Pages

Selasa, 29 Oktober 2013

THANKS FULL!!

Ok!! Thanksfull banget buat blog ini : http://iwan-fals.blogspot.com/2007/04/kumpulan-lirik-lagu-iwan-fals.html karena berkat itu blog saya bisa mengepost lirik2 lagu iwan fals untuk menyelesaikan tugas saya!! Sekali lagi thanksfull banget, blognya sangat bernmanfaat!! Untuk temen2 yg mau liat lebih banyak lagi, silahkan kunjungi blog diatas ,, ok!! >o<

BENTO

Bento Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Namaku Bento rumah real estate Mobilku banyak harta berlimpah Orang memanggilku boss eksekutif Tokoh papan atas atas segalanya Asyik Wajahku ganteng banyak simpanan Sekali lirik oke sajalah Bisnisku menjagal jagal apa saja Yang penting aku senang aku menang Persetan orang susah karena aku Yang penting asyik sekali lagi Asyik Khotbah soal moral omong keadilan Sarapan pagiku Aksi tipu tipu lobying dan upeti Woow jagonya Maling kelas teri bandit kelas coro Itu kantong sampah Siapa yang mau berguru datang padaku Sebut tiga kali namaku Bento Bento Bento Asyik

BUNGA TROTOAR

Bunga Trotoar Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Bunga bunga kehidupan Tumbuh subur di trotoar Mekar liar dimana mana Langkah langkah garang datang Hancurkan wanginya kembang Engkau diam tak berdaya Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Menggelar aneka barang Menggelar mimpi yang panjang Kaki lima menggelar resah Diemperan toko besar Koar mulutmu berkobar Kaki lima makin menjalar Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Bagai jutaan srigala Menyerbu kota besar Tempat asal adalah neraka Tolong beri tahu aku Bagaimana caranya ? Nasib tak pernah berpihak Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Bungaku Bunga liar Bungaku Bunga trotoar Ya liar Bunga trotoar Liar liar liar liar Bungaku bungaku bungaku Bunga trotoar Bunga liar Bunga liar Bunga liar Para kurcaci diinjak mati Para kurcaca nyanyi tralala Para kurcaci bersedih hati Para kurcaca ha ha ha ha ha ha Para kurcaci diinjak mati Para kurcaca nyanyi tralala Para kurcaci bersedih hati Para kurcaca ha ha ha ha ha ha

BONGKAR

Bongkar Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Kalau cinta sudah di buang Jangan harap keadilan akan datang Kesedihan hanya tontonan Bagi mereka yang diperkuda jabatan Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Sabar sabar sabar dan tunggu Itu jawaban yang kami terima Ternyata kita harus ke jalan Robohkan setan yang berdiri mengangkang Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Penindasan serta kesewenang wenangan Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan Hoi hentikan hentikan jangan diteruskan Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan Dijalanan kami sandarkan cita cita Sebab dirumah tak ada lagi yang bisa dipercaya Orang tua pandanglah kami sebagai manusia Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta Oh oh Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Oh oh ya oh ya oh ya bongkar Kok bisa? Bisa kok!

OH YA!

Oh Ya! Iwan Fals & Sawung Jabo (Album SWAMI I 1989) Andaikata aku di mobil itu Tentu tidak di bus ini Seandainya aku rumah itu Tentu tidak di gubuk ini A a a andaikata Se se se seandainya Oh ya! Kalau saja aku jadi direktur Tentu tidak jadi penganggur Umpamanya aku dapat lotere Tentu saja aku tidak kere Ka ka ka kalau saja U u u umpamanya Oh ya! Oh ya! Ya nasib Nasibmu jelas bukan nasibku Oh ya! Ya takdir Takdirmu jelas bukan takdirku Oh ya! Ya nasib Nasibmu jelas bukan nasibku Oh ya! Ya takdir Takdirmu jelas bukan takdirku Aku bosan A a a andaikata Se se se seandainya Ka ka ka kalau saja U u u umpamanya Oh ya! Oh ya! Ya nasib Nasibmu jelas bukan nasibku Oh ya! Ya takdir Takdirmu jelas bukan takdirku Oh ya! Ya nasib Nasibmu jelas bukan nasibku Oh ya! Ya takdir Takdirmu jelas bukan takdirku La la la La la la La la la la la la la la la la la la la La la la La la la La la la la la la la la la la la la la

NYANYIAN UJUNG GANG

Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Menangis embun pagi yang tak lagi bersih Jubahnya yang putih tak berseri ternoda Daun daun mulai segan menerima Apa daya tetes embun terus berjatuhan Mengalir sungai sungai plastik jantung kota Menjadi hiasan yang harusnya tak ada Udara penuh dengan serbuk tembaga Topeng topeng pelindung harus dikenakan Ini desaku Ini kotaku Ini negeriku Ya Robot robot bernyawa tersenyum menyapaku Selamat datang kawan di belantara batu Kulanjutkan melangkah antara bising malam Mencari tempat mencari harapan Aku melihat Aku bertanya Aku terluka Ya Wahai kawan hei kawan bangunlah dari tidurmu Masih ada waktu untuk kita berbuat Luka di bumi ini milik bersama Buanglah mimpi mimpi Buanglah mimpi mimpi Buanglah mimpi mimpi Buanglah mimpi mimpi Buanglah mimpi mimpi Buanglah mimpi mimpi

PERJALANAN WAKTU

Perjalanan Waktu Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Pagi telah datang Matahari datang Jelata lewati hari Bersetubuh dengan waktu Wajah wajah legam Matanya membara Membakar bayangan palsu Peti mati diatas langit Oh mereka dihantam kenyataan Oh mereka teriak! Orang orang kalah Tak bisa bicara Tanyakan pada dunia Benarkah mereka kalah Benarkah mereka kalah Menanti batas Batas segala yang tidak ada batasnya Menanti akhir Akhir segala yang tidak ada akhirnya Waktu berlalu Waktu berpacu Doa doa apa saja Caci maki apa saja Doa doa apa saja Caci maki apa saja Doa doa apa saja Caci maki apa saja Doa doa apa saja Caci maki apa saja

CONDET

Condet Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Kubuka jendela Sapa angin pagi Ringan kau melangkah Songsong hidup ini Hela lenguh lembu Halau burung burung Bocah tawa riang Canda di kali yang jernih Bila malam Tembang di purnama Yang memberi semangat Hidup esok hari Kubuka jendela Maki angin pagi Berat kau melangkah Tuk dapatkan kesempatan Roda teknologi Enyahkan pedati Bias rumah kaca Lubangi paru bumi Syair Ronggowarsito Jerit dan keringat Gemuruhnya Rolling Stones Api revolusi Haruskah padam Digantikan figur yang tak pasti

POTRET

Potret Iwan Fals (Album SWAMI I 1989) Orang orang resah Berlomba kejar nafkah Demi anak bini Demi sesuap nasi Kuno kuno memang Memang memang kuno Namun kenyataan Kita butuh soal itu Uang dimana uang? Nasi dimana nasi? Uang dimana uang? Nasi dimana nasi? Seperti binatang Bila lapar menerjang Seperti kereta Nafasnya terdengar Lidahnya terjulur Syahwatnya siap lentur Soal harga diri Sudah tak berarti Uang dimana uang? Nasi dimana nasi? Uang dimana uang? Nasi dimana nasi? Pergi kau! Jangan nasehati aku oh ya! Pergi kau! Aku mau uangmu oh ya! Pergi kau! Jangan menggurui aku oh ya! Pergi kau! Aku mau nasimu oh! Anak anak kecil tengadahkan tangan Mainkan tamborin gapai masa depan Tanah lahirku aku cinta kau Bumi darahku aku cium engkau

PUING II

Puing II Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 & Mata Dewa 1989 ) Perang perang lagi Semakin menjadi Berita ini hari Berita jerit pengungsi Lidah anjing kerempeng Berdecak keras beringas Melihat tulang belulang Serdadu boneka yang malang Tuan tolonglah tuan Perang dihentikan Lihatlah ditanah yang basah Air mata bercampur darah Bosankah telinga tuan Mendengar teriak dendam Jemukah hidung tuan Mencium amis jantung korban Jejak kaki para pengungsi Bercengkrama dengan derita Jejak kaki para pengungsi Bercerita pada penguasa ( Bercerita pada penguasa ) Tentang ternaknya yang mati Tentang temannya yang mati Tentang adiknya yang mati Tentang abangnya yang mati Tentang ayahnya yang mati Tentang anaknya yang mati Tentang neneknya yang mati Tentang pacarnya yang mati ( Tentang ibunya yang mati ) Tentang istrinya yang mati Tentang harapannya yang mati Perang perang lagi Mungkinkah berhenti Bila setiap negara Berlomba dekap senjata Dengan nafsu yang makin menggila Nuklir pun tercipta ( nuklir bagai dewa ) Tampaknya sang jenderal bangga Dimimbar dia berkata Untuk perdamaian (bohong) Demi perdamaian (bohong) Guna perdamaian (bohong) Dalih perdamaian (bohong) Mana mungkin Bisa terwujudkan Semua hanya alasan Semua hanya bohong besar

YANG TERLUPAKAN

Yang Terlupakan Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981 & Album Mata Dewa 1989 ) Denting piano kala jemari menari Nada merambat pelan dikesunyian malam Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang Yang pernah terlupakan Hati kecil berbisik untuk kembali padanya Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata Seperti menjelma waktu aku tertawa Kala memberimu dosa Oh maafkanlah Oh maafkanlah Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi Haruskah aku lari dari kenyataan ini Pernah ku mencoba tuk sembunyi Namun senyummu tetap mengikuti

PEREMPUAN MALAM

Perempuan Malam Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 ) Perempuan malam mandi di kali Buih buih busa sampo ketengan Di atas kepala lewat kereta Yang berjalan lamban nakal menggoda Disambut tawa renyah memecah langit Dengus kereta semakin hening Semua noda coba dibersihkan Namun masih saja terlihat kotor Karena kereta kirimkan debu Yang datang tak mampu ia tepiskan Perempuan malam kenakan handuknya Setelah usap seluruh tubuhnya Hangatkan tubuh di cerah pagi Pada matahari Keringkan hati yang penuh tangis Walau hanya sesaat Segelas kopi sebatang rokok Segurat catatan yang tersimpan Perempuan malam menunggu malam Untuk panjangnya malam Perempuan malam diikat tali Di hidup di mimpi di hatinya Aku hanya lihat dari jembatan Tanpa mampu untuk melepaskan Perempuan malam dipinggir jerami Nyanyikan doa nyalakan api Perempuan malam dipinggir jerami Nyanyikan doa nyalakan api 14 April 2006

PEREMPUAN MALAM

Perempuan Malam Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 ) Perempuan malam mandi di kali Buih buih busa sampo ketengan Di atas kepala lewat kereta Yang berjalan lamban nakal menggoda Disambut tawa renyah memecah langit Dengus kereta semakin hening Semua noda coba dibersihkan Namun masih saja terlihat kotor Karena kereta kirimkan debu Yang datang tak mampu ia tepiskan Perempuan malam kenakan handuknya Setelah usap seluruh tubuhnya Hangatkan tubuh di cerah pagi Pada matahari Keringkan hati yang penuh tangis Walau hanya sesaat Segelas kopi sebatang rokok Segurat catatan yang tersimpan Perempuan malam menunggu malam Untuk panjangnya malam Perempuan malam diikat tali Di hidup di mimpi di hatinya Aku hanya lihat dari jembatan Tanpa mampu untuk melepaskan Perempuan malam dipinggir jerami Nyanyikan doa nyalakan api Perempuan malam dipinggir jerami Nyanyikan doa nyalakan api 14 April 2006

MATA DEWA

Mata Dewa Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 ) Diatas pasir senja pantai Kuta Saat kau rebah di bahu kiriku Helai rambutmu halangi khusukku Nikmati ramah mentari yang pulang Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Aku berdiri tinggalkan dirimu Waktu sinarnya jatuh di jiwaku Gemuruh ombak sadarkan sombongku Ajaklah aku wahai sang perkasa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Yang menangis tinggalkan diriku Yang menangis lupakanlah aku Yang menangis tinggalkan diriku Yang menangis lupakanlah aku Senja di hati Lidah gelombang jilati batinku Belaian karang sampai kejantungku Jingga matahari ajak aku pergi Kasihku tulus setulus indahmu Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Seperti mata dewa Yang menangis tinggalkan diriku Yang menangis lupakanlah aku Yang menangis tinggalkan diriku Yang menangis lupakanlah aku Senja di hati Seperti mata dewa Seperti mata dewa Senja di hati Seperti mata dewa Senja di hati Seperti mata dewa Senja di hati

AIR MATA API

Air Mata Api Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 ) Aku adalah lelaki tengah malam Ayahku harimau ibuku ular Aku dijuluki orang sisa sisa Sebab kerap merintih kerap menjerit Temanku gitar temanku lagu Nyanyikan tangis marah dan cinta Temanku niat temanku semangat Yang kian hari kian berkarat semakin berkarat Aku berjalan orang cibirkan mulut Aku bicara mereka tutup hidung Aku tersinggung peduli nilai nilai Aku datangi dengan segunung api Mereka lari ke ketiak ibunya Ku tak peduli marahku menjadi Mereka lari ke meja ayahnya Aku tak mampu tenagaku terkuras Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam Orang sisa sisa menangis Orang sisa sisa menangis Air matanya Air matanya Air matanya Api Aku berjalan orang cibirkan mulut Aku bicara mereka tutup hidung Aku tersinggung peduli nilai nilai Aku datangi dengan segunung api Mereka lari ke ketiak ibunya Ku tak peduli marahku menjadi Mereka lari ke meja ayahnya Aku tak mampu tenagaku habis terkuras Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam Orang sisa sisa menangis Orang sisa sisa menangis Air matanya Air matanya Air matanya Api Air matanya Air matanya Air matanya Api

BERKACALAH JAKARTA

Berkacalah Jakarta Iwan Fals ( Album Sugali 1984 & Album Mata Dewa 1989 ) Langkahmu cepat seperti terburu Berlomba dengan waktu Apa yang kau cari belumkah kau dapati Diangkuh gedung gedung tinggi Riuh pesta pora sahabat sejati Yang hampir selalu saja ada Isyaratkan enyahlah pribadi Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka Mengejek langkah kura kura Ingin sesuatu tak ingat bebanmu Atau itu ulahmu kota Ramaikan mimpi indah penghuni Jangan kau paksakan untuk berlari Angkuhmu tak peduli Luka di kaki Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari Bila luka di kaki belum terobati Berkacalah Jakarta Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka Mengejek langkah kura kura Ingin sesuatu tak ingat bebanmu Atau itu ulahmu kota Ramaikan mimpi indah penghuni Jangan kau paksakan untuk berlari Angkuhmu tak peduli Luka di kaki Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari Bila luka di kaki belum terobati Berkacalah Jakarta

PINGGIRAN KOTA BESAR

Pinggiran Kota Besar Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 ) Pinggiran kota besar Nafasmu makin bingar Kudengar dari sini Bagai nyanyiannya oh Cerobong asap pabrik Berlomba ludahi langit Barisan mobil besar Gelisah angkut barang Ada kabar engkau tuli Pinggiran kota besar Kulihat tidur mendengkur Diranjang banyak orang Peduli kau bermimpi Selagi cukup nyenyak Asiknya buang kotoran Lukai hari kami Cemari hati ini Ada kabar engkau buta Sungai kotor bau dan beracun Penuh limbah kimia Kita mandi mencuci disana Lihatlah lihatlah Ikan ikan pergi atau mati Tak kulihat yang pasti Kau yang tidur bangunlah segera Lihatlah lihatlah Telanjang anak kecil Berenang disungai kotor Tertawa riang bercanda Sambil menggaruk koreng Pinggiran kota besar Merasa tidur terganggu Beranjak dari ranjang Tutup pintu jendela Nutup pintu jendela Sungai kotor bau dan beracun Penuh limbah kimia Kita mandi mencuci disana Lihatlah lihatlah Ikan ikan pergi atau mati Tak kulihat yang pasti Kau yang tidur bangunlah segera Lihatlah lihatlah Hitam kaliku Hitam legam hatiku Legam hariku Legam hitam kaliku

NONA

Nona Iwan Fals ( Album Mata Dewa 1989 ) Sudah cukup jauh Perjalanan ini Lewati duka lewati tawa Lewati segala persoalan Kucoba berkaca Pada jejak yang ada Ternyata aku sudah tertinggal Bahkan jauh tertinggal Bodohnya diriku Tak percaya padamu Lalu sempat aku berfikir Untuk tinggalkan kamu Nona maafkan aku Nona peluklah aku Nona begitu perkasanya dirimu Yakiniku Nona marahlah padaku Nona Nonaku Aku tak peduli Apa kata mereka Hari ini engkau disini Esok tetap disini Nona maafkan aku Nona peluklah aku Nona begitu perkasanya dirimu Yakiniku Nona marahlah padaku Nona Nonaku Nona maafkan aku Nona nona nona nonaku Nona nona nona nonaku

P.H.K

P.H.K. Iwan Fals ( Album Wakil Rakyat 1987 & Mata Dewa 1989 ) Lelaki renta setengah baya Geram di trotoar jalan Saat panas tikam kepala Seorang buruh disingkirkan Bising mesin menyulut resah Masih bisa engkau pendam Canda anak istri dirumah Bangkitkan kau untuk bertahan Oh yaya Oh yaya Oh Yaa Oh yaya Oh yaya Oh Yaa Pesangon yang engkau kantongi Tak cukup redakan gundah Tajam pisau kepalan tangan Antar kau ke pintu penjara Oh yaya Oh yaya Oh Yaa Oh yaya Oh yaya Oh Yaa Sedanau nanah dari matamu Tak mampu jatuhkan hati mereka Serimba luka didalam jiwa Juga tak berarti Hitam benak kini mulai akrab Hitam benar isi hari harimu Kau tafakur dibalik jeruji pengap Kau menjerit coba melawan

TIMUR TENGAH II/BAKAR

Timur Tengah II / Bakar Iwan Fals ( Album Aku Sayang Kamu 1986 & Mata Dewa 1989 ) Tuhan tolong dengarkan Nyanyian pinggir jalan Malam dibawah bulan Dalam waktu yang rawan Marah dibawah tanah Dilangit ada merah Menuju satu arah Bakar bakar Disana ada bohong Disana ada mayat Disana ada suara Bom bom Raut muka resah Orang orang susah Ada banyak mata Buta Resah luka kaki Semakin menjadi Ada banyak kuping (telinga) Tuli Malam hampir pagi Debu jalan datang lagi Malam hampir pagi Bising mesin bunyi lagi Malam hampir pagi Kelicikan mulai lagi Malam hampir pagi Teriakku hilang lagi

KUPAKSA UNTUK MELANGKAH

Kupaksa Untuk Melangkah Iwan Fals ( Album KPJ 1985 ) Kulangkahkan kakiku yang rapuh Tinggalkan sepi kota asalku Saat pagi buta Sandang gitar usang Ku coba menantang Keras kehidupan Datangi rumah rumah tak jemu Petik tali tali senar gitarku Dari tenda ke tenda Warung yang terbuka Lantang nyanyikan lagu Oh memang kerjaku Tak pasti jalur jalan hidup Ku tunggu putaran roda nasib Ku coba paksakan untuk melangkah Sementara Kerikil kerikil tajam menghadang langkahku

2 MENIT 10 DETIK

2 Menit 10 Detik Iwan Fals ( Album KPJ 1985 ) Yang menangis di ketiakku Engkaukah itu perempuanku? Diamlah diamlah Berhentilah berhentilah Sebentar Yang tertawa di nganga luka Engkaukah itu betinaku? Puaskah hatimu? Teruslah tertawa Hingar

2 MENIT 10 DETIK

2 Menit 10 Detik Iwan Fals ( Album KPJ 1985 ) Yang menangis di ketiakku Engkaukah itu perempuanku? Diamlah diamlah Berhentilah berhentilah Sebentar Yang tertawa di nganga luka Engkaukah itu betinaku? Puaskah hatimu? Teruslah tertawa Hingar

KRISIS PEMUDA

Krisis Pemuda Iwan Fals ( Album KPJ 1985 ) Bermacam macam tuduhan Yang menimpa pemuda Bermacam macam sindiran Menyelimuti hidup pemuda Tak ada yang mau mengerti Akan segala kemampuannya Dan tak ada yang mau peduli Mengapa sampai jadi korban Kelinci kelinci percobaan Semua sibuk dengan kekayaan Semua sibuk dengan alasan Seakan melepas kasih sayangnya Dimana kusumbangkan tenaga Demi laju bangun negara Tapi tak sempat ku berbicara Lowongan kerja tak kudapatkan Sistim koneksi Sistim famili Merajalela di setiap instansi Sistim koneksi Sistim famili Merajalela di setiap instansi Oh oh oh oh Krisis pemuda Melanda negeri tercinta (Indonesia) Oh oh oh oh Krisis pemuda Melanda negeri tercinta (Indonesia)

KRISIS PEMUDA

Krisis Pemuda Iwan Fals ( Album KPJ 1985 ) Bermacam macam tuduhan Yang menimpa pemuda Bermacam macam sindiran Menyelimuti hidup pemuda Tak ada yang mau mengerti Akan segala kemampuannya Dan tak ada yang mau peduli Mengapa sampai jadi korban Kelinci kelinci percobaan Semua sibuk dengan kekayaan Semua sibuk dengan alasan Seakan melepas kasih sayangnya Dimana kusumbangkan tenaga Demi laju bangun negara Tapi tak sempat ku berbicara Lowongan kerja tak kudapatkan Sistim koneksi Sistim famili Merajalela di setiap instansi Sistim koneksi Sistim famili Merajalela di setiap instansi Oh oh oh oh Krisis pemuda Melanda negeri tercinta (Indonesia) Oh oh oh oh Krisis pemuda Melanda negeri tercinta (Indonesia)

KEMBANG PETE

Kembang Pete Iwan Fals ( Album KPJ 1985 ) Kuberikan padamu Setangkai kembang pete Tanda cinta abadi Namun kere Buang jauh jauh Impian mulukmu Sebab kita tak boleh Bikin uang palsu Kalau diantara kita jatuh sakit Lebih baik tak usah ke dokter Sebab ongkos dokter disini Terkait di awan tinggi Cinta kita cinta jalanan Yang tegar mabuk di persimpangan Cinta kita cinta jalanan Yang sombong menghadap keadaan Semoga hidup kita bahagia Semoga hidup kita sejahtera Semoga hidup kita bahagia Semoga hidup kita sejahtera Kuberikan untukmu Sebuah batu akik Tanda sayang batin Yang tercekik Rawat baik baik Walau kita terjepit Dari kesempatan Yang semakin sempit Cinta kita cinta jalanan Yang tegar mabuk di persimpangan Cinta kita cinta jalanan Yang sombong menghadap keadaan Semoga hidup kita bahagia Semoga hidup kita sejahtera Semoga hidup kita bahagia Semoga hidup kita sejahtera Semoga hidup kita bahagia Semoga hidup kita sejahtera Semoga hidup kita bahagia Semoga hidup kita sejahtera

SUMBANG

Sumbang Iwan Fals / Anto Baret ( Album KPJ 1985 ) Sumbang senandung mesin mesin di setiap jalanan Peduli mobil angkutan Peduli mobil pejabat Peduli mobil pribadi Peduli mobil instansi Sumbang asap dari cerobong pabrik Peduli swasta punya Peduli milik negara Peduli izin tak punya Peduli milik rakyat jelata Akibatkan polusi kembangkan sayapnya Akibatkan polusi semakin merajalela Jangan biarkan saudara Bertambah brutal polusi mengancam kita Bertambah giat polusi tak pilih mangsa Jangan biarkan saudara

SUMBANG

Sumbang Iwan Fals / Anto Baret ( Album KPJ 1985 ) Sumbang senandung mesin mesin di setiap jalanan Peduli mobil angkutan Peduli mobil pejabat Peduli mobil pribadi Peduli mobil instansi Sumbang asap dari cerobong pabrik Peduli swasta punya Peduli milik negara Peduli izin tak punya Peduli milik rakyat jelata Akibatkan polusi kembangkan sayapnya Akibatkan polusi semakin merajalela Jangan biarkan saudara Bertambah brutal polusi mengancam kita Bertambah giat polusi tak pilih mangsa Jangan biarkan saudara

SENANDUNG ISTRI BROMOCORAH

Senandung Istri Bromocorah Iwan Fals / Anto Baret ( Album KPJ 1985 ) Nak berhentilah Jangan sekolah bapakmu sudah tak kerja Nak jangan menangis Memang begini keadaannya Pangkalan jatah ditoko toko dan diparkiran Sudah bukan milik bapak lagi Nak mari berdoa Agar bapak selamat dari penembakan Berita gencar Disetiap lembaran koran Tentang dibunuhnya para bromocorah Maafkan bapakmu anakku Yang tak bisa membesarkanmu Jangan kau benci bapakmu Entah bagaimana masa depanmu Entah bagaimana hari depanmu Oh anakku Jangan kau ikuti jejak bapakmu Nak mari berdoa Agar bapak selamat dari penembakan Berita gencar Disetiap lembaran koran Tentang dibunuhnya para bromocorah Maafkan bapakmu anakku Yang tak bisa membesarkanmu Jangan kau benci bapakmu Entah bagaimana masa depanmu Entah bagaimana hari depanmu Oh anakku Jangan kau ikuti jejak bapakmu

SERENADE

Serenade Iwan Fals, Anthoq Klobot & Yoyik Lembayung ( Album KPJ 1985 ) Aku ingin nyanyikan lagu Buat orang orang yang tertindas Hidup di alam bebas Dengan jiwa yang terpapas Dengan jiwa yang terpapas Kenapa harus takut pada matahari ? Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya Kenapa harus takut pada malam hari ? Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya Aku ingin nyanyikan lagu Bagi kaum kaum yang terbuang Kehilangan semangat juang Terlena dalam mimpi panjang Ditengah hidup yang bimbang Kenapa harus takut pada matahari ? Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya Kenapa harus takut pada malam hari ? Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya Di lorong lorong lorong jalan Di kolong kolong kolong jembatan Di kaki kaki kaki lima Di bawah menara Kau masih mendekap derita Kau masih mendekap derita Kenapa harus takut pada matahari ? Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya Kenapa harus takut pada malam hari ? Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya Aku ingin nyanyikan lagu Tanpa kemiskinan dan kemunafikan Tanpa air mata dan kesengsaraan Agar dapat melihat surga Agar dapat melihat surga Kenapa harus takut pada matahari ? Kepalkan tangan dan halau setiap panasnya Kenapa harus takut pada malam hari ? Nyalakan api dalam hati usir segala kelamnya

KAUM URBANIS

Kaum Urbanis Yoyik & Athoq Klobot ( Album KPJ 1985 ) Bersama mereka ku datang Perempuan penjual kembang Anak ganas dan pasanda Menuju negeri yang penuh dengan peraturan Sedang keadaan tak pernah menjadi mapan Bukalah pintu dan jendela Dengarkanlah nyanyian kami

WARIJEM DAN TUKIMAN

Warijem Dan Tukiman Yoyik Lembayung / Anto Baret ( Album KPJ 1985 ) Ini kisah percintaan asli Antara Tukiman dan Warijem Status Warijem perawan sexy yang merangsang Status Tukiman duda bulukan yang serampangan Cinta mereka bersemi Dibawah jembatan Semanggi Disaksikan dengus mesin Yang melintas diatas kepala Senyum Warijem tak pernah hilang tebuang Senyum Tukiman dibalik kumis melintang Cinta mereka bersemi Di dinding nurani Semanggi Bulan bintang Dingin malam Desir angin Lampu taman Saksikan Warijem Saksikan Tukiman Warijem Tukiman Disaksikan malam Saksikan Warijem Saksikan Tukiman Warijem Tukiman Disaksikan malam Sayang cinta kasih mereka Tak dapat dilanjutkan Sebab sepasukan hansip keburu turun tangan Tukiman Warijem diseret kemanan Karena ketahuan main gelut-gelutan Di rerumputan

PENARI JALANAN

Penari Jalanan Jabo ( Album KPJ 1985 ) Berbedak dan bergincu Menutupi mukanya yang berkerut Selendang biru dipundaknya Melengkapi dandanannya Seorang penari jalanan Menawarkan senyumnya Pada orang yang melingkarinya Menari dan menyanyi Diiringi gamelan tua Sementara anaknya tertidur dibuai lagu ibunya Penari jalanan yang terbuang dijalanan Menari dan menyanyi setiap malam Keringat menghapus bedakmu Tinggallah wajah yang tua Diremangnya sinar lampu Ketika anaknya terbangun Dilihat ibunya masih menari Lalu dia tertidur kembali Berjanji pada diri sendiri Kelak untuk menggantikan ibunya Penari jalanan yang terbuang dijalanan Menari dan menyanyi setiap malam Keringat menghapus bedakmu Tinggallah wajah yang tua Diremangnya sinar lampu

SIANG SEBRANG ISTANA

Siang Seberang Istana Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Seorang anak kecil bertubuh dekil Tertidur berbantal sebelah lengan Berselimut debu jalanan Rindang pohon jalan menunggu rela Kawan setia sehabis bekerja Siang di seberang sebuah istana Siang di seberang istana sang raja Kotak semir mungil dan sama dekil Benteng rapuh dari lapar memanggil Gardu dan mata para penjaga Saksi nyata yang sudah terbiasa Tamu negara tampak terpesona Mengelus dada gelengkan kepala Saksikan perbedaan yang ada Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan hidungmu (matamu) Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Gema azan ashar sentuh telinga Buyarkan mimpi sikecil siang tadi Dia berdiri malas melangkahkan kaki Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi

RINDU TEBAL

Rindu Tebal Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Sewindu sudah lamanya waktu Tinggalkan tanah kelahiranku Rinduku tebal kasih yang kekal Detik ke detik bertambah tebal Pagi yang kutelusuri Riuh tak bernyanyi Malam yang aku jalani Sepi tak berarti Saat kereta mulai berjalan Rinduku tebal tak tertahankan Terlintas jelas dalam benakku Makian bapak usir ku pergi Hanya menangis yang emak bisa Dengan terpaksa kutinggalkan desa Seekor kambing kucuri Milik tetangga tuk makan sekeluarga Bapak tak mau mengerti Hilang satu anak tuk harga diri Aku pergi meninggalkan coreng hitam dimuka bapak Yang membuat malu keluargaku Kuingin kembali mungkinkah mereka mau terima Rinduku Maafkan semua kesalahanku Kursi kereta yang pasti tahu

NAK

Nak Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Jauh jalan yang harus kau tempuh Mungkin samar bahkan mungkin gelap Tajam kerikil setiap saat menunggu Engkau lewat dengan kaki tak bersepatu Duduk sini nak dekat pada bapak Jangan kau ganggu ibumu Turunlah lekas dari pangkuannya Engkau lelaki kelak sendiri

SUGALI

Sugali Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Sua sua sua suara berita Tertulis dalam koran Tentang seorang lelaki yang sering keluar masuk bui Jadi buronan polisi Dar der dor suara senapan Sugali anggap petasan Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan Semakin lupa daratan Lihat sugali menari Di lokasi WTS kelas teri Asik lembur sampai pagi Usai garong hambur uang peduli setan Di di du Di du da di du Di di du di du du Di di du Di du da di du Di du da di du di da di du di da du Ramai gunjing tentang dirimu Yang tak juga hinggap rasa jemu Suram hari depanmu Rasa was was mata beringas Menunggu datang peluru yang panas Di waktu hari naas Oh bisik jangkrik ditengah malam Tenggelam dalam suara letusan Kata berita di mana mana Tentang Sugali tak tenang lagi dan lari sembunyi Tar ter tor suara senapan Sugali anggap petasan Tiada rasa ketakutan punya ilmu kebal senapan Sugali makin keranjingan Lihat sugali menari Di lokasi WTS kelas teri Asik joget sampai lecet Genit gelitik cewek binal paling busyet Di di du Di du da di du Di di du di du du Di di du Di du da di du Di du da di du di da di du di da du

BERKACALAH JAKARTA

Berkacalah Jakarta Iwan Fals ( Album Sugali 1984 & Album Mata Dewa 1989 ) Langkahmu cepat seperti terburu Berlomba dengan waktu Apa yang kau cari belumkah kau dapati Diangkuh gedung gedung tinggi Riuh pesta pora sahabat sejati Yang hampir selalu saja ada Isyaratkan enyahlah pribadi Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka Mengejek langkah kura kura Ingin sesuatu tak ingat bebanmu Atau itu ulahmu kota Ramaikan mimpi indah penghuni Jangan kau paksakan untuk berlari Angkuhmu tak peduli Luka di kaki Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari Bila luka di kaki belum terobati Berkacalah Jakarta Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka Mengejek langkah kura kura Ingin sesuatu tak ingat bebanmu Atau itu ulahmu kota Ramaikan mimpi indah penghuni Jangan kau paksakan untuk berlari Angkuhmu tak peduli Luka di kaki Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari Bila luka di kaki belum terobati Berkacalah Jakarta

MAAF CINTAKU

Maaf Cintaku Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Ingin kuludahi mukamu yang cantik Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik Ingin kucongkel keluar indah matamu Agar engkau tahu memang indah matamu Harus kuakui bahwa aku pengecut Untuk menciummu juga merabamu Namun aku tak takut untuk ucapkan Segudang kata cinta padamu Mengertilah Perempuanku Jalan masih teramat jauh Mustahil berlabuh Bila dayung tak terkayuh Maaf cintaku Aku menggurui kamu Mengertilah Perempuanku Jalan masih teramat jauh Mustahil berlabuh Bila dayung tak terkayuh Maaf cintaku Aku nasehati kamu Maaf cintaku Aku menggurui kamu Maaf cintaku Aku nasehati kamu Maaf cintaku Aku menggurui kamu

AZAN SUBUH MASIH DITELINGA

Azan Subuh Masih Di Telinga Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Ketika fajar menjelang Terlihat dia melangkah enggan Seirama dengan dendang subuh Yang singgah di hati keruh Sempit jalan berdesak bangunan Memandang sinis mendakwa bengis Perempuan satu dan hitamnya waktu Dihapusnya gincu dengan ujung baju Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu Hari pagi menyambut kau kembali Mengusap nadi mengelus hati Sesal di hatimu kian mengganggu Kau reguk habis semua doa doa Dari surau depan rumah yang kau sewa Tak terasa surya duduk di kepala Azan subuh masih di telinga Terdengar renyah tawa gadis sekolah Menyibak tabir cerita lama Didepan retaknya cermin yang telah usang Menari dia seperti dahulu Terdengar pelan ketuk pintu Tegur anakmu buyarkan lamunan Perempuan satu kian terbelenggu Dihapusnya gincu dengan ujung baju Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu

SERDADU

Serdadu Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Isi kepala di balik topi baja Semua serdadu pasti tak jauh berbeda Tak peduli perwira bintara atau tamtama Tetap tentara Kata berita gagah perkasa Apalagi sedang kokang senjata Persetan siapa saja musuhnya Perintah datang karang pun dihantam Serdadu seperti peluru Tekan picu melesat tak ragu Serdadu seperti belati Tak dirawat tumpul dan berkarat Umpan bergizi titah bapak menteri Apakah sudah terbukti ? Bila saja masih ada buruknya kabar burung Tentang jatah prajurit yang di kentit Serdadu seperti peluru Tekan picu melesat tak ragu Serdadu seperti belati Tak dirawat tumpul dan berkarat Lantang suaramu otot kawat tulang besi Susu telur kacang hijau ekstra gizi Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini Serdadu harus tahu pasti Serdadu baktimu kami tunggu Tolong kantongkan tampang serammu Serdadu rabalah dada kami Gunakan hati jangan pakai belati Serdadu jangan mau di suap Tanah ini jelas meratap Serdadu hoi jangan lemah syahwat Nyonya pertiwi tak sudi melihat

TOLONG DENGAR TUHAN

Tolong Dengar Tuhan Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Oh Tuhan Apakah kau dengar? Jerit umatmu Diselah tebalnya debu Oh Tuhan Adakah kau murung? Melihat beribu wajah berkabung Disisa gelegar Galunggung Oh Tuhan Tamatkan saja Cerita pembantaian orang desa Yang jelas hidup tak manja Oh Tuhan Katanya engkau maha bijaksana Tolong Galunggung pindahkan ke kota Dimana tempat segala macam dosa Berat beban kau datangkan Pada mereka disana Cela apa nista apa Hingga engkau begitu murka Sungguh ku tak mengerti Hingar tangis karena adabmu Setiap detik duka berpadu Semakin keras jerit tak puas Dari mereka yang resah bertanya Adilkah keputusanmu? Acap kali rintih memaki Setiap duka tuding Ilahi Jangan salahkan kecewa kami Bosan dalam irama takdirmu Walau ku tak terganggu Bukankah kau maha tahu Pengasih penyayang Namun mengapa selalu saja Itu hanya cerita Oh Tuhan Tolong hentikan Oh Tuhan Dengar rintihan Amuk lahar yang datang hanguskan bumi Tinggalkan arang penghuni desa pergi Gemuruh batu hancurkan saudaraku Ulurkan tangan bantulah sesamamu Tuhan Salah apakah mereka?

JANGAN BICARA

Jangan Bicara Karya : Iwan Fals ( Album Barang Antik 1984 ) Jangan bicara soal idealisme Mari bicara berapa banyak uang dikantong kita Atau berapa dahsyatnya Ancaman yang membuat kita terpaksa onani Jangan bicara soal nasionalisme Mari bicara tentang kita yang lupa warna bendera sendiri Atau tentang kita yang buta Bisul tumbuh subur diujung hidung yang memang tak mancung Jangan perdebatkan soal keadilan Sebab keadilan bukan untuk diperdebatkan Jangan cerita soal kemakmuran Sebab kemakmuran hanya untuk anjing si tuan Polan Lihat disana Si Urip meratap Di teras marmer direktur murtad Lihat disana Si Icih sedih Diranjang empuk waktu majikannya menindih Lihat disana Parade penganggur Yang tampak murung ditepi kubur Lihat disana Antrian pencuri Yang timbul sebab nasinya dicuri Jangan bicara soal runtuhnya moral Mari bicara tentang harga diri yang tak ada arti Atau tentang tanggung jawab Yang kini dianggap sepi

TANTE LISA

Tante Lisa Iwan Fals / Dama ( Album Barang Antik 1984 ) Dirumah megah ada seorang nyonya Ramping bodinya Lagaknya centil dan tak mau kalah Dengan gadis remaja Melirik matanya Bila melihat pemuda Yang gagak perkasa Apalagi dia orang kaya Hei tante Lisa Wajahmu kini semakin mempesona Hei tante Lisa Setahun sudah kau jadi janda Perceraian terjadi Gara gara sang suami Tak tahan melihat Tante Lisa bercumbu dengan tetangga Hei tante Lisa Wajahmu kini semakin mempesona Hei tante Lisa Setahun sudah kau jadi janda Hei tante Lisa Banyak tuan tuan berkencan bersamamu Hei tante Lisa Lihat usiamu yang semakin tua

ASMARA DAN PANCAROBA

Asmara dan Pancaroba Iwan Fals / Jaya Susanto ( Album Barang Antik 1984 ) Awan hitam semakin legam Hujan panas silih berganti Gelombang panas menyengat bumi Insan merintih tak berhenti Rintih tangis di malam hari Jerit pilu menyayat kalbu Wajah sendu menanti pagi Hujan badai berhenti Kicau burung ramai bernyanyi Tanda musim berganti Kasihku kan datang berlari Menjemput hatiku yang sepi Kini ku bersama kembali Seperti dahulu berseri Asmaraku yang telah pergi Kini bersemi lagi

NYANYIANMU

Nyanyianmu Iwan Fals / Yosi ( Album Barang Antik 1984 ) Kau petik gitar nyanyikan lagu Perlahan usap hatiku Terucap janji ku untukmu Tenggelam ku di tembangmu Tulikanlah kedua telingaku Butakanlah kedua bola mataku Agar tak kulihat dan kudengar Kedengkian yang mungkin benam Memang aku jatuh Dalam cengkeramanmu Sunggu aku minta Teruskanlah kau bernyanyi Kan ku dengar itu pasti Teruskanlah kau bernyanyi Dan jangan lagumu terhenti

BARANG ANTIK

Barang Antik Iwan Fals / Diat ( Album Barang Antik 1984 ) Berjalan tersendat Diantara sedan sedan licin mengkilat Dengan warna pucat Dan badan penuh cacat sedikit berkarat Hei oplet tua dengan bapak sopir tua Cari penumpang dipinggiran ibukota Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Bagai kutu jalanan Di tengah tengah kota metropolitan Cari muatan Untuk nguber setoran sisanya buat makan Hei oplet tua dengan bapak sopir tua Cari penumpang dipinggiran ibukota Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Berjalan zig zag ngebut Nggak peduli walau mobil sudah butut Suara bising ribut Yang keluar dari knalpotmu bagai kentut Hei oplet tua dengan bapak sopir tua Cari penumpang dipinggiran ibukota Sainganmu mikrolet, bajai dan bis kota Kini kau tersingkirkan oleh mereka Oh bapak tua Pemilik oplet tua Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Mungkin mobilmu Jadi barang antik Yang harganya selangit Oh bapak tua Pemilik oplet tua Tunggu nanti di tahun dua ribu satu Mungkin opletmu Jadi barang nyentrik Yang harganya selangit

SUNATAN MASAL

Sunatan Massal Iwan Fals / Chilung Ramali ( Album Barang Antik 1984 ) Bukan lantaran kerjaan brutal Ujungnya daging harus dipenggal Di bumi insan makin berjejal Hingga terjadi sunatan massal Tersenyum ramah si bapak mantri Kerja borongan dapat rejeki Berbondong bondong bocah sekompi Mesti dipotong ya disunatin Si bapak mantri bukannya bengis Meskipun tampak sedikit sadis Kerinyut hidung bocah meringis Sedikit tangis anunya diiris Buyung menginjak masa remaja Seiring doa ayah dan bunda Sebagai bekal masa depannya Agar menjadi anak yang berguna Hei sunatan massal Aha aha Sunatan massal Aha aha Ditonton orang berjubal jubal Banyak tercecer sepatu dan sandal Hei hari bahagia Aha aha Bersuka ria Aha aha Ada yang berjoget tari India Stambul cha-cha dan tari rabana Hei sunatan massal Aha aha Ditonton orang Sunatan massal berjubal jubal Banyak tercecer sepatu dan sandal

SUNATAN MASAL

Sunatan Massal Iwan Fals / Chilung Ramali ( Album Barang Antik 1984 ) Bukan lantaran kerjaan brutal Ujungnya daging harus dipenggal Di bumi insan makin berjejal Hingga terjadi sunatan massal Tersenyum ramah si bapak mantri Kerja borongan dapat rejeki Berbondong bondong bocah sekompi Mesti dipotong ya disunatin Si bapak mantri bukannya bengis Meskipun tampak sedikit sadis Kerinyut hidung bocah meringis Sedikit tangis anunya diiris Buyung menginjak masa remaja Seiring doa ayah dan bunda Sebagai bekal masa depannya Agar menjadi anak yang berguna Hei sunatan massal Aha aha Sunatan massal Aha aha Ditonton orang berjubal jubal Banyak tercecer sepatu dan sandal Hei hari bahagia Aha aha Bersuka ria Aha aha Ada yang berjoget tari India Stambul cha-cha dan tari rabana Hei sunatan massal Aha aha Ditonton orang Sunatan massal berjubal jubal Banyak tercecer sepatu dan sandal

KUMENANTI SEORANG KEKASIH

Kumenanti Seorang Kekasih Iwan Fals / Yoesyono ( Album Barang Antik 1984 ) Bila mentari bersinar lagi Hatiku pun ceria kembali (asyik) Kutatap mega tiada yang hitam Betapa indah hari ini Kumenanti seorang kekasih Yang tercantik yang datang dihari ini Adakah dia akan selalu setia Bersanding hidup penuh pesona harapanku Jangan kau tak menepati janji Datanglah dengan kasihmu Andai kau tak datang kali ini Punah harapanku

JALAN YANG PANJANG BERLIKU

Jalan Yang Panjang Berliku Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 ) Jalan panjang yang berliku Jalan lusuh dan berbatu Namun kuharus mampu menempuh Bersama beban dibatinku Kudatang berlumur debu Kupergi bersama bayu Diantara gelisah dan ragu Kucoba untuk tetap kukuh Tiadakah tempat kuberteduh Dikala luka membiru Segenggam harapan dalam jiwa Hilang punah tiada kesan Dikegelapan

NERAKA YANG ASYIK

Neraka Yang Asyik Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 ) Oh oh oh kenikmatanmu Oh oh oh memanggil hasratku Bangkitkan khayal biru Memacu rindu dan nafsu Oh oh oh kau wanita cantik Oh oh oh neraka yang asyik Diantara gerakmu Janjikan surga dan madu Setiap jengkal tubuhnya Adalah kemesraan Namun mampu runtuhkan dunia Hanya dengan senyumnya Oh oh oh setan yang menarik Oh oh oh rumit juga unik Semua punya cerita Yang sama tapi berbeda Oh oh oh keindahannya Oh oh oh kelembutannya Hadirkan cinta dendam Damai dan sengketa Setiap jengkal tubuhnya Adalah kemesraan Namun mampu runtuhkan dunia Hanya dengan senyumnya

SALAH SIAPA

Salah Siapa Iwan Fals / Richard Kyoto ( Album Barang Antik 1984 ) Kala surya kan tiba Tuk menyinari semua Isi alam semesta Embun pagi gelisah Enggan untuk berpisah Ingin lenyapkan hati yang resah Jauh jauh kau datang Hanya untuk memandang Betapa indah alam Sekejap kau terdiam Saat senja kan jelang Tangis perpisahan tak tertahan Oh Adakah semua ini Engkau ciptakan Berapa dosa yang telah ia lakukan Tiada damai di hati ia rasakan Siapa kan menjawabnya? Jika ia ingin bertanya Salahku dimana? Tunjukkan dimana? Yang ini salah siapa?

BERIKA PIJAR MATAHARI

Berikan Pijar Matahari Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Terhimpit gelak tertawa Diselah meriah pesta Seribu gembel ikut menari Seribu gembel terus bernyanyi Keras melebihi lagu tuk berdansa Keras melebihi gelegar halilintar Yang ganas menyambar Kuyakin pasti terlihat Dansa mereka begitu dekat Kuyakin pasti terdengar Nyanyi mereka yang hingar bingar Seolah kita tidak mau mengerti Seolah kita tidak mau perduli Pura buta dan pura tuli Mari kita hentikan Dansa mereka Dengan memberi pijar matahari Dengan memberi pijar matahari Terkurung gedung gedung tinggi Wajah murung yang hampir mati Biarkan mereka iri Wajar bila mencaci maki Napas terasa sesak bagai terkena asma Nampak merangkak degup jantung keras berdetak Setiap detik sepertinya hitam Tak sanggup aku melihat Lukamu kawan dicumbu lalat Tak kuat aku mendengar Jeritmu kawan melebihi dentum meriam

ASMARA TAK SECENGENG YANG AKU KIRA

Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Bekas tapak tapak sepatu Yang kupakai selalu ikuti Kemana ku berjalan Debu dan keringat Yang ada diatas kulit tubuh ini Saksi bisu bahwasannya Tak mudah dan tak segampang Yang selama ini aku sangka tentang asmara Cermin di segala tempat Sahabat terdekat Tak pernah terlambat Menampung setiap ungkapan Mendekap semua keluhan Meraih suka Menangkap tawa Merebut duka Satu cerita dua manusia Terlibat dalam amuk asmara Satu cerita yang memang ada Tak mungkin mati jelas abadi Selama manusia hidup dalam alam ini Maafkan kalau ku salah duga Ternyata asmara itu Tak mudah tak gampang dan tak secengeng Yang kukira yang kusangka

KERETA TIBA PUKUL BERAPA

Kereta Tiba Pukul Berapa Karya : Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Hilang sabar dihati Dan tak terbendung lagi waktu itu Lama memang kutunggu Kedatanganmu sobat karibku Datang telegram darimu (Tiba kabar darimu) Dua hari yang lalu (tunggu aku) Di stasiun kereta itu pukul satu Kupacu sepeda motorku Jarum jam tak mau menunggu maklum rindu Traffic light aku lewati Lampu merah tak peduli jalan terus (asik) Didepan (dimuka) ada polantas Wajahnya begitu buas Tangkap aku Tawar menawar harga pas tancap gas Sampai stasiun kereta pukul setengah dua Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga Kereta tiba pukul berapa? Biasanya kereta terlambat Dua jam mungkin biasa (rusak lo) Biasanya kereta terlambat Dua jam cerita lama

SUMBANG

Sumbang Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Kuatnya belenggu besi Mengikat kedua kaki Tajamnya ujung belati Menghujam di ulu hati Sanggupkah tak akan lari Walau akhirnya pasti mati Di kepala tanpa baja Di tangan tanpa senjata Ah itu soal biasa Yang singgah didepan mata kita Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan Menyerang dalam gelap Memburu kala haru dengan cara main kayu Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu Memburu kala haru dengan cara main kayu Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu Setan setan politik Kan datang mencekik Walau dimasa paceklik Tetap mencekik Apakah selamanya politik itu kejam ? Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ? Ataukah memang itu yang sudah digariskan Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya Maling teriak maling Sembunyi balik dinding Pengecut lari terkencing kencing Tikam dari belakang Lawan lengah diterjang Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam Selusin kepala tak berdosa Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak Lalu senang dalang tertawa Ya ha ha

CELOTEH CAMAR TOLOL DAN CEMAR

Celoteh Camar Tolol Dan Cemar Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Api menjalar dari sebuah kapal Jerit ketakutan Keras melebihi gemuruh gelombang Yang datang Sejuta lumba lumba mengawasi cemas Risau camar membawa kabar Tampomas terbakar Risau camar memberi salam Tampomas Dua tenggelam Asap kematian Dan bau daging terbakar Terus menggelepar dalam ingatan Hatiku rasa Bukan takdir tuhan Karena aku yakin itu tak mungkin Korbankan ratusan jiwa Mereka yang belum tentu berdosa Korbankan ratusan jiwa Demi peringatan manusia Korbankan ratusan jiwa Mereka yang belum tentu berdosa Korbankan ratusan jiwa Demi peringatan manusia Bukan bukan itu Aku rasa kita pun tahu Petaka terjadi Karena salah kita sendiri Datangnya pertolongan Yang sangat diharapkan Bagai rindukan bulan Lamban engkau pahlawan Celoteh sang camar Bermacam alasan Tak mau kami dengar Di pelupuk mata hanya terlihat Jilat api dan jerit penumpang kapal Tampomas sebuah kapal bekas Tampomas terbakar di laut lepas Tampomas tuh penumpang terjun bebas Tampomas beli lewat jalur culas Tampomas hati siapa yang tak panas Tampomas kasus ini wajib tuntas Tampomas koran koran seperti amblas Tampomas pahlawanmu kurang tangkas Tampomas cukup tamat bilang naas

JENDELA KELAS

Jendela Kelas Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Duduk dipojok bangku deretan belakang Didalam kelas penuh dengan obrolan Selalu mengacau laju khayalan Dari jendela kelas yang tak ada kacanya Dari sana pula aku mulai mengenal Seraut wajah berisi lamunan Bibir merekah dan merah selalu basah Langkahmu tenang kala engkau berjalan Tinggi semampai gadis idaman Kau datang membawa Sebuah cerita Darimu itu pasti lagu ini tercipta Darimu itu pasti lagu ini tercipta Dari jendela kelas yang tak ada kacanya Tembus pandang ke kantin bertalu rindu Datang mengetuk pintu hatiku Kau datang membawa Sebuah cerita Darimu itu pasti lagu ini tercipta Darimu itu pasti lagu ini tercipta catatan: pada kaset atau CD, lagu ini ditulis dengan judul "Jendela Kelas I". Sebenarnya itu salah cetak, angka I disitu dimaksud take ke-I, bukan kelas I. Dan pembetulan ini sudah pernah direvisi oleh Iwan Fals sendiri pada waktu dia akan membawakan lagu ini pada live show di sebuah TV swasta beberapa waktu yang lalu.

PUING II

Puing II Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 & Mata Dewa 1989 ) Perang perang lagi Semakin menjadi Berita ini hari Berita jerit pengungsi Lidah anjing kerempeng Berdecak keras beringas Melihat tulang belulang Serdadu boneka yang malang Tuan tolonglah tuan Perang dihentikan Lihatlah ditanah yang basah Air mata bercampur darah Bosankah telinga tuan Mendengar teriak dendam Jemukah hidung tuan Mencium amis jantung korban Jejak kaki para pengungsi Bercengkrama dengan derita Jejak kaki para pengungsi Bercerita pada penguasa ( Bercerita pada penguasa ) Tentang ternaknya yang mati Tentang temannya yang mati Tentang adiknya yang mati Tentang abangnya yang mati Tentang ayahnya yang mati Tentang anaknya yang mati Tentang neneknya yang mati Tentang pacarnya yang mati ( Tentang ibunya yang mati ) Tentang istrinya yang mati Tentang harapannya yang mati Perang perang lagi Mungkinkah berhenti Bila setiap negara Berlomba dekap senjata Dengan nafsu yang makin menggila Nuklir pun tercipta ( nuklir bagai dewa ) Tampaknya sang jenderal bangga Dimimbar dia berkata Untuk perdamaian (bohong) Demi perdamaian (bohong) Guna perdamaian (bohong) Dalih perdamaian (bohong) Mana mungkin Bisa terwujudkan Semua hanya alasan Semua hanya bohong besar

SIANG PELATARAN SD SEBUAH KAMPUNG

Siang Pelataran SD Sebuah Kampung Iwan Fals ( Album Sumbang 1983 ) Sentuhan angin waktu siang Kibarkan satu kain bendera usang Di halaman sekolah dasar Di tengah hikmat anak desa nyanyikan lagu bangsa Bergemalah Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki Lantang suara anak anak disana Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya Walau tak terucap namun bisa kurasa Bergemalah Ya ha ha hau Harapan tertanam Ya ha ha hau Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam Dengarlah nyanyi mereka kawan Melengking nyaring menembus awan Lihatlah cinta bangsa di dadanya Peduli usang kain bendera

SEMOGA KAU TAK TULI TUHAN

Semoga Kau Tak Tuli Tuhan Iwan Fals (Album Sumbang 1983) Begitu halus tutur katamu Seolah lagu termerdu Begitu indah bunga-bungamu Diatas karya sulam itu Tampilkan kebajikan seorang ibu Dengarlah detak jantung benihku Yang ku tanam dirahimmu Seakan pasrah menerima Semua warna yang kita punya Segala rasa yang kita bina Kuharap kesungguhanmu Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu Kuharap keikhlasanmu Sirami benih yang kutabur ditamanmu Oh jelas Rakit pagar semakin kuat Tak goyah Walau diusik unggas Pintaku pada Tuhan mulia Jauhkan sifat yang manja Bentuklah segala warna jiwanya Diantara lingkup manusia Diarena yang bau busuknya luka Bukakan mata pandang dunia Beri watak baja padanya Kalungkan tabah kala derita Semoga kau tak tuli Tuhan Dengarlah pinta kami sebagai orang tuanya Kuharap kesungguhanmu Kaitkan jiwa bagai sulam dikarya itu Kuharap keikhlasanmu Sirami benih yang kutabur ditamanmu Oh jelas Rakit pagar semakin kuat Tak goyah Walau diusik unggas

Minggu, 27 Oktober 2013

TIGA BULAN

Tiga Bulan Iwan Fals (Album 3 Bulan 1981) Tiga bulan lamanya kau dalam penjara Teman Seratus butir telur ayam di pasar Hilang engkau ganyang Palu keras bapak hakim berbunyi tegas Terbayang Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan Malah engkau tawan Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan Nikmat benar Seratus juta uang negara terbang melayang Masuk kantong tuan Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan Terdengar sumbang Dalam rumah dalam penjara tiada beda Coba bayangkan teman Dalam rumah dalam penjara tiada beda Coba bayangkan teman

TIGA BULAN

Tiga Bulan Iwan Fals (Album 3 Bulan 1981) Tiga bulan lamanya kau dalam penjara Teman Seratus butir telur ayam di pasar Hilang engkau ganyang Palu keras bapak hakim berbunyi tegas Terbayang Bibir sumbing gigi rompal dapat kupastikan Malah engkau tawan Tiga bulan lamanya kah tuan ditahan Nikmat benar Seratus juta uang negara terbang melayang Masuk kantong tuan Palu kayu bapak hakim berbunyi pelan Terdengar sumbang Dalam rumah dalam penjara tiada beda Coba bayangkan teman Dalam rumah dalam penjara tiada beda Coba bayangkan teman

SURAT DARI PAMAN DI DESA

Surat Dari Paman Di Desa Iwan Fals / Helmy ( Album 3 Bulan 1981 ) Kubaca surat dari paman di desa Berdebar hati Sepetak tanah paman di desa di gusur Sakit hatinya tak berdaya Hanya ada Menangis Si buyung kecil meronta Seakan ingin berontak Tanah warisan yang hanya sepetak itu Mengapa pula harus di gusur

PERJALANAN

PERJALANAN Iwan Fals (album Perjalanan 1980) Hari telah jauh siang Ketika baru datang Lama ku diperjalanan Hampir sembilan jam berada Di bis tua sialan Pergi pukul tiga malam Berjejalnya penumpang Duduk disampingku seorang Nenek yang tak mau diam Panas kuping pantat pegal Ingin kencing malu bilang Bau bensin aku mual Nenek muntah banyak benar

WANITA TIRUAN

WANITA TIRUAN Karya : Iwan Fals (album Perjalanan 1980) Lihat teman dipinggir jalan Dibawah sinar bulan Semua berjajaran Wanita tiruan Oh... kasihan... Mince, Sonya, Betty dan Mona Cat bibir merah muda Rambut pirang kribo tebal Padat bodinya Merangsang juga... Paha putih diobralnya Agar si om senang Tertarik dan memandang Tercengang... Tiba tiba patroli datang Semua lari tunggang langgang Beha palsu berterbangan Sepatu Susy ketinggalan... Iki piye iki... iki piye iki... iki piye iki piye.....

ALASAN

Alasan Totok Gunarto (album Perjalanan 1980) Satu pengumuman Buat pemuda dan pemudi Yang tercinta Dan tersayang Bila bapak ibu pergi Ibu pamit arisan Dan bapak pamit rapat kerja Itu tandanya engkau harus waspada Lebih baik kau tegur saja Ibu arisan berapa jam Bapak rapat berapa bulan Sebab dijaman sekarang Penipuan maju di segala bidang Jaman modern katanya Arisan lha kok sepuluh jam Anehnya bersolek lima jam Di salon sri bahenol Nyeksi...ongkosnya seharga mercy Jaman modern katanya Rapat lha kok sepuluh hari Anehnya bawa mobil pribadi Wajah berseri-seri Tampak girang sekali Tanda tanya pasti dalam hatimu... Tahukah kau kawan Arisan singkatan Aku rindu sama Anton Arisan singkatan Aku rindu sama Anton Rapat kerja singkatan Rapat empat mata Kerumah Jamilah, Jaitun, janda muda Rapat kerja singkatan Rapat empat mataKerumah Jamilah, Jaitun, janda muda

AKU BERJALAN

Aku Berjalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980) Aku berjalan diatas jembatan Waktu hari siang Tengah keramaian kota Kupandang kebawah Berhimpit gubuk liar Tempat tinggal gelandangan Tampak anak kecil gundul Tenang menggaruk koreng Ditepi sungai yang kotor Diseberang sana aku melihat Seorang ibu duduk Sedang melamun Kan adakah masa depan yang cerah? Bagi orang seperti dia Kan tegakah melihat saudara kita? Hidup menderita

PEMBORONG JALAN

Pemborong Jalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980) Deru mesin motor jelas terdengar Mengarung jalan penuh lubang Baru kemarin selesai diaspal Terkena hujan kok jerawatan? Oh oh kasihan Bayar pajak mahal Banyak jalan Seperti comberan Pemborong berpengalaman tertawa Berteman pipa topi baja Bercanda dengan istri paling mudah Tak ingat jalan dan pekerja Oh oh kasihan Nasib pekerja jalan Tenaga hilang Gaji tidak berimbang

BENCANA ALAM

Bencana Alam Iwan Fals (Album Perjalanan 1980) Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya Duka karena bencana Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata Besarkah dosa hamba ? Menjelang saat ajal daku membayang Gapai tangan minta Tolong semua Bencana alam melandanya Kehendak yang kuasa Peringatan kah bagi kita ? Manusia di dunia Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa Tanpa pandang kebenaran Dan tanpa pandang keadilan Bencana alam melandanya Tiada seorangpun kuasa menekan Bencana alam melandanya Miskin kaya kana petaka yang sama Akhirnya ku merenung pula Mengapa bencana alam meraja ? Oh oh aku tak kuasa Mungkinkah kau merenung juga ? Mengapa bencana alam meraja ? Oh oh ampunilah yang kuasa Oh oh ampunilah semua

INSPIRASI

Inspirasi Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980) Sore itu aku duduk sendiri Duduk termenung Dipinggir kali yang sepi Bukannya ku putus asa Kan bunuh diri Apalagi korban permainan cinta Patah hati Pura pura aku jadi pemusik Duduk disitu ku menciptakan lagu Syair telah tersusun rapi Diotakku Tiba tiba aku dikejutkan Dengan suara Sendu aneh lucu Dan kucarilah suara itu Kulihat kanan dan kiri Jebulnya om Pasikom lagi Beraksi Eh pantesan saya kira Pisang goreng pisang goreng Dibuang di kali Warna kuning kabul kabul Jalan sendiri Eh pantesan saya kira Pisang goreng pisang goreng Dibuang di kali Warna kuning kabul kabul Jalan sendiri Inspirasi berantakan Hilang semua

GAYA TRAVOLTA

Gaya Travolta Helmy (Album Perjalanan 1980) Go go go goyang Gaya Travolta kaum remaja Seperti Mince, Dince, Ance, Luce Mabok disko yang merajalela di ibukota Lagi lagi gengsi yang mereka tonjolkan Tante tante dan si om senang Tak mau ketinggalan Di jalanan pun dia raja Pinggulnya bergoyang Sebuah bemo datang dari belakang Menubruk pantat tante Keringat mengucur Make up nya luntur Si tante kecebur lumpur

IBU

Ibu Totok Gunarto (Album Perjalanan 1980) Menjelang saat kelahiran anak Detik akhir Ibu hidup dan mati Namun saat seperti itu yang ia tunggu Oh hmm Betapa besar pengorbanannya Sembilan bulan lamanya menanti Dengan beban yang ia tanggung sendiri Doa puji pada-Nya mohon selamat Oh hmm Tak pernah terlupa setiap saat Dan ia pun selalu berdoa Bergunalah bagi nusa dan bangsa Dan bukan menjadi sampah negara Kata kata itu terucap selalu Sejak akhir hingga binasa Ku renung selalu Aku menyesal pernah kecewakan hatinya

MAK

Mak Iwan Fals (Album Perjalanan 1980) Mak perut Udin keroncongan Belum makan dari tadi malam Mak beliin dong Inah pakaian untuk seragam Inah cuma punya sepasang Itu juga sudah penuh tambal Inah malu sama teman teman Mak beliin dong buku tulis keluh Ujang Buku kemarin yang Mak belikan Sudah habis terisi pelajaran Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian Asal Bapak sudah pulang Baik anakku kan Mak penuhi permintaan kalian Asal Bapak sudah pulang Tiba tiba pintu depan diketuk orang Mang Mamat teman sekerja Ayahnya datang Membawa kabar Tentang malapetaka yang menimpa Ayahnya Dia tertiban beton dari atas bangunan Kini dia terbujur lesu diatas kasur rumah sakit Si Ibu bingung harus bagaimana Mak kenapa Ayah kok belum pulang ? Tanya ketiga putra putrinya Si Ibu bingung harus menjawab apa Mak nanti kalau Ayah sudah pulang Pasti membawa banyak uang Bisa membeli nasi Udin tak lapar lagi Bisa membeli baju untuk seragam Inah tak malu lagi Bisa membeli buku tulis untuk Ujang Kata ketiga putra putrinya Yang tidak tahu bahwa Ayahnya terkena musibah Si Ibu bingung harus menjawab apa Si Ibu bingung harus menjawab apa Menangis dia Terbayang jelas wajah suaminya Dan terpikir soal biaya pengobatan suaminya Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar Yang terlalu mahal bagi ukuran pekerja kasar Terngiang jelas permintaan putra putrinya Yang tak mungkin bisa terkabulkan Si Ibu bingung harus bagaimana Si Ibu bingung harus bagaimana Si Ibu bingung harus bagaimana Menangis dia Dalam kalut Ia selalu mengharap uang mandor suaminya Untuk keperluan anaknya Untuk biaya pengobatan suaminya Tapi si mandor pelit Waktu si Ibu meminta pertolongan si mandor suaminya Yang rupanya mandor itu bandot tertawa genit Dalam otak si Ibu terselip Pikiran yang sangat sempit Sebab keluarga yang saya ceritakan itu pailit Dan amat sangat memerlukan duit Dengan perantara tubuh molek si Ibu Keperluan anaknya dan biaya pengobatan suaminya Bisa terpenuhi Si Ibu tersenyum Si Ibu tersenyum Si Ibu tersenyum Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula Sekalipun hati si Ibu amat tersiksa Si Ibu tersenyum Melihat keluarganya bisa kembali seperti semula Sekalipun hati si Ibu tersiksa

SAPUKU SAPUMU SAPU SAPU

Sapuku Sapumu Sapu Sapu Karya : Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Tukang sapu kuli PU besar jasamu Oh kawan Dengan sapu ganyang sampah dan debu Tuk sesuap makan Hari panas hari hujan memang tantangan Siapa bilang bukan Namun tugas tetap jalan absen gaji melayang Maklum kuli harian Pernahkah tuan pikirkan Jasa mereka Pernahkah tuan renungkan Harga keringatnya Tukang sapu bawa sapu masuk di kantor Bersihkan yang kotor Cukong kotor mandor koruptor semua yang kotor Awas kena sensor Tukang sapu bawa sapu juga disapu Kok bisa begitu Istri iri lihat tetangga punya barang baru Akupun begitu Inilah manusia Dengan segala macam warna hidupnya Tuk mencapai bahagia Semua jalan ditempuhnya

ISI RIMBA TAK ADA TEMPAT BERPIJAK LAGI

Isi Rimba Tak Ada Tempat Berpijak Lagi Karya : Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Raung buldozer gemuruh pohon tumbang Berpadu dengan jerit isi rimba raya Tawa kelakar badut badut serakah Tanpa HPH berbuat semaunya Lestarikan alam hanya celoteh belaka Lestarikan alam mengapa tidak dari dulu Oh mengapa Oh jelas kami kecewa Menatap rimba yang dulu perkasa Kini tinggal cerita Pengantar lelap si buyung Bencana erosi selalu datang menghantui Tanah kering kerontang banjir datang itu pasti Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia Lestarikan hutan hanya celoteh belaka Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu Saja Oh jelas kami kecewa Mendengar gergaji tak pernah berhenti Demi kantong pribadi Tak ingat rejeki generasi nanti

AMBISI

Ambisi Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Langkahmu pelan tertatih Dengan denyut nadi nyaris terhenti Namun jangan padam ambisi Rambutmu kusut tak rapi Melekat di tubuh sejuta daki Namun jangan padam ambisi Namun jangan padam ambisi Tak berkaki Coba untuk berlari Tak berjari Cengkeram berulang kali Keinginan dihati Sinar terang lampu merkuri Pasti akan engkau dapati Tentu berbekal ambisi Tentu tak tinggal ambisi Tak bermata Pandang dunia dengan jiwa Tak bertelinga Jangan cepat kecewa Tak berkaki Coba untuk berlari Tak berjari Cengkeram berulang kali Keinginan dihati

ANTARA AKU KAU DAN BEKAS PACARMU

Antara Aku Kau Dan Bekas Pacarmu Iwan Fals ( Album Opini 1982 & Album AAKDBP 1988 ) Tabir gelap yang dulu hinggap Lambat laun mulai terungkap Labil tawamu tak pasti tangismu Jelas membuat aku sangat ingin mencari Apa yang tersembunyi Dibalik manis senyummu Apa yang tersembunyi Dibalik bening dua matamu Dapat kutemui mengapa engkau tak pasti Lalu aku coba untuk mengerti Saat engkau tiba disimpang jalan Lalu kau bimbang untuk tentukan arah mana dekat tujuan ( kau bimbang tentukan arah tujuan ) Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki Jalan gelap yang kau pilih Penuh lubang dan mendaki

OBAT AWET MUDA

Obat Awet Muda Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Tante tante yang kesepian Bertingkah seperti perawan Berlomba lomba mencari pasangan Persis oplet tua yang cari omprengan Di ujung jalan Saling berebut cari muatan Slop dasi gaun model Paris Eye shadow parfum impor Duduk dibelakang stir mobil Mercedes Pasangannya seorang pemuda Yang jimatnya melebihi dosis Sebesar burung belibis Hey aku mendesis Tuan yang merasa hidung belang Keranjingan main perempuan Tak peduli itu istri orang Yang penting bisa ngasah pedang Warisan dari nenek moyang Pedang tajam wanita ditendang Jangan nyonya ingat dong suami Jangan tuan ingat anak istri Jawab mereka apa ? Justru itu harus kami lakukan Mengapa harus dilakukan ? Ndak tau ? Karena itu karena itu Obat awet muda

OPINIKU

Opiniku Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Manusia sama saja dengan binatang Selalu perlu makan Namun caranya berbeda Dalam memperoleh makanan Binatang tak mempunyai akal dan pikiran Segala cara halalkan demi perut kenyang Binatang tak pernah tahu rasa belas kasihan Padahal disekitarnya petani berjalan pincang Namun kadang kala ada manusia Seperti binatang ( kok bisa ? ) Bahkan lebih keji Dari binatang macan Tampar kiri kanan alasan untuk makan Padahal semua tahu dia serba kecukupan Intip kiri kanan lalu curi jatah orang Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan Manusia sama saja dengan binatang Selalu perlu makan Namun caranya berbeda Dalam memperoleh makanan Namun kadang kala ada manusia Seperti binatang Bahkan manusia lebih keji Dari binatang

TAK BIRU LAGI LAUTKU

Tak Biru Lagi Lautku Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Hamparan pasir Tampak putih berbuih Kala sisa ombak merayap Hamparan pasir Terasa panas menyengat Di telapak kaki yang berkeringat Camar camar hitam Terbang rendah melayang Di sekitar perahu nelayan Daun kelapa Elok saat melambai Mengikuti arah angin Tampak ombak Kejar mengejar menuju karang Menampar tubuh pencari ikan Semilir angin berhembus Bawa dendang unggas laut Seperti restui jala nelayan Gurau mereka Oh memang akrab dengan alam Kudengar dari kejauhan Dan batu batu karang Tertawa ramah bersahabat Memaksa aku tuk bernyanyi Tampak ombak Kejar mengejar menuju karang Menampar tubuh pencari ikan Semilir angin berhembus Bawa dendang unggas laut Seperti restui jala nelayan Itu dahulu Berapa tahun yang lalu Cerita orang tuaku Sangat berbeda Dengan apa yang ada Tak biru lagi lautku Tak riuh lagi camarku Tak rapat lagi jalamu Tak kokoh lagi karangku Tak buas lagi ombakmu Tak elok lagi daun kelapaku Tak senyum lagi nelayanku Tak senyum lagi nelayanku

TARMIJAH DAN PROBLEMNYA

Tarmijah Dan Problemnya Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Cerita duka pembantu rumah tangga Harga Tarmijah sebulan delapan ribu rupiah Di pagi buta sedang pulas tidur kita Neng Tarmijah sudah bangun lalu bekerja Siapkan sarapan Bersihkan halaman Siapkan pakaian Seragam sekolah untuk anak majikan Setelah beres Tarmijah dipanggil nyonya Pergi ke pasar belanja ini hari Asin sedikit Tarmijah di caci maki Masakan lezat tak pernah di puji Oh sudah pasti keki Namun hanya disimpan dalam hati Di malam minggu anak majikan berdandan Sambut sang pacar itu suatu kewajiban Nona Tarmijah tak mau ketinggalan Lalu berdandan siap untuk berkencan Nyonya majikan lihat Tarmijah berkencan Di muka rumah terhalang pagar halaman Nyonya naik pitam Tarmijah kena hantam Nyonya naik pitam Tarmijah kena hantam Tarmijah K.O. Tarmijah K.O.

GALANG RAMBU ANARKI

Galang Rambu Anarki Iwan Fals ( Album Opini 1982 ) Galang Rambu Anarki anakku Lahir awal Januari Menjelang pemilu Galang Rambu Anarki dengarlah Terompet tahun baru Menyambutmu Galang Rambu Anarki ingatlah Tangisan pertamamu Ditandai BBM membumbung tinggi Maafkan kedua orang tuamu kalau (Tak mampu beli susu) BBM naik tinggi (susu tak terbeli) Orang pintar tarik subsidi Mungkin bayi kurang gizi Galang Rambu Anarki anakku Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras janganlah ragu Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu Galang Rambu Anarki dengarlah Terompet tahun baru Menyambutmu Galang Rambu Anarki ingatlah Tangisan pertamamu Ditandai BBM melambung tinggi Maafkan kedua orang tuamu kalau (Tak mampu beli susu) BBM naik tinggi (susu tak terbeli) Orang pintar tarik subsidi Anak kami kurang gizi Galang Rambu Anarki anakku Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras janganlah ragu Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras janganlah ragu Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu

YANG TERLUPAKAN

Yang Terlupakan Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981 & Album Mata Dewa 1989 ) Denting piano kala jemari menari Nada merambat pelan dikesunyian malam Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang Yang pernah terlupakan Hati kecil berbisik untuk kembali padanya Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata Seperti menjelma waktu aku tertawa Kala memberimu dosa Oh maafkanlah Oh maafkanlah Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi Haruskah aku lari dari kenyataan ini Pernah ku mencoba tuk sembunyi Namun senyummu tetap mengikuti

GURU UMAR BAKRI

Guru Umar Bakri Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Tas hitam dari kulit buaya Selamat pagi berkata bapak Umar Bakri Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali Tas hitam dari kulit buaya Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu Laju sepeda kumbang dijalan berlubang Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang Banyak polisi bawa senjata berwajah garang Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan? “Berkelahi pak!” jawab murid seperti jagoan Bapak Umar Bakri takut bukan kepalang Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut (Bakri kentut) cepat pulang Busyet... standing dan terbang Umar Bakri Umar Bakri Pegawai negeri Umar Bakri Umar Bakri Empat puluh tahun mengabdi Jadi guru jujur berbakti memang makan hati Umar Bakri Umar Bakri Banyak ciptakan menteri Umar Bakri Profesor dokter insinyurpun jadi (Bikin otak orang seperti otak Habibie) Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri Seperti dikebiri Bakri Bakri Kasihan amat loe jadi orang Gawat

SARJANA MUDA

Sarjana Muda Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Berjalan seorang pria muda Dengan jaket lusuh dipundaknya Disela bibir tampak mengering Terselip sebatang rumput liar Jelas menatap awan berarak Wajah murung semakin terlihat Dengan langkah gontai tak terarah Keringat bercampur debu jalanan Engkau sarjana muda Resah mencari kerja Mengandalkan ijazahmu Empat tahun lamanya Bergelut dengan buku Tuk jaminan masa depan Langkah kakimu terhenti Didepan halaman sebuah jawatan Terjenuh lesu engkau melangkah Dari pintu kantor yang diharapkan Terngiang kata tiada lowongan Untuk kerja yang didambakan Tak perduli berusaha lagi Namun kata sama kau dapatkan Jelas menatap awan berarak Wajah murung semakin terlihat Engkau sarjana muda Resah tak dapat kerja Tak berguna ijazahmu Empat tahun lamanya Bergelut dengan buku Sia sia semuanya Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu...

SI TUA SAIS PEDATI

Si Tua Sais Pedati Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Bergerak perlahan dengan pasti Di jalan datar yang berlumpur Sesekali terdengar geletar cemeti Diiringi teriakan lantang Si tua sais pedati Gerak pedati sebentar berhenti Tampak si tua sais pedati Mulai membuka bungkusan nasi Yang dibekali Sang istri Gerak pedati lalu jalan lagi Singgah disetiap desa Tanpa ragu ragu tanpa malu malu Napas segar terhembus dari sepasang lembu Yang tak pernah merasakan sesak polusi Dia tak pernah memerlukan Dia tak pernah membutuhkan Solar dan ganti oli bensin dan ganti busi Apalagi charge aki Dia tak pernah kebingungan Dia tak pernah ketakutan Akan kata orang tentang gawatnya Krisis energi Gerak pedati dan lenguh lembu Seember rumput dan geletar cemeti Seakan suara adzan yang dikasetkan Sementara itu sang bilal (gawat) Pulas mendengkur

AMBULANCE ZIG-ZAG

Ambulance Zig Zag Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Deru ambulance Memasuki pelataran rumah sakit Yang putih berkilau Di dalam ambulance tersebut Tergolek sosok tubuh gemuk Bergelimang perhiasan Nyonya kaya pingsan Mendengar kabar Putranya kecelakaan Dan para medis Berdatangan kerja cepat Lalu langsung membawa korban menuju ruang periksa Tanpa basa basi Ini mungkin sudah terbiasa Tak lama berselang Supir helicak datang Masuk membawa korban yang berkain sarung Seluruh badannya melepuh Akibat pangkalan bensin ecerannya Meledak Suster cantik datang Mau menanyakan Dia menanyakan data si korban Di jawab dengan Jerit kesakitan Suster menyarankan bayar ongkos pengobatan Ai sungguh sayang korban tak bawa uang Suster cantik ngotot Lalu melotot Dan berkata “Silahkan bapak tunggu di muka!” Hai modar aku Hai modar aku Jerit si pasien merasa kesakitan Hai modar aku Hai modar aku Jerit si pasien merasa diremehkan

PUING 1

Puing I Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Puing berserakan disegenap penjuru Bekas pertempuran Bau amis darah sisa asap mesiu Sesak napasku Mayat mayat bergeletakan Tak terkubur dengan layak Dan burung burung bangkai Menatap liar Dan burung burung bangkai Berdansa senang Diujung sana banyak orang kelaparan Diujung lainnya wabah busung menyerang Disudut sana banyak orang kehilangan Disudut lainnya bayi bertanya bimbang Mama kapan ayah pulang? Mama sebab apa perang? Mayat mayat bergeletakan Tak terkubur dengan layak Dan burung burung bangkai Menatap liar Dan burung burung bangkai Berdansa senang Banyak jatuh korban Dari mereka Yang tak mengerti apa apa Suara tangis terdengar dari bekas reruntuhan Seorang ibu muda yang baru melahirkan Lama meratapi sesosok tubuh mayat suaminya Dan burung burung bangkai Menatap liar Dan burung burung bangkai Berdansa senang Tinggi peradaban teknologi berkembang Senjata hebat terciptakan Sarana pembantaian semakin bisa diwujudkan Oh mengerikan Berhentilah jangan salah gunakan Kehebatan ilmu pengetahuan Untuk menghancurkan Dan burung burung bangkai Menatap liar Dan burung burung bangkai Berdansa senang

DOA PENGOBROL DOSA

Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Disudut dekat gerbong Yang tak terpakai Perempuan ber make up tebal Dengan rokok ditangan Menunggu tamunya datang Terpisah dari ramai Berteman nyamuk nakal Dan segumpal harapan Kapankah datang Tuan berkantong tebal Habis berbatang batang Tuan belum datang Dalam hati Resah menjerit bimbang Apakah esok hari Anak anakku dapat makan Oh Tuhan beri Setetes rezeki Dalam hati yang bimbang berdoa Beri terang jalan anak hamba Kabulkanlah Tuhan

BANGUNLAH PUTRA PUTRI PERTIWI

Bangunlah Putra Putri Pertiwi Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Sinar matamu tajam namun ragu Kokoh sayapmu semua tahu Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan Kuat jarimu kala mencengkeram Bermacam suku yang berbeda Bersatu dalam cengkerammu Angin genit mengelus merah putihku Yang berkibar sedikit malu malu Merah membara tertanam wibawa Putihmu suci penuh karisma Pulau pulau yang berbencar Bersatu dalam kibarmu Terbanglah garudaku Singkirkan kutu kutu di sayapmu Berkibarlah benderaku Singkirkan benalu di tiangmu Hei jangan ragu dan jangan malu Tunjukkan pada dunia Bahwa sebenarnya kita mampu Mentari pagi sudah membumbung tinggi Bangunlah putra putri ibu pertiwi Mari mandi dan gosok gigi Setelah itu kita berjanji Tadi pagi esok hari atau lusa nanti Garuda bukan burung perkutut Sang saka bukan sandang pembalut Dan coba kau dengarkan pancasila itu Bukanlah rumus kode buntut Yang hanya berisi harapan Yang hanya berisi khayalan

HATTA

Hatta Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Tuhan terlalu cepat semua Kau panggil satu satunya yang tersisa Proklamator tercinta Jujur lugu dan bijaksana Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa Rakyat Indonesia Hujan air mata dari pelosok negeri Saat melepas engkau pergi Berjuta kepala tertunduk haru Terlintas nama seorang sahabat Yang tak lepas dari namamu Terbayang baktimu Terbayang jasamu Terbayang jelas jiwa sederhanamu Bernisan bangga Berkafan doa Dari kami yang merindukan orang Sepertimu

22 JANUARI

22 Januari Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Dua dua Januari Kita berjanji Coba saling mengerti Apa di dalam hati Dua dua Januari Tidak sendiri Aku berteman iblis Yang baik hati Jalan berdampingan Tak pernah ada tujuan Membelah malam Mendung yang selalu datang Kudekap erat Kupandang senyummu Dengan sorot mata yang keduanya buta Lalu kubisikkan Sebaris kata kata putus asa Sebentar lagi hujan Dua buku teori Kau pinjamkan aku Tebal tidak berdebu Kubaca selalu Empat lembar fotomu Dalam lemari kayu Kupandang dan kujaga Sampai kita jemu

PENGAMEN

Pengamen Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Permisi tuan-tuan Ini suara pengamen yang bisa rekaman If you know me If you know me Ladies and gentleman ( baby ) Kulo niki urip saking hasil ngamen Tenan mas And biasa parkir And biasa parkir Dulunya di proyek Senen ( asoy ) Waktu Malari ngungsi ke blok M Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M Cita cita sih dulu ane kepengen Jadi mentri atau presiden ( teksi ) Pasti punya gedong di bilangan Menteng Eh mana tahan Kagak kesampean ane pengen njajal Jadi pengawas kendaraan Sekali semprit duit orang melayang Sekali semprit duit orang melayang Parkiran tuan Dasar sial nasib ane Masih kepengen main kucing kucingan ( baby ) Terpaksa demi hidup beta ngamen Oho di jalanan ( ya Tuhan ) Eh kok ada bandit bandit Yang bisa lolos dari tahanan ( gile ) Mungkin si Ipir dan si Hansoy Asik ngintipin orang pacaran Ai mohon sorry Ai mohon sorry Hadirin serta para pendengar dimana saja berada Kalau tersinggung Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan ) Bisa berabe om Bisa berabe Ini muka kalau masuk kurungan Pasti berantakan kena bogem tuan Pasti berantakan kena bogem tuan Hei memang sial hidup bujangan Kalau masih jadi pengangguran Jangankan mau pacaran Eh buat makan duit juga musti pas pasan Eh pernah gua ngamen di restoran Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan Eh jangan cengengesan Jangan cengengesan Sori mulut gue udah kesemutan Tangan capek eh eh kantong minta sokongan Yah kalau sudi tuan tuan Tuan yang dermawan Berilah sumbangan Asal cukup buat ongkos hari tua Eh lumayan gua udah bisa rekaman

PENGAMEN

Pengamen Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Permisi tuan-tuan Ini suara pengamen yang bisa rekaman If you know me If you know me Ladies and gentleman ( baby ) Kulo niki urip saking hasil ngamen Tenan mas And biasa parkir And biasa parkir Dulunya di proyek Senen ( asoy ) Waktu Malari ngungsi ke blok M Waktu Malari terpaksa ngungsi ke blok M Cita cita sih dulu ane kepengen Jadi mentri atau presiden ( teksi ) Pasti punya gedong di bilangan Menteng Eh mana tahan Kagak kesampean ane pengen njajal Jadi pengawas kendaraan Sekali semprit duit orang melayang Sekali semprit duit orang melayang Parkiran tuan Dasar sial nasib ane Masih kepengen main kucing kucingan ( baby ) Terpaksa demi hidup beta ngamen Oho di jalanan ( ya Tuhan ) Eh kok ada bandit bandit Yang bisa lolos dari tahanan ( gile ) Mungkin si Ipir dan si Hansoy Asik ngintipin orang pacaran Ai mohon sorry Ai mohon sorry Hadirin serta para pendengar dimana saja berada Kalau tersinggung Jangan hamba jadi sasaran ( kasihan ) Bisa berabe om Bisa berabe Ini muka kalau masuk kurungan Pasti berantakan kena bogem tuan Pasti berantakan kena bogem tuan Hei memang sial hidup bujangan Kalau masih jadi pengangguran Jangankan mau pacaran Eh buat makan duit juga musti pas pasan Eh pernah gua ngamen di restoran Yang makan cuek malah gua diusir sama gonggongan anjing sialan Tapi untungnya waktu ada anak kecil liwat Dia iseng malah dia baek ngasih gua duit jigoan Eh jangan cengengesan Jangan cengengesan Sori mulut gue udah kesemutan Tangan capek eh eh kantong minta sokongan Yah kalau sudi tuan tuan Tuan yang dermawan Berilah sumbangan Asal cukup buat ongkos hari tua Eh lumayan gua udah bisa rekaman

PIE PIE

Pie-Pie Pusaka Jaya ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Koyo ngene rasane Dadi wong ora duwe Ngalor ngidul di ece Karo kancane dewe Pie pie pie Ora wero Pie pie pie pie pie Ora ngerti Pie pie pie Ora wero Pie pie pie pie pie Ora ngerti

JAMAN EDAN

Jaman Edan Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Hai teman katanya jaman ini kemajuan Sampai si om gendut dan rambut ubanan Berani berpacaran Dengan pembantunya sampai naik ranjang Ranjang goyang Hai teman katanya jaman ini pembangunan Para tante pun tak mau ketinggalan Mencari pasangan Dengan mahasiswa yang kurang biaya Kuliahnya yang tertunda Kalau ada gadis jaman sekarang Jangan heran kalau tidak perawan Para pelajar pun jadi edan edanan Kalau pusing belajar cari hiburan Di tempat pelacuran Oh oh oh we yo Jaman edan Jaman jaman edan Jaman saiki jaman edan Sampeyan edan aku melok edan Ini ramalan dari nenek moyang Jayabaya yang kelahiran Bengawan Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran Terpaksa Yance Mince berjualan Daging karet tiruan Oh di taman Lawang demi kepuasan Hidung belang Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan Cepat cepat kau cari kesempatan Di dalam kesempitan Untuk melemaskan segala ketegangan Oh pikiran yang bukan bukan Suatu kali eh pernah aku kehilangan Celana Levi’s yang semata wayang Itu juga belinya di tukang loakan Telah hilang melayang disamber orang Waktu di jemuran Oh oh oh we yo Maling sialan Maling maling sialan Dia nggak pikir itu barang orang Ada lagi maling gede gedean Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan Dia nggak mikir itu duit haram Inget inget dong sama gelandangan Berani amat ente sama kutukan Tuhan Maling yang ini memang kebangetan Ada maling hoi maling jemuran Di sono maling di sini maling Maling maling hei elu sialan

DONGENG SEBELUM TIDUR

Dongeng Sebelum Tidur Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

 Jika sepasang monyet tidur Jadi buyut moyangku Jika buyut moyangku tidur Jadi kakek dan nenekku Jika kakek dan nenek tidur Jadi ayah dan ibu Dan jika ayah dan ibu tidur Jadi sebiji kepala yaitu kepalaku Sedangkan waktu aku yang tidur Nggak jadi apa apa Yang jadi cuma beberapa pasang kecoak Dikolong tempat tidurku Dan seribu armada kutu Diatas sprei belang bentong kasurku Walaupun mereka itu kecoak dan kutu Tetapi mereka tetap darah dagingku Maka dari itu saya minta dengan amat sangat Jangan semprotkan baygon sayang Anakku yang paling tua Bernama Kecoak Idi Amin Lahir di Cengkareng Eh badannya kerempeng Matanya sedikit jereng Kalau berjalan seperti Gareng Anakku Idi Amin orang kaya di Cengkareng Senang pakai mobil mentereng Banyak yang tahu mobil si Amin itu mobil curian Tapi maklum si Amin kebal kerangkeng Aku benci aku benci sama si Amin Habis si Amin suka nempeleng Tapi cuma berani sama tukang kacang goreng Itu dulu seribu tahun yang lalu Kini cerita anakku yang nomer dua Perempuan lho Cantik molek, manja, seksi lahir di Madura Sekolah di Karawang Minum jamunya wah jangan ditanya Dari jamu galian singset sari rapet Sampai jamu terlambat datang bulan Tak pernah ketinggalan Putriku cantik, putriku molek Putriku pandai memasak Dari bistik, spaghetti, rendang ayam, cap cay goreng, udang rebus Sampai rendang jengkol dia bisa Tapi mengapa belum juga Datang lamaran? Oh iya, hampir saya lupa Putriku mempunyai dua kekurangan Yang mungkin itu sebabnya Putriku vakum dalam dunia percintaan Putriku memang anggun Tapi sayang kepala putriku sebesar bola kasti Itu satu Dan yang kedua Putriku tidak boleh kena air Hayo kenapa? ( Dia alergi? ) bukan, ( Kutu air? ) bukan, ( Ambeien? ) bukan Ayan Anakku yang paling bontot pemain sepak bola Pernah dikirim berguru atau dikirim tamasya ke Brazilia Enam bulan disana Begitu pulang kok keok eh kalah semua

GENERASI FRUSTASI

Generasi Frustasi Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Generasiku banyak yang frustasi Broken home istilah bule bule luar negeri Mereka muak lihat papi mami bertengkar Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar Ada urusan yang tak masuk diakal Mami sibuk cari bujangan Papi sibuk cari perawan Timbang kesal lebih baik aku berhayal Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang Mata cekung badan persis capung Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut Duduk di sudut eh kasihan itu tubuh tinggal tulang sama kentut Hei mister gelek Lo tega mata gua kok nggak bisa melek Hei mister gelek Duit gopek gua kira cepek Hei mister gelek Perut laper ada tape pas gua sikat asem asem Ndak taunya telek

JONI KESIANGAN

Joni Kesiangan Karya : Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Habis sebulan dia baru gajian Joni kesiangan bersiul tanda girang Dapat cium sayang dari istrinya Yang merengek manja Minta kacamata penutup papaya Janjikan papaya Janjikan papaya Joni kesal lalu masuk kamar Si istri datang mengajak senam malam Ogah ah Joni sudah bosan Istri yang sekarang Jempolnya ketombean Mpok Tati tante seberang jalan Sudah menjanjikan Joni tuk bermalam Dengan imbalan telur setengah matang Tengah malam Joni asik berkencan Tak ingat pintu depan Di gedor gedor orang Ha ha hansip datang Membawa pentungan Joni kelimpungan masuk kolong ranjang Joni kesiangan

KISAH MOTORKU

Kisah Motorku Iwan Fals ( Album Canda Dalam Nada 1979 ) Hei bapak kopral saya datang mau lapor Tadi malam waktu saya sedang molor Telah kehilangan sepeda motor Dirumah teman saya yang bermata bolor Baik anak muda kuterima laporanmu Tapi mengapa kau lapor hari sudah bedug lohor Juga kenapa kau lapor Kok hanya pakai celana kolor Tunggu saja sebulan nanti bapak beri kabar Sekarang engkau boleh pulang Lama kutunggu kabar dari bapak kopral Kenapa nggak nongol-nongol Sehingga gua dongkol Lalu aku pergi menuju kantor polisi Tapi nggak jadi Sebab kabel listrik perut saya kortsleting Oh kiranya saya lupa setor tadi pagi Terpaksa sore hari saya baru pergi Kontrol Ternyata sepeda motor ada di garasi Kantor polisi Sudah tak beraki Sudah tak berlampu Tutup tengki hilang Kaca spion kok melayang Dia bilang waktu diketemukan Sudah demikian Memang tak beraki kok Memang tak berlampu kok Tutup tengki hilang Kaca spion kok melayang Bolehkah motor ini saya bawa pulang bapak kopral? Oh tentu saja boleh engkau bawa pulang Asal engkau tahu diri Mbok terima kasih
 
Images by Freepik