya
Yang tak mungkin bisa terkabulkan
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Si Ibu bingung harus bagaimana
Menangis dia
Dalam kalut
Ia selalu mengharap uang mandor suaminya
Untuk keperluan anaknya
Untuk biaya pengobatan suaminya
Tapi si mandor pelit
Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya
Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit
Dalam otak si Ibu terselip
Pikiran yang sangat sempit
Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit
Dan amat sangat memerlukan duit
Dengan perantara tubuh molek si Ibu
Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya
Bisa terpenuhi
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa
Si Ibu tersenyum
Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula
Sekalipun hati si Ibu tersiksa
SAPUKU SAPUMU SAPU SAPU
Sapuku Sapumu Sapu Sapu
Karya : Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Tukang sapu kuli PU besar jasamu
Oh kawan
Dengan sapu ganyang sampah dan debu
Tuk sesuap makan
Hari panas hari hujan memang tantangan
Siapa bilang bukan
Namun tugas tetap jalan absen gaji melayang
Maklum kuli harian
Pernahkah tuan pikirkan
Jasa mereka
Pernahkah tuan renungkan
Harga keringatnya
Tukang sapu bawa sapu masuk di kantor
Bersihkan yang kotor
Cukong kotor mandor koruptor semua yang kotor
Awas kena sensor
Tukang sapu bawa sapu juga disapu
Kok bisa begitu
Istri iri lihat tetangga punya barang baru
Akupun begitu
Inilah manusia
Dengan segala macam warna hidupnya
Tuk mencapai bahagia
Semua jalan ditempuhnya
ISI RIMBA TAK ADA TEMPAT BERPIJAK LAGI
Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi
Karya : Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Raung buldozer gemuruh pohon tumbang
Berpadu dengan jerit isi rimba raya
Tawa kelakar badut badut serakah
Tanpa HPH berbuat semaunya
Lestarikan alam hanya celoteh belaka
Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu
Oh mengapa
Oh jelas kami kecewa
Menatap rimba yang dulu perkasa
Kini tinggal cerita
Pengantar lelap si buyung
Bencana erosi selalu datang menghantui
Tanah kering kerontang banjir datang itu pasti
Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia
Lestarikan hutan hanya celoteh belaka
Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu
Saja
Oh jelas kami kecewa
Mendengar gergaji tak pernah berhenti
Demi kantong pribadi
Tak ingat rejeki generasi nanti
AMBISI
Ambisi
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Langkahmu pelan tertatih
Dengan denyut nadi nyaris terhenti
Namun jangan padam ambisi
Rambutmu kusut tak rapi
Melekat di tubuh sejuta daki
Namun jangan padam ambisi
Namun jangan padam ambisi
Tak berkaki
Coba untuk berlari
Tak berjari
Cengkeram berulang kali
Keinginan dihati
Sinar terang lampu merkuri
Pasti akan engkau dapati
Tentu berbekal ambisi
Tentu tak tinggal ambisi
Tak bermata
Pandang dunia dengan jiwa
Tak bertelinga
Jangan cepat kecewa
Tak berkaki
Coba untuk berlari
Tak berjari
Cengkeram berulang kali
Keinginan dihati
ANTARA AKU KAU DAN BEKAS PACARMU
Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu
Iwan Fals ( Album Opini 1982 & Album AAKDBP 1988 )
Tabir gelap yang dulu hinggap
Lambat laun mulai terungkap
Labil tawamu tak pasti tangismu
Jelas membuat aku sangat ingin mencari
Apa yang tersembunyi
Dibalik manis senyummu
Apa yang tersembunyi
Dibalik bening dua matamu
Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti
Lalu aku coba untuk mengerti
Saat engkau tiba disimpang jalan
Lalu kau bimbang untuk tentukan arah mana dekat tujuan
( kau bimbang tentukan arah tujuan )
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
Jalan gelap yang kau pilih
Penuh lubang dan mendaki
OBAT AWET MUDA
Obat Awet Muda
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Tante tante yang kesepian
Bertingkah seperti perawan
Berlomba lomba mencari pasangan
Persis oplet tua yang cari omprengan
Di ujung jalan
Saling berebut cari muatan
Slop dasi gaun model Paris
Eye shadow parfum impor
Duduk dibelakang stir mobil Mercedes
Pasangannya seorang pemuda
Yang jimatnya melebihi dosis
Sebesar burung belibis
Hey aku mendesis
Tuan yang merasa hidung belang
Keranjingan main perempuan
Tak peduli itu istri orang
Yang penting bisa ngasah pedang
Warisan dari nenek moyang
Pedang tajam wanita ditendang
Jangan nyonya ingat dong suami
Jangan tuan ingat anak istri
Jawab mereka apa ?
Justru itu harus kami lakukan
Mengapa harus dilakukan ?
Ndak tau ?
Karena itu karena itu
Obat awet muda
OPINIKU
Opiniku
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Manusia sama saja dengan binatang
Selalu perlu makan
Namun caranya berbeda
Dalam memperoleh makanan
Binatang tak mempunyai akal dan pikiran
Segala cara halalkan demi perut kenyang
Binatang tak pernah tahu rasa belas kasihan
Padahal disekitarnya petani berjalan pincang
Namun kadang kala ada manusia
Seperti binatang ( kok bisa ? )
Bahkan lebih keji
Dari binatang macan
Tampar kiri kanan alasan untuk makan
Padahal semua tahu dia serba kecukupan
Intip kiri kanan lalu curi jatah orang
Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan
Manusia sama saja dengan binatang
Selalu perlu makan
Namun caranya berbeda
Dalam memperoleh makanan
Namun kadang kala ada manusia
Seperti binatang
Bahkan manusia lebih keji
Dari binatang
TAK BIRU LAGI LAUTKU
Tak Biru Lagi Lautku
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Hamparan pasir
Tampak putih berbuih
Kala sisa ombak merayap
Hamparan pasir
Terasa panas menyengat
Di telapak kaki yang berkeringat
Camar camar hitam
Terbang rendah melayang
Di sekitar perahu nelayan
Daun kelapa
Elok saat melambai
Mengikuti arah angin
Tampak ombak
Kejar mengejar menuju karang
Menampar tubuh pencari ikan
Semilir angin berhembus
Bawa dendang unggas laut
Seperti restui jala nelayan
Gurau mereka
Oh memang akrab dengan alam
Kudengar dari kejauhan
Dan batu batu karang
Tertawa ramah bersahabat
Memaksa aku tuk bernyanyi
Tampak ombak
Kejar mengejar menuju karang
Menampar tubuh pencari ikan
Semilir angin berhembus
Bawa dendang unggas laut
Seperti restui jala nelayan
Itu dahulu
Berapa tahun yang lalu
Cerita orang tuaku
Sangat berbeda
Dengan apa yang ada
Tak biru lagi lautku
Tak riuh lagi camarku
Tak rapat lagi jalamu
Tak kokoh lagi karangku
Tak buas lagi ombakmu
Tak elok lagi daun kelapaku
Tak senyum lagi nelayanku
Tak senyum lagi nelayanku
TARMIJAH DAN PROBLEMNYA
Tarmijah Dan Problemnya
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Cerita duka pembantu rumah tangga
Harga Tarmijah sebulan delapan ribu rupiah
Di pagi buta sedang pulas tidur kita
Neng Tarmijah sudah bangun lalu bekerja
Siapkan sarapan
Bersihkan halaman
Siapkan pakaian
Seragam sekolah untuk anak majikan
Setelah beres Tarmijah dipanggil nyonya
Pergi ke pasar belanja ini hari
Asin sedikit Tarmijah di caci maki
Masakan lezat tak pernah di puji
Oh sudah pasti keki
Namun hanya disimpan dalam hati
Di malam minggu anak majikan berdandan
Sambut sang pacar itu suatu kewajiban
Nona Tarmijah tak mau ketinggalan
Lalu berdandan siap untuk berkencan
Nyonya majikan lihat Tarmijah berkencan
Di muka rumah terhalang pagar halaman
Nyonya naik pitam
Tarmijah kena hantam
Nyonya naik pitam
Tarmijah kena hantam
Tarmijah K.O.
Tarmijah K.O.
GALANG RAMBU ANARKI
Galang Rambu Anarki
Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Galang Rambu Anarki anakku
Lahir awal Januari
Menjelang pemilu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Galang Rambu Anarki dengarlah
Terompet tahun baru
Menyambutmu
Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM melambung tinggi
Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Anak kami kurang gizi
Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
YANG TERLUPAKAN
Yang Terlupakan
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981 & Album Mata Dewa 1989 )
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan dikesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh maafkanlah
Oh maafkanlah
Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
GURU UMAR BAKRI
Guru Umar Bakri
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Tas hitam dari kulit buaya
Selamat pagi berkata bapak Umar Bakri
Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
Laju sepeda kumbang dijalan berlubang
Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan?
“Berkelahi pak!” jawab murid seperti jagoan
Bapak Umar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut (Bakri kentut)
cepat pulang
Busyet... standing dan terbang
Umar Bakri Umar Bakri
Pegawai negeri
Umar Bakri Umar Bakri
Empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
(Bikin otak orang seperti otak Habibie)
Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri
Seperti dikebiri
Bakri Bakri
Kasihan amat loe jadi orang
Gawat
SARJANA MUDA
Sarjana Muda
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Berjalan seorang pria muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Disela bibir tampak mengering
Terselip sebatang rumput liar
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Didepan halaman sebuah jawatan
Terjenuh lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang diharapkan
Terngiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang didambakan
Tak perduli berusaha lagi
Namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung semakin terlihat
Engkau sarjana muda
Resah tak dapat kerja
Tak berguna ijazahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Sia sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu...
SI TUA SAIS PEDATI
Si Tua Sais Pedati
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Bergerak perlahan dengan pasti
Di jalan datar yang berlumpur
Sesekali terdengar geletar cemeti
Diiringi teriakan lantang
Si tua sais pedati
Gerak pedati sebentar berhenti
Tampak si tua sais pedati
Mulai membuka bungkusan nasi
Yang dibekali
Sang istri
Gerak pedati lalu jalan lagi
Singgah disetiap desa
Tanpa ragu ragu tanpa malu malu
Napas segar terhembus dari sepasang lembu
Yang tak pernah merasakan sesak polusi
Dia tak pernah memerlukan
Dia tak pernah membutuhkan
Solar dan ganti oli bensin dan ganti busi
Apalagi charge aki
Dia tak pernah kebingungan
Dia tak pernah ketakutan
Akan kata orang tentang gawatnya
Krisis energi
Gerak pedati dan lenguh lembu
Seember rumput dan geletar cemeti
Seakan suara adzan yang dikasetkan
Sementara itu sang bilal (gawat)
Pulas mendengkur
AMBULANCE ZIG-ZAG
Ambulance Zig Zag
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Deru ambulance
Memasuki pelataran rumah sakit
Yang putih berkilau
Di dalam ambulance tersebut
Tergolek sosok tubuh gemuk
Bergelimang perhiasan
Nyonya kaya pingsan
Mendengar kabar
Putranya kecelakaan
Dan para medis
Berdatangan kerja cepat
Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa
Tanpa basa basi
Ini mungkin sudah terbiasa
Tak lama berselang
Supir helicak datang
Masuk membawa korban yang berkain sarung
Seluruh badannya melepuh
Akibat pangkalan bensin ecerannya
Meledak
Suster cantik datang
Mau menanyakan
Dia menanyakan data si korban
Di jawab dengan
Jerit kesakitan
Suster menyarankan bayar ongkos pengobatan
Ai sungguh sayang korban tak bawa uang
Suster cantik ngotot
Lalu melotot
Dan berkata “Silahkan bapak tunggu di muka!”
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa kesakitan
Hai modar aku
Hai modar aku
Jerit si pasien merasa diremehkan
PUING 1
Puing I
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Puing berserakan disegenap penjuru
Bekas pertempuran
Bau amis darah sisa asap mesiu
Sesak napasku
Mayat mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Diujung sana banyak orang kelaparan
Diujung lainnya wabah busung menyerang
Disudut sana banyak orang kehilangan
Disudut lainnya bayi bertanya bimbang
Mama kapan ayah pulang?
Mama sebab apa perang?
Mayat mayat bergeletakan
Tak terkubur dengan layak
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Banyak jatuh korban
Dari mereka
Yang tak mengerti apa apa
Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan
Seorang ibu muda yang baru melahirkan
Lama meratapi sesosok tubuh mayat suaminya
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
Tinggi peradaban teknologi berkembang
Senjata hebat terciptakan
Sarana pembantaian semakin bisa diwujudkan
Oh mengerikan
Berhentilah jangan salah gunakan
Kehebatan ilmu pengetahuan
Untuk menghancurkan
Dan burung burung bangkai
Menatap liar
Dan burung burung bangkai
Berdansa senang
DOA PENGOBROL DOSA
Doa Pengobral Dosa
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Disudut dekat gerbong
Yang tak terpakai
Perempuan ber make up tebal
Dengan rokok ditangan
Menunggu tamunya datang
Terpisah dari ramai
Berteman nyamuk nakal
Dan segumpal harapan
Kapankah datang
Tuan berkantong tebal
Habis berbatang batang
Tuan belum datang
Dalam hati
Resah menjerit bimbang
Apakah esok hari
Anak anakku dapat makan
Oh Tuhan beri
Setetes rezeki
Dalam hati yang bimbang berdoa
Beri terang jalan anak hamba
Kabulkanlah Tuhan
BANGUNLAH PUTRA PUTRI PERTIWI
Bangunlah Putra Putri Pertiwi
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan
Kuat jarimu kala mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkerammu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh karisma
Pulau pulau yang berbencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu kutu di sayapmu
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Hei jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan pancasila itu
Bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisi harapan
Yang hanya berisi khayalan
HATTA
Hatta
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Tuhan terlalu cepat semua
Kau panggil satu satunya yang tersisa
Proklamator tercinta
Jujur lugu dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia
Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu
Terbayang baktimu
Terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga
Berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu
22 JANUARI
22 Januari
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Dua dua Januari
Kita berjanji
Coba saling mengerti
Apa di dalam hati
Dua dua Januari
Tidak sendiri
Aku berteman iblis
Yang baik hati
Jalan berdampingan
Tak pernah ada tujuan
Membelah malam
Mendung yang selalu datang
Kudekap erat
Kupandang senyummu
Dengan sorot mata yang keduanya buta
Lalu kubisikkan
Sebaris kata kata putus asa
Sebentar lagi hujan
Dua buku teori
Kau pinjamkan aku
Tebal tidak berdebu
Kubaca selalu
Empat lembar fotomu
Dalam lemari kayu
Kupandang dan kujaga
Sampai kita jemu
PENGAMEN
Pengamen
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Permisi tuan-tuan
Ini suara pengamen yang bisa rekaman
If you know me
If you know me
Ladies and gentleman ( baby )
Kulo niki urip saking hasil ngamen
Tenan mas
And biasa parkir
And biasa parkir
Dulunya di proyek Senen ( asoy )
Waktu Malari ngungsi ke blok M
Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M
Cita cita sih dulu ane kepengen
Jadi mentri atau presiden ( teksi )
Pasti punya gedong di bilangan Menteng
Eh mana tahan
Kagak kesampean ane pengen njajal
Jadi pengawas kendaraan
Sekali semprit duit orang melayang
Sekali semprit duit orang melayang
Parkiran tuan
Dasar sial nasib ane
Masih kepengen main kucing kucingan ( baby )
Terpaksa demi hidup beta ngamen
Oho di jalanan ( ya Tuhan )
Eh kok ada bandit bandit
Yang bisa lolos dari tahanan ( gile )
Mungkin si Ipir dan si Hansoy
Asik ngintipin orang pacaran
Ai mohon sorry
Ai mohon sorry
Hadirin serta para pendengar dimana saja berada
Kalau tersinggung
Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan )
Bisa berabe om
Bisa berabe
Ini muka kalau masuk kurungan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Hei memang sial hidup bujangan
Kalau masih jadi pengangguran
Jangankan mau pacaran
Eh buat makan duit juga musti pas pasan
Eh pernah gua ngamen di restoran
Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan
Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat
Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan
Eh jangan cengengesan
Jangan cengengesan
Sori mulut gue udah kesemutan
Tangan capek eh eh kantong minta sokongan
Yah kalau sudi tuan tuan
Tuan yang dermawan
Berilah sumbangan
Asal cukup buat ongkos hari tua
Eh lumayan gua udah bisa rekaman
PENGAMEN
Pengamen
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Permisi tuan-tuan
Ini suara pengamen yang bisa rekaman
If you know me
If you know me
Ladies and gentleman ( baby )
Kulo niki urip saking hasil ngamen
Tenan mas
And biasa parkir
And biasa parkir
Dulunya di proyek Senen ( asoy )
Waktu Malari ngungsi ke blok M
Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M
Cita cita sih dulu ane kepengen
Jadi mentri atau presiden ( teksi )
Pasti punya gedong di bilangan Menteng
Eh mana tahan
Kagak kesampean ane pengen njajal
Jadi pengawas kendaraan
Sekali semprit duit orang melayang
Sekali semprit duit orang melayang
Parkiran tuan
Dasar sial nasib ane
Masih kepengen main kucing kucingan ( baby )
Terpaksa demi hidup beta ngamen
Oho di jalanan ( ya Tuhan )
Eh kok ada bandit bandit
Yang bisa lolos dari tahanan ( gile )
Mungkin si Ipir dan si Hansoy
Asik ngintipin orang pacaran
Ai mohon sorry
Ai mohon sorry
Hadirin serta para pendengar dimana saja berada
Kalau tersinggung
Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan )
Bisa berabe om
Bisa berabe
Ini muka kalau masuk kurungan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Pasti berantakan kena bogem tuan
Hei memang sial hidup bujangan
Kalau masih jadi pengangguran
Jangankan mau pacaran
Eh buat makan duit juga musti pas pasan
Eh pernah gua ngamen di restoran
Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan
Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat
Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan
Eh jangan cengengesan
Jangan cengengesan
Sori mulut gue udah kesemutan
Tangan capek eh eh kantong minta sokongan
Yah kalau sudi tuan tuan
Tuan yang dermawan
Berilah sumbangan
Asal cukup buat ongkos hari tua
Eh lumayan gua udah bisa rekaman
PIE PIE
Pie-Pie
Pusaka Jaya ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Koyo ngene rasane
Dadi wong ora duwe
Ngalor ngidul di ece
Karo kancane dewe
Pie pie pie
Ora wero
Pie pie pie pie pie
Ora ngerti
Pie pie pie
Ora wero
Pie pie pie pie pie
Ora ngerti
JAMAN EDAN
Jaman Edan
Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hai teman katanya jaman ini kemajuan
Sampai si om gendut dan rambut ubanan
Berani berpacaran
Dengan pembantunya sampai naik ranjang
Ranjang goyang
Hai teman katanya jaman ini pembangunan
Para tante pun tak mau ketinggalan
Mencari pasangan
Dengan mahasiswa yang kurang biaya
Kuliahnya yang tertunda
Kalau ada gadis jaman sekarang
Jangan heran kalau tidak perawan
Para pelajar pun jadi edan edanan
Kalau pusing belajar cari hiburan
Di tempat pelacuran
Oh oh oh we yo
Jaman edan
Jaman jaman edan
Jaman saiki jaman edan
Sampeyan edan aku melok edan
Ini ramalan dari nenek moyang
Jayabaya yang kelahiran Bengawan
Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran
Terpaksa Yance Mince berjualan
Daging karet tiruan
Oh di taman Lawang demi kepuasan
Hidung belang
Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan
Cepat cepat kau cari kesempatan
Di dalam kesempitan
Untuk melemaskan segala ketegangan
Oh pikiran yang bukan bukan
Suatu kali eh pernah aku kehilangan
Celana Levi’s yang semata wayang
Itu juga belinya di tukang loakan
Telah hilang melayang disamber orang
Waktu di jemuran
Oh oh oh we yo
Maling sialan
Maling maling sialan
Dia nggak pikir itu barang orang
Ada lagi maling gede gedean
Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan
Dia nggak mikir itu duit haram
Inget inget dong sama gelandangan
Berani amat ente sama kutukan Tuhan
Maling yang ini memang kebangetan
Ada maling hoi maling jemuran
Di sono maling di sini maling
Maling maling hei elu sialan
DONGENG SEBELUM TIDUR
Dongeng Sebelum Tidur
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Jika sepasang monyet tidur Jadi buyut moyangku Jika buyut moyangku tidur Jadi kakek dan nenekku Jika kakek dan nenek tidur Jadi ayah dan ibu Dan jika ayah dan ibu tidur Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku Sedangkan waktu aku yang tidur Nggak jadi apa apa Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak Dikolong tempat tidurku Dan seribu armada kutu Diatas sprei belang bentong kasurku Walaupun mereka itu kecoak dan kutu Tetapi mereka tetap darah dagingku Maka dari itu saya minta dengan amat sangat Jangan semprotkan baygon sayang Anakku yang paling tua Bernama Kecoak Idi Amin Lahir di Cengkareng Eh badannya kerempeng Matanya sedikit jereng Kalau berjalan seperti Gareng Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng Senang pakai mobil mentereng Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng Aku benci aku benci sama si Amin Habis si Amin suka nempeleng Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng Itu dulu seribu tahun yang lalu Kini cerita anakku yang nomer dua Perempuan lho Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura Sekolah di Karawang Minum jamunya wah jangan ditanya Dari jamu galian singset sari rapet Sampai jamu terlambat datang bulan Tak pernah ketinggalan Putriku cantik, putriku molek Putriku pandai memasak Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus Sampai rendang jengkol dia bisa Tapi mengapa belum juga Datang lamaran? Oh iya, hampir saya lupa Putriku mempunyai dua kekurangan Yang mungkin itu sebabnya Putriku vakum dalam dunia percintaan Putriku memang anggun Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti Itu satu Dan yang kedua Putriku tidak boleh kena air Hayo kenapa? ( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan Ayan Anakku yang paling bontot pemain sepak bola Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia Enam bulan disana Begitu pulang kok keok eh kalah semua
Jika sepasang monyet tidur Jadi buyut moyangku Jika buyut moyangku tidur Jadi kakek dan nenekku Jika kakek dan nenek tidur Jadi ayah dan ibu Dan jika ayah dan ibu tidur Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku Sedangkan waktu aku yang tidur Nggak jadi apa apa Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak Dikolong tempat tidurku Dan seribu armada kutu Diatas sprei belang bentong kasurku Walaupun mereka itu kecoak dan kutu Tetapi mereka tetap darah dagingku Maka dari itu saya minta dengan amat sangat Jangan semprotkan baygon sayang Anakku yang paling tua Bernama Kecoak Idi Amin Lahir di Cengkareng Eh badannya kerempeng Matanya sedikit jereng Kalau berjalan seperti Gareng Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng Senang pakai mobil mentereng Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng Aku benci aku benci sama si Amin Habis si Amin suka nempeleng Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng Itu dulu seribu tahun yang lalu Kini cerita anakku yang nomer dua Perempuan lho Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura Sekolah di Karawang Minum jamunya wah jangan ditanya Dari jamu galian singset sari rapet Sampai jamu terlambat datang bulan Tak pernah ketinggalan Putriku cantik, putriku molek Putriku pandai memasak Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus Sampai rendang jengkol dia bisa Tapi mengapa belum juga Datang lamaran? Oh iya, hampir saya lupa Putriku mempunyai dua kekurangan Yang mungkin itu sebabnya Putriku vakum dalam dunia percintaan Putriku memang anggun Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti Itu satu Dan yang kedua Putriku tidak boleh kena air Hayo kenapa? ( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan Ayan Anakku yang paling bontot pemain sepak bola Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia Enam bulan disana Begitu pulang kok keok eh kalah semua
GENERASI FRUSTASI
Generasi Frustasi
Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Generasiku banyak yang frustasi
Broken home istilah bule bule luar negeri
Mereka muak lihat papi mami bertengkar
Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar
Ada urusan yang tak masuk diakal
Mami sibuk cari bujangan
Papi sibuk cari perawan
Timbang kesal lebih baik aku berhayal
Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar
Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang
Mata cekung badan persis capung
Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung
Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut
Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut
Hei mister gelek
Lo tega mata gua kok nggak bisa melek
Hei mister gelek
Duit gopek gua kira cepek
Hei mister gelek
Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem
Ndak taunya telek
JONI KESIANGAN
Joni Kesiangan
Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Habis sebulan dia baru gajian
Joni kesiangan bersiul tanda girang
Dapat cium sayang dari istrinya
Yang merengek manja
Minta kacamata penutup papaya
Janjikan papaya
Janjikan papaya
Joni kesal lalu masuk kamar
Si istri datang mengajak senam malam
Ogah ah Joni sudah bosan
Istri yang sekarang
Jempolnya ketombean
Mpok Tati tante seberang jalan
Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam
Dengan imbalan telur setengah matang
Tengah malam Joni asik berkencan
Tak ingat pintu depan
Di gedor gedor orang
Ha ha hansip datang
Membawa pentungan
Joni kelimpungan masuk kolong ranjang
Joni kesiangan
KISAH MOTORKU
Kisah Motorku
Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hei bapak kopral saya datang mau lapor
Tadi malam waktu saya sedang molor
Telah kehilangan sepeda motor
Dirumah teman saya yang bermata bolor
Baik anak muda kuterima laporanmu
Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor
Juga kenapa kau lapor
Kok hanya pakai celana kolor
Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar
Sekarang engkau boleh pulang
Lama kutunggu kabar dari bapak kopral
Kenapa nggak nongol-nongol
Sehingga gua dongkol
Lalu aku pergi menuju kantor polisi
Tapi nggak jadi
Sebab kabel listrik perut saya kortsleting
Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi
Terpaksa sore hari saya baru pergi
Kontrol
Ternyata sepeda motor ada di garasi
Kantor polisi
Sudah tak beraki
Sudah tak berlampu
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Dia bilang waktu diketemukan
Sudah demikian
Memang tak beraki kok
Memang tak berlampu kok
Tutup tengki hilang
Kaca spion kok melayang
Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral?
Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang
Asal engkau tahu diri
Mbok terima kasih
Kamis, 24 Oktober 2013
Langganan:
Postingan (Atom)